Sumber |
Selamat Hari AIDS Sedunia. Happy World AIDS Day. HIV/AIDS. Sesuatu yang dulunya saya tahu hanya dari televisi atau berita. Sesuatu yang saya anggap ngeri. Sesuatu yang asing buat saya karena teman-teman saya nggak ada yang mengalami atau bergerak di kegiatan sosial seputar HIV/AIDS. Sesuatu yang hanya saya tahu sebatas, "Kalau kena HIV/AIDS pasti dijauhi." Sedangkal itu lah pemahaman saya. Semua itu berubah semenjak saya mengenal sesosok perempuan hebat yang terinfeksi HIV. Saya bilang dia hebat karena dia menjadikan statusnya yang terinfeksi HIV sebagai motivasi untuk berbagi, berkarya, dan mengedukasi sekitarnya tentang apa itu HIV/AIDS. Perempuan hebat ini bernama Ayu Oktariani.
Pertemuan Awal dengan Ayu Oktariani
Ayu Oktariani. Perempuan penyuka travelling dan membaca ini lahir pada 13 Oktober 1986 di Jakarta. Saya melihat sosoknya untuk yang pertama kali adalah di linimasa Twitter saya karena kami sama-sama menjadi finalis Kartini Next Generation Awards 2014. Sapaan ringan pada mulanya hanya berlangsung singkat di Twitter. Kami nggak punya cukup waktu untuk ngobrol langsung karena ia berhalangan hadir di acara penjurian Kartini Next Generation. Kami bertemu kali pertama di acara puncak Kartini Next Generation, nggak lama. Hanya sempat ngobrol ringan sedikit saja. Kesan pertama bertemu Kak Ayu adalah... ih ternyata kami sama-sama mungil! Hihihi. Tapi yang bertemu Kak Ayu pasti setuju kalau sorot mata Kak Ayu sangat bersahabat. Meski ia sudah punya segudang kegiatan keren, sama sekali nggak ada kesan sombong padanya. Puji syukur, persahabatan kami nggak berhenti di situ. Kami bisa terus keep in touch via WhatsApp dan Path. Dan dari situ lah saya mengenalnya lebih jauh.
Ayu Oktariani dan HIV
Ya, Kak Ayu hidup dengan HIV. Ia sudah hidup dengan HIV sejak tahun 2009 karena tertular dari alm. suaminya yang pernah memakai NAPZA jenis putaw. Yang Kak Ayu rasakan saat itu... jelas limbung. Bingung bagaimana menjalani hidup dengan kenyataan baru yang kurang menyenangkan. Punya HIV dalam tubuhnya. Ditinggalkan suami yang ia sayangi. Tetap harus kuat menjalani kehidupan karena memiliki seorang anak perempuan cantik yang butuh kasih sayang. Di tengah kebingungan dan perjuangan menerima kenyataan, Kak Ayu harus putar otak bagaimana agar dapat melakukan serangkaian pemeriksaan yang nggak murah. Banyak sekali pemeriksaaan yang ia jalani. Banyak pula terapi yang ia lakukan. Kak Ayu bilang, "Butuh kekuatan mental dan kesungguhan hati. Prioritas utamaku adalah niat untuk hidup sehat dan bahagia." Di tahun 2009, berat badan Kak Ayu pernah hanya 25 kg. Berbekal prioritas utamanya, kini berat badan Kak Ayu sudah baik, di angka 50 kg.
Menurut Kak Ayu, hal yang paling nggak nyaman adalah stigma dan diskriminasi dari masyarakat. Kita tentu menyadari bahwa masih banyak sekali orang yang mengaitkan HIV/AIDS dengan persoalan moral dan perilaku. Banyak sekali masyarakat yang masih berpikir bahwa ODHA berarti punya kehidupan yang nggak baik. Itu yang dialami Kak Ayu. Tahun 2009, Kak Ayu sempat dipecat dari pekerjaannya karena perusahaannya takut bahwa HIV Kak Ayu dapat menular kepada karyawan lainnya. Selain stigma negatif yang melekat, ada hal lain lagi yang membuat Kak Ayu sempat down. Seperti yang kita tahu, tubuh ODHA rentan dengan penyakit. Kak Ayu mudah sekali jatuh sakit dan perlu waktu yang cukup lama untuk sembuh karena kekebalan tubuhnya nggak stabil.
Titik Balik & Aktivitas Positif Ayu Oktariani
Kak Ayu mulai bergabung dengan kelompok-kelompok ODHA di mana ia mendapat informasi dan dukungan psikososial yang nggak ia dapat dari tempat lain. Di situ, ia melihat bahwa ternyata ada banyak teman ODHA di Indonesia yang tetap hidup sehat, hidup puluhan tahun, dan bahkan memutuskan untuk kembali ke masyarakat, menikah, serta memiliki keturunan. Pelan-pelan Kak Ayu bisa move on. Kak Ayu berprinsip bahwa ia harus sehat supaya putri semata wayangnya juga sehat. Nggak hanya itu. Akhirnya Kak Ayu memutuskan untuk mengabdikan dirinya untuk tergabung dalam gerakan dan aksi positif yang berkaitan dengan HIV/AIDS.
Saya bilang kegiatan Kak Ayu keren. Kenapa? Kak Ayu ini adalah Public Campaigner untuk Indonesia AIDS Coalition (IAC). Dalam perannya ini, ia punya tugas untuk melakukan kampanye HIV/AIDS pada publik baik via online dan offline. Secara online, Kak Ayu menggunakan media sosial seperti Twitter, Facebook, Instagram, dan website. Kegiatan offline nya, banyak! Ada gathering dan exhibition di beberapa event yang punya ruang publikasi yang luas. More info about IAC, klik di sini.
Kak Ayu dalam International Congress on AIDS in Asia and the Pacific di Bangkok |
Kegiatan Kak Ayu nggak berhenti di situ. Saat ini, Kak Ayu juga aktif sebagai Dewan Nasional di Ikatan Perempuan Positive Indonesia (IPPI). IPPI sendiri adalah jaringan nasional pertama untuk mewadahi para perempuan yang hidup dengan HIV atau mendapat dampak dari HIV di Indonesia. More info about IPPI, klik di sini. Eits, kegiatan positif Kak Ayu masih ada lagi loh. Ia juga aktif sebagai Focal Point di YouthLEAD mewakili perempuan muda yang hidup dengan HIV. Bersama YouthLEAD, Kak Ayu melakukan serangkaian kampanye di regional Asia Pasifik. More info about YouthLEAD, klik di sini. Kak Ayu juga tergabung dalam Fokus Muda yang lebih fokus pada kampanye HIV/AIDS di Indonesia. More info about Fokus Muda, klik di sini.
Kak Ayu dalam International AIDS Conference di Melbourne (Sumber) |
ODHA Berhak Sehat
Saya baru pertama kali mendengar tentang IAC, IPPI, dan Fokus Muda. Yang saya tahu hanya @ODHABerhakSehat (OBS) karena Kak Ayu melenggang ke Kartini Next Generation atas nama OBS. Apa itu OBS? Yuk kita kenalan sama OBS. Jadi, OBS adalah sebuah gerakan yang lahir dari kepedulian teman-teman yang hidup dengan HIV. Gerakan yang lahir pada tahun 2010 ini memiliki misi untuk mengkampanyekan informasi tentang HIV/AIDS seluas-luasnya melalui berbagai media dan ruang publik. OBS sudah semakin berkembang saat ini sehingga OBS bisa berjejaring dengan banyak kampanye isu, antara lain: isu NAPZA, isu pekerja seks, isu LGBT, dan isu perempuan & anak. OBS ingin dapat memberikan pemahaman secara konsisten dan kontinyu supaya masyarakat STOP memberikan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA. Kak Ayu sendiri saat ini adalah salah satu tim inti dalam OBS, sebagai administrator untuk hampir semua kegiatan OBS serta menjadi jembatan antara masyarakat, pemerintah, dan komunitas yang terdampak HIV/AIDS. Keren, kan? :)
Ayu Oktariani & Mimpi-Mimpinya
Kak Ayu jelas bukan orang yang hidup di masa lalu. Hidupnya adalah sekarang. Saat ini. Tiap hari ia mengisi harinya dengan hal-hal yang positif dengan rasa syukur. Selain aktif di berbagai gerakan, Kak Ayu banyak menulis. Lewat tulisannya, ia mengedukasi masyarakat. Ia menjadi duta bagi dirinya sendiri dan berseru, "ODHA juga sama dengan kalian. Kita hanya dibedakan oleh virus."
Ditanya soal mimpi, Kak Ayu bilang bahwa mimpinya adalah bisa membahagiakan keluarganya, khususnya putri tunggalnya. Untuk HIV/AIDS, Kak Ayu ingin supaya penanggulangan HIV/AIDS pada ibu dan anak bisa lebih terfokus dan menyatu dengan layanan kesehatan ibu dan anak yang telah ada. Ia juga berharap agar pemerintah lebih peduli pada persoalan ibu dan anak yang terdampak HIV/AIDS. Kak Ayu sedang berjuang ke arah sana.
Ditanya soal edukasi dan pesan terkait HIV/AIDS, Kak Ayu menjawab dengan cukup lengkap. Berikut jawabannya:
Sebenernya aku pengen banget ODHA juga bisa hidup dengan setara dan adil. ODHA juga manusia yang punya hak untuk hidup, sehat, bekerja, sekolah, dan bermasyarakat. Selain itu, pemeriksaan HIV juga penting. Pemeriksaan HIV bukan hanya karena kita beresiko, tapi semestinya disosialisasikan menjadi bagian dari pemeriksaan kesehatan. Saat kita melakukan pemeriksaan HIV dan hasilnya positif, maka kita bisa mengupayakan perilaku hidup sehat dan juga menginformasikan pada lebih banyak orang tentang pemeriksaan HIV. Jika pemeriksaan HIV dengan hasil positif nggak terlambat, kita bisa segera memulai terapi sebelum tubuh memasuki fase AIDS. Dengan itu, pemulihan kesehatan akan lebih cepat dan stabil. Kita jadi bisa melindungi pasangan dan keluarga untuk tetap sehat dan tidak terinfeksi.
Ayu Oktariani di Mata Saya
Saya banyak bertemu dengan orang baik dan hebat yang melakukan banyak aksi positif. Mereka mengembangkan potensi baik yang memang sudah ada pada mereka. Namun, orang-orang yang melakukan aksi positif dengan berangkat dari pengalaman kurang menyenangkan belum banyak saya temui. Kak Ayu adalah contoh dari orang-orang yang mengubah kejadian kurang mengenakkan menjadi kekuatannya. Bagi saya, Kak Ayu adalah panutan. Dari Kak Ayu, saya belajar menerapkan moto 'Live to the fullest.' Nggak perlu menengok ke masa lalu. Nggak perlu lama-lama meratapi kesedihan. Kita selalu punya kekuatan untuk menjadikan peristiwa apa pun menjadi sesuatu yang menguatkan dan bermanfaat bagi diri kita sendiri dan (semoga) orang lain selama kita MAU.
Kak Ayu banyak mengisi Path nya dengan cerita-cerita ceria. Selain isu HIV/AIDS, banyak hal-hal personal yang juga ia share. Di antaranya: ia belajar memasak, ia ikut kegiatan lari bersama putrinya, ia menyemangati suaminya yang tengah bekerja di luar kota (Yes, Kak Ayu is now married and living a happy marriage. Yeay!), dan masih banyak lagi. Sesekali mengeluh, wajar. Namanya juga manusia. Tapi kebanyakan isi Path nya adalah rasa syukur dan kegembiraannya menjalani hari-harinya.
Ayu Oktariani, live your dream. Berbahagialah selalu. Terima kasih untuk inspirasi yang Kak Ayu tunjukkan. I am a proud friend. :)
This is (person with) HIV looks like: cheerful, optimistic, and precious |
Tulisan ini untuk semua teman dengan HIV/AIDS. Majulah terus. Keep your heads high. Lotta respect and love! :))
PS: Kak Ayu senang berteman dengan banyak orang. Ia akan senang kalau disapa di Facebook, Twitter, dan blog nya. :)
Thanks for writing this mommy ubiiiii....
ReplyDeleteI LOVE YOU MWACH! :*
Love ubiii jugaaa :* :*
peluk mbak ayu', orang-orang hebat yang selalu menginspirasi dan membuat semangat yang pudar untuk berkumpul kembali. Terimakasih mami ubi, yg sudah memperkenalkan dengan orang hebat seperti mbak ayu.. love u dah mbak ayu dan mami ubi (orang-orang yang dipenuhi semangat dan rasa syukur) :*
Deleteayu hebat ^^
DeleteLove you too kakak ^^
Deletesosok yang luar biasa memang...so good to hear more cheerful and optimistic people are fighting for noble cause for their precious lives and loved ones. Makasih sudah share mamii Ubii...cheers..
ReplyDeleteYou are definitely one of them, Mak In. Proud of you! :))
DeleteMerinding aku bacanya, Mak. Hebat ya beliau. Aktif dan ceria. Aku aja yang sehat seringnya pasif dan galau mulu. Duuuududududududu.... semangat ah. TFS, Mak Ubii :)
ReplyDeleteMari kita semangat sama-sama, Mak Niaaaa :*
Deletewaahhh hebaaattt, inspiratif sekali kak ayu ini mami ubi..tq 4 sharing mak
ReplyDeleteIya, Kak Ayu inspiratif banget. Jadi makin inget kita harus selalu semangat ya, Mak :))
DeleteLuar biasa ya kak ayu ini. Jd inget jaman msh aktif jd relawan PKBI dulu aku jg punya bbrapa tmn yg HIV positif. Ada jg yg krn drugs en ada jg yg cm korban ketularan dr suami yg suka jajan. Tp makin kesini kasusnya malah makin banyak. Tetangga dekat rumah waktu msh tinggal sedayu ada yg meninggal krn AIDS sementara istrinya msh hidup sampe skrg dan positif HIV jg. Istrinya itu tmn arisanku mak. Tp sejak dinyatakan positif jd menutup diri n ngga mau ikut arisan lg. HIV skrg ada dimana-mana, pasien yg berkunjung ke puskesmasku aja ada beberapa yg positif dan rata2 msh muda. Kita memang hrs waspada tp juga nggak boleh mengucilkan penderitanya. Nice share mak gres^^
ReplyDeleteDulu Mak Ari di PKBI toh ternyata? Sama Mas Gama itu yah? Setuju, nggak boleh mengucilkan penderitanya :))
DeleteMereka berhak hidup...
ReplyDelete..dengan bahagia ;))
DeleteSalut dengan semangat nya Ayu, suaminya ODHA juga????
ReplyDeleteSetuju banget sama Mami Ubii... Kita perlu mendukung hak-hak ODHA untuk hidup setara dengan manusia lainnya. Adanya pemeriksaan HIV harusnya bukan untuk memberi kesenjangan, tapi lebih kepada upaya deteksi dan pengobatan dini. Semoga dari tahun ke tahun, stigma dan diskriminasi terhadap ODHA makin memudar :')
ReplyDelete