KEB: Keluarga Emak Blogger

Pertama kali saya tau tentang KEB adalah saat saya nggak sengaja membaca tweet teman saya dengan hashtag #UpdateEmak sambil mention akun Twitter KEB. Karena pada dasarnya saya dikaruniai bakat kepo, jadi saya cari tau dong, apaan tuh KEB. Oh, ternyata komunitas blogger untuk perempuan, toh. Berhubung saat itu saya sedang mulai ngeblog lagi setelah vakum sekian lama sejak kuliah, saya jadi pengen gabung. Yang ada di pikiran saya saat itu hanya, iseng-iseng saja.

Singkat cerita, saya segera message Mak Sary Melati untuk minta gabung dan disetujui. Horeeee. And, there I was, being the member of KEB since 2013. Pertama gabung ya standard aja. Saling ngepost link blogpost di Wall KEB, saling mengkomen, dan saling blogwalking. Pelan-pelan, saya mulai merasa bahwa para Emaks di KEB ini nggak sekedar mampir ke blog saya. Tapi, mereka (berusaha ikut) merasakan perjuangan saya mengasuh Ubii, menyemangati, dan mendoakan. Siapa sih yang nggak senang saat membaca kalimat-kalimat doa kebaikan untuk anak kita yang sedang berjuang? Pasti senang lah ya. Terharu juga. Padahal kan nggak kenal beneran. Padahal kan belum pernah ketemu. Padahal ini dan padahal itu.

Saya akhirnya berkesempatan menerbitkan buku tentang perjalanan mengasuh Ubii dalam buku berjudul Letters to Aubrey. Mengingat betapa Emak Blogger sangat suportif dan ikut mendoakan selama ini (baik lewat komen blog dan jalur pribadi), rasanya nggak mungkin saya nggak menyebutkan KEB dalam ucapan terima kasih saya di buku Letters to Aubrey. Saya menanyakan pada Mak InJul, apakah boleh. Mak InJul menjawab boleh banget. Ah, syukurlah diizinkan. Yah, memang hanya ungkapan terima kasih sederhana yang bisa saya lakukan. Semoga sudah cukup untuk KEB tau bahwa saya sangat berterima kasih atas dukungan mereka.

Bulan April 2014, saya menerima Special Awards Kartini Next Generation 2014 dari Kominfo. Apakah saya bisa dapat penghargaan itu karena saya sudah pede abis dengan pencapaian saya? Enggak sama sekali. Saya memang pengen daftar, tapi nggak berani. Adalah Mak Fita Chakra, yang biasa saya panggil Kak Fita, yang mengompori saya untuk memberanikan diri. Akhirnya saya memang jadi lebih berani untuk mendaftar. Sampai di acara puncak Kartini Next Generation, dukungan KEB masih sangat begitu terasa. Seperti yang saya ceritakan di sini, melihat KEB berkumpul di acara puncak dengan ramai dan berisiknya, saya yang anak katrok ini merasa punya keluarga di Jakarta.

Yang paling berkesan selama berada dalam lingkaran KEB adalah betapa kami para anggota dapat bersaing dalam sebuah lomba blog dengan kompetitif namun juga tetap suportif. Sudah bukan hal baru jika ada Emak yang ikut lomba lalu minta blogpost nya disamperin dan dikomenin sebagai bentuk dukungan. Saya juga sering tuh minta dukungan yang kayak gitu. Sampai saat ini, puji syukur, ada saja Emaks yang betul-betul jadi mampir ke blogpost yang saya lombakan lalu meninggalkan komentarnya. Kalau pun akhirnya saya kalah, saya lebih rela kalah sama Emaks Blogger daripada sama blogger lain. Hehehehe. Nggak tau kenapa. Mungkin karena kalau yang menang itu temen sendiri, kita bisa jadi ikut bahagia. Yah nggak mungkin nggak ada rasa kuciwa sama sekali. Pasti tetap ada dong. Tapi, itu nggak lama. Ya itu tadi, kalau yang menang adalah temen sendiri, saya bisa ikut senang atas keberhasilannya. Yang langganan mau bantu-bantu saya untuk urusan ini ada Budhe Lies, Mak Ardiba, Mak Arifah, Mak Lianny, dan lagu-lagi saya nggak bisa sebut semuanya.

KEB memang komunitas blogging. Tapi, kehangatan dan kekeluargaannya begitu terasa. Ada saja perhatian-perhatian yang ditunjukkan oleh Emaks ini. Saat saya menunggui Ubii yang sedang opname, saya ditemani oleh Mak Echa Cucuth di WhatsApp. Saat dulu Papi Ubii pernah nggak ada kabar saat sedang naik gunung, Mak Mira langsung mengirim doa lewat WhatsApp. Perhatian paling baru yang terasa adalah dari Mak Lusi yang menanyakan hasil tes pendengaran Ubii beberapa hari yang lalu. Sebetulnya sih banyak ya. Tapi kalau saya ceritakan satu-satu, bakal panjang banget ini tulisan. Hehehe.

Kehangatan kebersamaan nggak hanya terasa di dunia virtual, tapi saat kami berkumpul dalam kegiatan offline bersama. Karena saya tinggal di Jogja, jadi ya baru kumpul-kumpulnya dengan Emak Blogger Jogja saja. Seru loh!

Saya juga belajar tentang berapa harga yang pantas dari Emaks Blogger. Job dengan fee ter-fantastis yang pernah saya terima, adalah berkat masukan dari Mami Elisa Koraag. Kalau nggak ada Mami Icha, saat itu hampir saja saya mengajukan permintaan fee separuhnya atau malah seperempatnya saja. Urusan bagi-bagi ilmu dan info begini juga saya dapat dari Pungky, Idah, Mak Lidya, Mak Isti Jempol, dan masih banyak lagi. Maaf lagi nggak saya sebut semua, panjang euy!

Sebagai komunitas yang terhitung masih muda, di mata saya KEB sudah menunjukkan eksistensi nya dengan cara yang positif. Tentu ini nggak lepas dari keuletan para Emaks yang ada di jajaran board. So, thumbs up! Menurut saya, Emaks Blogger yang banyak nongol di KEB sudah cukup banyak, tapi yang masih malu-malu kayaknya lebih banyak. Gimana ya caranya supaya kalau bisa tuh semua Emaks bisa berani nongol dan cuap-cuap di KEB? Mungkin kalau ada acara-acara, bisa menunjuk Emak-Emak baru untuk jadi koordinatornya. Bukan Emak-Emak lama yang memang sudah aktif dan dikenal di KEB. Supaya semua anggota bisa merasakan sense of belonging. Supaya nggak ada anggapan kalau KEB hanya milik Emak-Emak itu-itu saja. Tapi, tentu saja Emak yang baru tetap didampingi oleh Emak yang sudah berpengalaman menjadi koordinator, supaya Emak baru ini bisa bertanya kalau ada yang dibingungkan.

Di KEB juga ada reminder untuk Emaks yang memposting blogpost jualan atau promosi. Beberapa kali saya melihat ada yang diingatkan untuk urusan itu. Gimana kalau di akhir kata-kata yang mengingatkan diberi tambahan smiley :) atau ;) atau ^_^? Hehehe. Supaya nggak terkesan galak-galak amat atau serius-serius amat. Jadi tetap friendliness yang dominan terasa. Saya sendiri kalau diingatkan tanpa ada emoticon senyum, jadi suka nggak enak sendiri. Jadi rikuh banget rasanya dan takut. Hehehe. Dan saya yakin, KEB pasti lebih ingin membuat anggota nya merasa nyaman dan dirangkul, diingatkan untuk kebaikan, bukannya merasa rikuh dan nggak enak sendiri setelah diingatkan. Maaf ya kalau sotoy. Bawaan orok, bok.

Oh ya, ada satu lagi perasaan positif yang saya rasakan di KEB. Ketika ada gathering bersama Emaks Blogger, mayoritas Emaks adalah Muslim. Tapi, saya nggak pernah tuh sekali pun merasa sendiri. Saya tetap bisa nyambung dengan mereka. Mereka juga mengobrol hal-hal umum sehingga saya bisa ikut nimbrung dan nggak cengok sendiri. Intinya: Emaks Blogger menghargai perbedaan dengan semangat persahabatan. Dan untuk itu, angkat topi setinggi-tingginya. Salut dan bangga bisa tergabung di dalamnya.

Untuk ke depannya, saya ada masukan satu lagi. Tadi udah ya sebenernya. Ini kelupaan. Hihihi. Jika di waktu yang akan datang diadakan ajang Srikandi Blogger lagi, saya berharap kriteria penentuan pemenang di-share untuk bisa diketahui oleh Emaks Blogger lain. Bukannya saya nggak percaya dengan keputusan para Emak Juri loh. Saya percaya banget. Para Emak Juri tentu lebih jeli melihat kapasitas masing-masing finalis. Share kriteria pemenang yang saya usulkan ini lebih agar semua Emaks Blogger yang lain BISA ikut belajar, terutama dalam urusan blogging. Untuk saya dan kami-kami yang sudah mengenal para Srikandi, sebetulnya kami bisa menebak-nebak, karena kami bisa melihat kiprah mereka di KEB. Tapi, bagaimana yang belum kenal dengan para Srikandi? Saya yakin pasti ada yang bertanya-tanya. Bertanya-tanya di sini maksudnya bukan iri ya. Tapi, sekali lagi, ingin belajar dan mencontoh, untuk perbaikan diri khususnya dalam blogging dan berkegiatan di dalam KEB. KEB sudah banyak menggandeng pihak-pihak lain yang keren-keren dalam banyak acara, juga dalam ajang Srikandi Blogger ini. KEB bisa dan akan menjadi lebih besar. Ketika ke depan mengadakan ajang seperti ini, jika dibarengi dengan info tentang kriteria pemenang, rasanya akan menambah kredibilitas KEB di mata para sponsor. KEB akan lebih bisa dipercaya. Dan tentunya, para Emaks lain juga bisa belajar untuk perbaikan. Karena itulah inti dari info kriteria pemenang: perbaikan diri masing-masing.

Bicara soal perbaikan diri sebagai blogger, KEB pun memfasilitasi. Terbukti dengan adanya pelatihan oleh trio keren Mak Haya Aliya, Mak Ani Berta, dan Mak Shinta Ries. Sayang, saya belum bisa mengikuti. Saya yakin Emak-Emak di daerah seperti saya sebetulnya pengen ikutan juga. Gimana kalau KEB menjadwalkan roadshow pelatihan ke kota-kota lain? Biaya? Ah gampang, kita cari sponsor saja. Misal dijadwalkan di Jogja, KEB bisa tunjuk salah satu, atau salah dua, atau salah tiga Emak Blogger Jogja untuk jadi seksi sibuk. Emak Blogger Jogja ini bisa ditugaskan untuk mencari sponsor di Jogja. Dengan membawa nama KEB, saya yakin pasti bisa dapat. Dengan roadshow pelatihan blogging KEB seperti ini, KEB akan lebih banyak membawa manfaat, bukan? 

Setelah bergabung di KEB, semangat ngeblog saya menjadi lebih baik. Saya juga lebih termotivasi untuk lebih percaya diri dan terus mengasah kemampuan. Semangat persahabatan dan kekeluargaan di KEB, itulah yang paling saya rasakan.

Jadi, buat saya, KEB itu bukan Kumpulan Emak Blogger, melainkan Keluarga Emak Blogger. Karena saya merasa kita semua adalah keluarga.

Selamat ulang tahun yang ke-3 Keluarga Emak Blogger, komunitas ini akan makin bersinar. Saya yakin itu. :))))

Love,