Never work before breakfast, if you have to work before breakfast, EAT breakfast FIRST - Josh Blings
Sebuah quote dari Josh Blings yang saya yakini benar, bahwa sarapan itu penting. Tak hanya penting, sarapan itu mutlak.
Saya adalah seorang ibu dengan putri berkebutuhan khusus akibat Congenital Rubella Syndrome. Akibar sindrom Rubella kongenital, putri saya mengalami keterlambatan motorik. Kemampuan motoriknya masih seperti anak enam bulan. Ia baru bisa tengkurap. Saat ini ia baru belajar duduk, padahal ia hampir berumur dua tahun. Untuk mengejar ketinggalan motoriknya, putri saya harus mengikuti sesi fisioterapi tiga kali dalam seminggu, masing-masing selama satu jam. Fisioterapi bersama terapis hanyalah kesempatan untuk mempelajari gerakan-gerakan latihan yang harus saya berikan pada putri saya sehari-hari di rumah. Ya, orang tua adalah terapis utama anak-anaknya. Saya melatihnya untuk duduk dengan memberi sedikit tarikan pada tangannya saat ia berada dalam posisi tidur, saya mendudukkannya di tampah berisi beras yang saya warnai supaya ia berlatih menggenggam untuk memperkuat motorik halusnya, dan masih banyak lagi. Bagi kita, tampaknya itu sepele. Apa sih susahnya menggenggam beras? Di mana sih letak kesulitan untuk duduk? Tidak bagi putri saya. Hal-hal tersebut tak semudah membalikkan telapak tangan. Dan sangat jelas bahwa latihan-latihan tersebut menguras energinya. Sering kali ia terlihat ngos-ngosan bahkan berkeringat di sesi latihan. Jika sudah begitu, serta-merta saya stop dulu latihannya dan mengajaknya beristirahat. Pernah saya tetap melanjutkan sesi latihan karena saya terburu nafsu ingin segera melihat putri kecil saya bisa duduk sendiri. Hasilnya? Berat badannya tidak naik dengan signifikan, cenderung stuck.
|
Latihan menggenggam dengan beras berwarna |
Jika sudah begitu, saya langsung merasa ciut. Saya bukan tipe ibu pengejar berat badan anak gila-gilaan. Tapi faktanya, saya memang masih perlu mengejar berat badan putri saya. Bagaimana tidak? Putri saya masih 8,5 kg saja padahal umurnya hampir dua tahun. Lalu bagaimana? Ternyata jawabannya adalah dengan memberinya sarapan sehat sebelum berkegiatan.
Sesuai dengan UU Kesehatan No 36 Tahun 2009 Pasal 128 Ayat 1 yang berbunyi, "Yang dimaksudkan dengan 'pemberian air susu ibu eksklusif' adalah pemberian hanya air susu ibu selama 6 bulan, dan dapat terus dilanjutkan sampai dengan 2 (dua) tahun dengan memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sebagai makanan tambahan sesuai dengan kebutuhan bayi," saya segera memberikan makanan untuk putri saya begitu umurnya menginjak enam bulan. Sejak umur enam bulan, sarapannya tidak lagi ASI, melainkan homemade MP-ASI. Sebenarnya saya dianjurkan untuk memberikan makanan instan yang katanya dapat menambah berat badan. Tapi saya tetap keukeuh memilih homemade food. Analoginya sama seperti jika saya makan mie instan setiap hari. Enak dan gurih, tapi apa sehat?
|
Homemade MP-ASI |
Ada beberapa aliran MP-ASI, di antaranya: aliran WHO, food combining, dan baby led weaning. Saya memilih aliran WHO, yaitu mendahulukan serealia karena tingkat alerginya paling rendah. Jadilah saya memberikan puree beras merah yang diencerkan dengan ASI perah (ASIP) sebagai menu pertamanya selama empat hari. Mengapa empat hari? Karena saya harus memantau apa makanan yang ia konsumsi menimbulkan reaksi alergi (walau sangat jarang ada kasus alergi serealia). Menu selanjutnya adalah puree beras putih dengan ASIP. Selama delapan hari, MP-ASI yang saya berikan hanya di pagi hari, yaitu untuk sarapan. Itu pun dengan tekstur yang amat encer. Baru di hari ke-sembilan, saya memberinya dua kali makan. Semua menu sarapan putri saya selalu saya catat agar jika terjadi reaksi alergi, saya tak perlu susah menebak apa yang menjadi alergennya.
|
Jadwal MP-ASI dua bulan pertama |
Masa awal MP-ASI tak terasa berlalu. Saya mulai memberikan menu yang lebih variatif. Saya memberikannya buah yang dilumat supaya lunak (kebetutulan motorik oral putri saya juga kurang baik). Saya bersyukur anak saya menggemari buah karena banyak vitamin yang terkandung di dalamnya. Kemudian saya juga memberikan red meat, ikan salmon, sayuran, tahu, tempe, dan telur ayam kampung yang baik untuk menghasilkan zat besi dan protein. Untuk karbohidrat biasanya bervariasi antara nasi, kentang, dan jagung. Belakangan ini menu favorit anak saya bertambah, yaitu oatmeal yang dicampur dengan plain yoghurt. Oatmeal yang mengandung karbohidrat baik dalam rangka mengejar ketinggalan berat badannya dan yoghurt baik untuk pencernaannya.
|
Puree apokat |
|
Puree apel |
|
Plain yoghurt + oatmeal |
|
Sup ikan salmon |
|
Bubur kacang hijau |
|
Nasi merah + bayam merah + kabocha + daging sapi |
Saya juga mengusahakan agar anak saya tak menjadi picky eater dengan cara memberikan MP-ASI tanpa tambahan gula dan garam sebelum ia berumur satu tahun untuk mengenalkan rasa alami. Itu juga karena kerja ginjalnya belum siap untun konsumsi gula dan garam. Baru saat ia berumur satu tahun saya mulai menambah gula dan garam, tanpa micin. Sebelumnya, saya menambah bahan alami seperti bawang putih, bawang bombai, serai, daun salam, dan kunyit untuk menambah rasa.
|
Tempe + daging + kembang kol diungkep dengan kunyit + serai + daun salam |
Kini saya selalu memberikan MP-ASI sehat sebagai sarapan untuk anak saya. Menu andalan saya untuk sarapan sehatnya adalah nasi dengan sup daging sapi, brokoli, wortel, dan kentang. Dobel karbohidrat untuk booster berat badan dan tenaganya sebelum latihan fisik. Tak lupa saya memberikan jus jeruk atau tomat sebagai pelengkap jika sarapannya mengandung red meat karena vitamin C di buah tersebut sangat berperan dalam penyerapan zat besi.
|
Jus jeruk |
|
Jus jeruk |
|
Jus tomat |
Setelah rutin mengonsumsi sarapan sehat tiap pagi, anak saya terlihat lebih bertenaga saat latihan motorik. Ia tak lagi cepat kecapaian. Malah kadang saya yang capai duluan. Sekarang anak saya sudah mulai bisa bertepuk tangan dan menahan posisi duduk lebih lama berkat MP-ASI sehat sebagai sarapannya yang memberikan ia energi untuk latihan. Belakangan ini anak saya juga sudah mulai bisa makan nasi tanpa harus saya lunakkan. Kemajuan-kemajuan yang cukup signifikan ini baru terasa setelah saya mengawali aktivitasnya dengan sarapan. Jujur saja, dulu kadang saya malas membuat MP-ASI untuk sarapannya. Jadi saya baru menyuapinya di siang hari. Saya juga bersyukur saya bersikeras memakai bahan alami tanpa pemanis dan micin sehingga ginjalnya sehat. Itu dibuktikan dengan cek fungsi ginjal tiga bulan silam. Saya yakin anak saya bisa mengejar ketinggalannya dan menjadi generasi bangsa yang sehat dan cerdas selama saya memberikan sarapan sehat setiap pagi. Salam semangat! Salam sarapan sehat! :)
|
Generasi sehat & cerdas berkat sarapan |
Love,
hickz,pingin cepet punya anak,biar bisa ngerasain mpasi yang heboh bagi mama san seruuuu ^^
ReplyDeletesukses ya mbk buat lombanya :)
Ini mamanya yang luar biasa , harus telaten ya demi anak. Paling stress memang kalau anak berat badannya kurang aku pernah mengalami waktu anak pertama
ReplyDelete@Mak Hanna: Amin, hayuk punya anak, yuk mari :D Aku bantu doa :)
ReplyDelete@Mak Lidya: Stress tingkat dewa, Mak. Imbasnya jadi uring-uringan dan gampang bete. Terus kata si Papih, yawis jangan terlalu dipikirin, sejak itu jadi bisa lumayan woles :D
Haii Ubii, makananmu kok enak. Tante mauu :p Sukses ya mak gess buat lombanya *hugs*
ReplyDeleteMasa kalo nggak enak dikasihin ke Ubii sih, ibu macam apa aku nanti. Bahahaha. Gaya amat -___- Padahal ini pun sebisaku doank. Hehehe. Amin, Mak Kitty, tapi nggak pede sih. Siap kalau kalah :p
ReplyDelete