Dear Ibu dengan anak berkebutuhan khusus,
Halo, apa kabar. Bagaimana kabar hari ini? Ada cerita baru apa tentang anak-anak spesial kita? Hari ini kita peringati bersama sebagai Hari Ibu. Adakah yang berbeda dari hari-hari biasanya? Rasanya enggak ya. Kita tetap terbangun dari tidur dengan seuntai doa semoga hari ini anak-anak kita bersemangat menjalani terapi dan menelan obatnya.
Baca: Mendorong Anak Menikmati Fisioterapi
Bibir kita tetap ndower dan suara jadi serak karena harus sering melatih pendengaran anak tuna rungu kita. Boyok dan pinggang tetap pegal karena anak difabel kita masih harus digendong ke mana-mana. Harapan agar Tuhan memurahkan rezeki suami-suami kita masih tetap terucap dalam hati supaya pengobatan dan terapi buah hati nggak berhenti. Bensin atau ongkos transportasi masih rutin terpakai untuk mengantar anak-anak kita menjemput upaya kesehatannya. Tapi, sadarkah kalian? Itu semua terbayar ketika melihat anak-anak kita tidur dengan nyenyak dalam dekapan kita usai kita melantunkan lagu, firman, atau ayat sesuai keimanan kita.
Baca: Mendorong Anak Menikmati Fisioterapi
Bibir kita tetap ndower dan suara jadi serak karena harus sering melatih pendengaran anak tuna rungu kita. Boyok dan pinggang tetap pegal karena anak difabel kita masih harus digendong ke mana-mana. Harapan agar Tuhan memurahkan rezeki suami-suami kita masih tetap terucap dalam hati supaya pengobatan dan terapi buah hati nggak berhenti. Bensin atau ongkos transportasi masih rutin terpakai untuk mengantar anak-anak kita menjemput upaya kesehatannya. Tapi, sadarkah kalian? Itu semua terbayar ketika melihat anak-anak kita tidur dengan nyenyak dalam dekapan kita usai kita melantunkan lagu, firman, atau ayat sesuai keimanan kita.
Dear Ibu dengan anak difabel,
Hari ini nggak ada perayaan apa-apa. Tapi, saya ingin mengajak kalian semua mencantumkan doa. Doa agar anak-anak hebat kita kelak dapat mandiri dan berjuang untuk bertahan. Doa agar kelak pemahaman masyarakat mengenai anak berkebutuhan khusus menjadi lebih baik. Doa agar masyarakat nggak lagi melabeli stigma dan diskriminasi pada anak-anak kita hanya mereka memiliki kondisi yang berbeda dari anak pada umumnya. Doa agar masyarakat nggak lagi memanggil anak kita cacat, namun difabel, karena istilah difabel jelas lebih menunjukkan empati. Karena difabel berarti different ability.
Baca: Jangan Ucapkan 10 Hal Ini Pada Orangtua Anak Berkebutuhan Khusus
Baca: Jangan Ucapkan 10 Hal Ini Pada Orangtua Anak Berkebutuhan Khusus
Dear Ibu dengan anak berkebutuhan khusus,
Jangan pernah berharap anak-anak berkebutuhan khusus kita akan menjadi anak yang kuat, penuh semangat, dan percaya diri jika kita saja sebagai ibunya belum mampu seperti itu. Jangan pernah bermimpi anak-anak difabel kita akan menjadi anak yang ikhlas jika dikata-katai jika kita saja sebagai ibunya masih saja mudah tersinggung dan marah jika mendengar celaan yang ditujukan pada kekurangan anak-anak kita.
Baca: Diari Papi Ubii #1: Through Those Darkest Hours, I Found Home
Jangan salah, saya bukannya bilang bahwa merasa tersinggung, marah, atau sedih itu bukan hal yang lumrah. Tentu itu sangat lumrah, karena kita hanya manusia biasa dengan perasaan. Apalagi kita sendiri yang mengandungnya sembilan bulan, menyusuinya, merawatnya, dan membesarkannya. Namun, tolonglah, nggak perlu membawa sakit hati kita pada mereka yang mencela anak-anak kita dengan doa dan harapan agar mereka mendapat balasan setimpal. Nggak perlu lah kita jadi mendoakan agar mereka kelak mempunyai anak berkebutuhan khusus juga agar mereka bisa merasakan perjuangan kita. Nggak perlu seperti itu. Kalau kita mau belajar berpikir panjang, coba pikirkan. Jika kita dianugerahi anak-anak normal, apakah kita juga bisa sepeduli ini pada isu difabel? Apakah kita juga bisa sepaham ini mengenai bagaimana berinteraksi dengan para orangtua anak difabel agar nggak ada salah kata, ucap, dan tingkah laku? Mungkin tidak.
Baca: Diari Papi Ubii #1: Through Those Darkest Hours, I Found Home
Jangan salah, saya bukannya bilang bahwa merasa tersinggung, marah, atau sedih itu bukan hal yang lumrah. Tentu itu sangat lumrah, karena kita hanya manusia biasa dengan perasaan. Apalagi kita sendiri yang mengandungnya sembilan bulan, menyusuinya, merawatnya, dan membesarkannya. Namun, tolonglah, nggak perlu membawa sakit hati kita pada mereka yang mencela anak-anak kita dengan doa dan harapan agar mereka mendapat balasan setimpal. Nggak perlu lah kita jadi mendoakan agar mereka kelak mempunyai anak berkebutuhan khusus juga agar mereka bisa merasakan perjuangan kita. Nggak perlu seperti itu. Kalau kita mau belajar berpikir panjang, coba pikirkan. Jika kita dianugerahi anak-anak normal, apakah kita juga bisa sepeduli ini pada isu difabel? Apakah kita juga bisa sepaham ini mengenai bagaimana berinteraksi dengan para orangtua anak difabel agar nggak ada salah kata, ucap, dan tingkah laku? Mungkin tidak.
Mari kita ubah doa kita menjadi, "Semoga mereka mendapat pemahaman lebih baik tentang anak difabel." Memang sakit sekali rasanya hati ini jika mendengar, membaca, atau melihat celaan atau hinaan yang dialamatkan pada anak-anak difabel kita. Betul, sakitnya tuh di sini *ala Cita Citata*. Tapi, perlakuan buruk dari seseorang pada kita sama sekali BUKAN alasan kita harus berlaku buruk juga pada mereka untuk membalas, bukan? Amanah kita sebagai ibu dengan anak berkebutuhan khusus memang nggak mudah. Tapi saya yakin, kita akan melewati ini. Semoga. Sudah berapa lama kita belajar menabung kesabaran dan keikhlasan? Ketika anak-anak kita dicela, itulah saat yang paling tepat untuk mempraktikkan dan mengeluarkan tabungan kesabaran kita. Setuju nggak?
Baca: Ikhlas Memiliki Anak Berkebutuhan Khusus
Baca: Ikhlas Memiliki Anak Berkebutuhan Khusus
Dear Ibu dengan anak spesial,
Saya selalu meyakini bahwa Tuhan memberikan amanah ini dengan tujuan baik. Tuhan percaya bahwa kita mampu. Tuhan ingin kita lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Nggak semua orang diberi kesempatan ini. Mari kita manfaatkan sebaik-baiknya mumpung kita masih punya usia di dunia fana ini. JANGAN pernah berpikir bahwa mereka adalah aib, azab, hukuman, dan lain sebagainya. BUKAN. Mereka adalah anugerah. Mereka adalah guru kehidupan yang akan mengajarkan kita begitu banyak pelajaran moral, yang mungkin nggak kita dapatkan di bangku pendidikan. Pelajaran moral, kesabaran, keikhlasan, dan empati seperti ini adalah mahal harganya. Syukurilah kita bisa belajar bersama.
Anak-anak kita adalah spesial karena mereka punya kebutuhan khusus. Mari kita bergandengan tangan untuk membawa makna 'spesial' menjadi hal yang lebih baik dan positif lagi. Mari jadikan makna 'spesial' pada anak-anak kita bukan hanya karena disabilitasnya, melainkan karena mereka tetap akan menjadi manusia yang mandiri dan punya daya juang walaupun mereka memiliki kekurangan. Ini adalah PR panjang. Kadang-kadang saya pun nggak yakin apakah saya akan sanggup. Tapi, bukankah di situ lah esensi persahabatan dan persaudaraan kita, supaya kita bisa saling menguatkan? Menguatkan, bukan saling membully. Menyemangati, bukan saling mengkritik.
Semua itu, bukan untuk kita. Namun, untuk anak-anak spesial kita. Semoga mereka bisa menjadikan ke-spesial-an mereka memiliki makna yang lebih baik lagi.
Selamat Hari Ibu untuk semua ibu yang dianugerahi anak-anak berkebutuhan khusus. Kalau kemarin kita bisa bertahan, maka hari ini, besok, bulan depan, tahun depan, dan seterusnya kita PASTI akan tetap dapat bertahan. Dengan senyuman. Dengan keikhlasan. Bukan dengan harapan dan balasan kutukan agar orang lain merasakan apa yang kita rasakan. Tegakkan kepala dan percayalah bahwa kita nggak sendirian. Kita lebih kuat dari yang kita duga. Kita sudah melakukan yang terbaik untuk mereka. Mari berdamai dengan diri kita sendiri.
Selamat Hari Ibu untuk semua ibu yang dipercaya mengasuh anak-anak berkebutuhan khusus. Jika kita ingin anak-anak kita kuat, mari tunjukkan terlebih dahulu bahwa kita adalah ibu yang kuat.
Baca: Dear Special Needs Parents, Mari Tegakkan Kepala!
Children see, children do.
Baca: Dear Special Needs Parents, Mari Tegakkan Kepala!
Children see, children do.
Terima kasih, mak, sudah membuat postingan yg menyentuh dan membuka mata :)
ReplyDeleteSemoga Tuhan selalu melingkupi kita dengan segala kebaikan.
Amiiinn doanya, Mak :))
DeleteTulisan indah yang menguatkan :)
ReplyDeleteTerimakasih telah berbagi
Terima kasih sudah mampir, Mak :))
DeleteSelamaat hati ibu mak ges, tetap kuat, tetap tangguh dan menginspirasi lebih banyak lagii... Hugss
ReplyDeleteSelamat Hari Ibu juga ya, Mak Noe. Amiinn doanya :))
DeleteSelamat Hari Ibu juga ya, Mak Noe. Amiinn doanya :))
DeleteAamiin ..... semoga semua yang dituliskan di sini bisa menyemangati semua ibu dengan anak spesial.
ReplyDeleteAmiinnn Kak :)
DeleteSelamat hari ibu mi ubii.... tetap semangat.. tetap kuat dan ikhlas menjalani peran yg Tuhan anugrahkan padamu ...
ReplyDeleteTerus menginspirasi ya mak ...
Sun syang for dearest ubii :*
Happy Mothers Day too Mak Munaa. Sun sayang balik dari Ubii yaaa :*
DeleteSelamat hari ibu, Mak..
ReplyDeleteSmg ibu2 selalu diberi kesehatan dan kekuatan mengurus keluarga.
Amiiinnn :*
Deleteselamat hari ibu, mak Grace...
ReplyDeleteSelamat Hari Ibu juga maakk ^^
DeleteSaya ibu berkebutuhan khusus, salam kenal Mak
ReplyDeleteSalam kenal juga ya Mak Tizara :)
DeleteHappy Mothers Day too ci Paula :))
ReplyDeleteMom Ubii postingan yang mencerahkan dan menyemangati, semangat terus yoo, kapan dolan semarang, tak traktir tahu petis siji, kan irits hihihi
ReplyDeletehappy mother day mommy ubi
ReplyDeleteSo touching Mami Ubii. Telat aku bacanya, hiks. Ubiii is so lucky to have you, and you are so lucky to have Ubii too
ReplyDeleteAamiin untuk semua harapan & doa2mu ya Gess. :)
ReplyDeleteselamat hari ibu ya Mbak...tambah semangat :)
ReplyDeleteSelamat hari ibu, semoga di hari ibu yang akan datang hari2 kita akan lebih baik. :)
ReplyDeleteHari ibu mungkin bisa kita jadikan sebagai hari mengistimewakan ibu kita ya? ayodeal
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeletehari ibu merupakan ghari yang baik untuk kita tapi menurut saya tiap hari adalah hari ibu tanpa ibu kita bukan apa-apan, ilhamshare
ReplyDeleteIni sudah pertengahan tahun,, sebentar lagi sudah desember dan Hari Ibu lagi. saya sangat suka, saat hari ibu pasti terasa tersentuh hati ini jika mengucapkannya kepada ibu.. makasih ya.. saya tunggu update ucapan hari ibu selanjutnya.. pasti bagus :)
ReplyDeleteTerharu bacanya ges :). Tulisannya baguuus.. Semoga semua ibu, terutama yg memiliki anak spesial, selalu sabar, tetep semangat, dan selalu bangga menjadi seorang ibu dr anak berkebutuhan khusus :).
ReplyDeleteselamat hari ibu ya mbak gesi...pastinya ladang pahala mbak gesi banyak ya..sy yakin Tuhan tidak akan memberikan cobaan melebihi kekuatan mahkluknya.Tuhan itu yakin kalau mbak gesi kuat. semangat ya mbaaaak
ReplyDeletehappy mother day mom gesi :)seperti biasanya tulisannya bikin aku berbinar binar..kita memang harus KUAT dan LEBIH KUAT..God bless :)
ReplyDeleteAku nangis
ReplyDeleteThis is couraging, Mbak. Ubi will be a great girl that makes us all proud with her. Because she's special in any way <3
ReplyDeleteSelamat Hari Ibu Mommy Ubii dan Aiden, terus menginspirasi untuk perempuan-perempuan Indonesia, khususnya ibu yang memiliki anak spesial :)
ReplyDeleteselamat hari ibu mammii ubi dan aiden cimol tahu bulat limaratusan yg menggemaskan :D
ReplyDeleteKalian sungguh, para ibu hebat
ReplyDeleteselamat hari ibu ... tetap semangat dan tetap tegar menjalani hidup ini ... :)
ReplyDeleteMbak grace kereennn...salut ama mbak grace...hebat juga buat mama2 dengan anak2 spesial need lainnya. Kalian ibu hebat untuk anak2 hebat... #jadi melow bacanya ðŸ˜
ReplyDeleteOh ya mbak grace met ulang tahun ya, tetap semangat dan sehat selalu untuk ubii dan aiden
thank you mak gesi inspirasinya...
ReplyDelete