Seorang dosen favorit saya suatu saat pernah bikin status, "If life were easy, what's the point of living?" Setuju, nggak? Saya sih setuju. Ujian dan tantangan dalam kehidupan membuat hidup lebih berwarna. Membuat saya menyadari apa yang harus saya lakukan untuk mengatasi ujian tersebut dan melakukan usaha semaksimal mungkin untuk bisa lulus dari ujian itu.
Ujian terbesar dalam hidup saya dimulai saat mengetahui bahwa Ubii positif Congenital Rubella Syndrome dengan segala dampak yang mengikuti: kebocoran jantung, retardasi psikomotor, gangguan pendengaran/tuli sangat berat, dan mikrosefali. Tuhan Maha Baik, dalam menghadapi ujian itu, keluarga nggak pernah lepas tangan. Mereka selalu mendukung, baik berupa moril dan materiil. Kalau nggak ada keluarga (orangtua, mertua, nenek, dan lain-lain), entah apa kami masih bisa kuat. Tuhan Maha Menolong. Kebocoran jantung Ubii tipe PDA dan ASD pelan-pelan menutup dengan sendirinya, tanpa butuh treatment berupa operasi apa pun.
Tapi, bukan berarti kami sudah lulus ujian. Ketinggalan motorik dan kognitif Ubii bisa dibilang masih cukup jauh. Di usianya yang hampir 3 tahun (Mei 2015), Ubii masih belum bisa duduk sendiri dari posisi tidur/telentang. Menyeimbangkan badan saat didudukkan - ia sudah bisa. Namun, proses menuju duduk - ia belum bisa. Saya hitung-hitung, ini sudah hampir 20 bulan Ubii menjalani fisioterapi dengan agenda belajar duduk. Masih belum membuahkan hasil. Kata dokter, sebetulnya tangan, kaki, dan punggung Ubii sudah kuat/baik. Masalah utamanya adalah di otak. Otak Ubii, dengan pengapuran dan pembengkakan di beberapa area, ternyata belum bisa memerintahkan anggota tubuhnya untuk duduk. Masalah ada di command center, which is as we know, di otak. Ubii belum bisa mengingat bagaimana proses duduk. Jadi, satu-satunya jalan adalah, jangan berhenti fisioterapi, which we're doing continuously.
Beberapa bulan terakhir, ada satu hal besar yang mengganggu pikiran saya dan Papi Ubii. Kami merasa alat bantu dengar/hearing aids saja nggak bisa mengakomodasi kebutuhan Ubii dalam belajar mendengar. Memang, ada banyak kasus di mana anak dengan tuli sangat berat seperti Ubii, bisa terbantu hanya dengan hearing aids. Namun, mereka semua adalah anak-anak dengan keterbatasan dalam mendengar/tuna rungu saja. Mereka nggak punya hambatan lain seperti Ubii, pada motorik dan kognitifnya. Sehingga tentu saja, membandingkan kasus Ubii dengan kasus mereka jadi nggak relevan.
Zaman sudah semakin maju, teknologi bertambah canggih. Ada satu opsi untuk membantu Ubii dalam belajar mendengar (dan kelak bicara) yang lebih maju daripada hearing aids. Teknologi ini bernama cochlear implant atau implan koklea. Beberapa orang menyebutnya bionic ears. Jika hearing aids 'hanya' berfungsi untuk memperbesar volume suara yang mendekati telinga sehingga agar Ubii bisa menangkapnya, implan koklea punya fungsi jauh lebih canggih. Implan koklea mampu mengubah suara di sekitar menjadi sinyal listrik, lalu diteruskan menuju syaraf pendengaran, dan diteruskan lagi ke otak. Namun, kecanggihan alat ini pun harus dibayar mahal. Minimal harus menyiapkan 200 juta. Oh ya, implan koklea ini punya 2 bagian: internal dan eksternal. Bagian eksternal nya mirip seperti hearing aids, dicantolkan di telinga. Bagian internal nya ditanam tepat di bagian dalam belakang telinga, dengan cara operasi. Biaya operasi nya sendiri kira-kira 60 juta. Tapi belakangan ini saya dengar ada beberapa teman yang bisa operasi gratis karena ditanggung BPJS. Syukurlah, Ubii pun sudah punya BPJS. Jangan lupa bikin BPJS ya teman-teman... *iklan layanan masyarakat lewat* *apaseh*
Sumber |
Kami merasa hearing aids saja kurang bisa membantu kasus Ubii, bukan tanpa alasan. Bukan karena kami sudah merasa banyak duit dan ingin buang-buang duit. Bukan karena kami nggak mau mengusahakan dengan hearing aids. Kami harus realistis. Ubii sudah mulai pakai hearing aids sejak usia 15 bulan. Belum terlihat kemajuan berarti sampai saat ini. Apalagi kami sudah diberitahu dokter, otak Ubii punya masalah. Kalau untuk mengingat proses duduk dan memerintahkan anggota tubuhnya untuk duduk saja otak Ubii belum mampu, gimana untuk memproses suara yang tingkat tantangannya lebih besar? Apalagi hearing aids 'hanya' memperbesar volume suara saja tanpa ada sinyal langsung ke otak. Menangkap suara dari hearing aids lalu memprosesnya sendiri di otak, tentu nggak mudah untuk otak Ubii. Maka dari itu, kami ingin otak Ubii lebih terbantu dalam memproses suara lewat sinyal elektrik yang bisa dihasilkan oleh implan koklea.
Bicara soal hearing aids, duh rasanya masih kesel. Dulu saat Ubii memakai hearing aids, memang kemajuannya nggak begitu berarti, tapi bukan berarti tidak ada kemajuan sama sekali. Sebetulnya ada, walaupun kecil-kecil, seperti misalnya menyadari gross sound (suara tepuk tangan, gedombrengan panci, ketok pintu). Tapi sayangnya, hearing aids Ubii pernah mendadak aneh suatu saat. Fittingannya nggak pas lagi, sudah berubah sekali. Suara jadi sember dan pecah. Sayangnya hearing center tempat Ubii beli hearing aids baru saja buka cabang, jadi ya pelayanannya tentu saja belum sebagus pusat. Saya sudah bawa hearing aids 3 kali (TIGA KALI!) ke sana untuk mengeluh dan minta solusi. Tapi, ya gitu deh. Nggak ada solusi berarti sampai akhirnya saya dan keluarga besar memutuskan langsung datang ke pusat saja, karena di cabang nggak memuaskan. Benar saja, sampai di pusat, apa coba yang kami dengar? "Yah, ini sih alat bantu dengar Ubii memang udah nggak pas fittingannya, Mam. Suaranya sember gini. Kok bisa yah?" - begitu kurang lebihnya. Kesimpulannya? Monggo simpulkan sendiri. Akhirnya karena saya nggak langsung bisa ke pusat untuk servis hearing aids Ubii saat itu, Ubii jadi mandeg pakai hearing aids sekitar 6 bulanan. Bayangkan berapa banyak waktu yang terbuang percuma! Saya merasa dirugikan banget. Tapi saya salut sih dengan pusat yang cepat tanggap dan minta maaf. Cabang nya malah adem ayem, sama sekali nggak nanya gimana kelanjutan hearing aids Ubii, apalagi minta maaf. Kenapa saya bicara soal absen memakai hearing aids ini? Karena absen memakai hearing aids sedemikian lama sampai akhirnya Ubii seperti lupa dengan suara, juga mau nggak mau berkontribusi pada keputusan kami ingin ikhtiar implan koklea.
Bicara soal hearing aids, duh rasanya masih kesel. Dulu saat Ubii memakai hearing aids, memang kemajuannya nggak begitu berarti, tapi bukan berarti tidak ada kemajuan sama sekali. Sebetulnya ada, walaupun kecil-kecil, seperti misalnya menyadari gross sound (suara tepuk tangan, gedombrengan panci, ketok pintu). Tapi sayangnya, hearing aids Ubii pernah mendadak aneh suatu saat. Fittingannya nggak pas lagi, sudah berubah sekali. Suara jadi sember dan pecah. Sayangnya hearing center tempat Ubii beli hearing aids baru saja buka cabang, jadi ya pelayanannya tentu saja belum sebagus pusat. Saya sudah bawa hearing aids 3 kali (TIGA KALI!) ke sana untuk mengeluh dan minta solusi. Tapi, ya gitu deh. Nggak ada solusi berarti sampai akhirnya saya dan keluarga besar memutuskan langsung datang ke pusat saja, karena di cabang nggak memuaskan. Benar saja, sampai di pusat, apa coba yang kami dengar? "Yah, ini sih alat bantu dengar Ubii memang udah nggak pas fittingannya, Mam. Suaranya sember gini. Kok bisa yah?" - begitu kurang lebihnya. Kesimpulannya? Monggo simpulkan sendiri. Akhirnya karena saya nggak langsung bisa ke pusat untuk servis hearing aids Ubii saat itu, Ubii jadi mandeg pakai hearing aids sekitar 6 bulanan. Bayangkan berapa banyak waktu yang terbuang percuma! Saya merasa dirugikan banget. Tapi saya salut sih dengan pusat yang cepat tanggap dan minta maaf. Cabang nya malah adem ayem, sama sekali nggak nanya gimana kelanjutan hearing aids Ubii, apalagi minta maaf. Kenapa saya bicara soal absen memakai hearing aids ini? Karena absen memakai hearing aids sedemikian lama sampai akhirnya Ubii seperti lupa dengan suara, juga mau nggak mau berkontribusi pada keputusan kami ingin ikhtiar implan koklea.
Pertama kali saya dan Papi Ubii merasa bahwa Ubii sepertinya membutuhkan implan koklea, kami galau luar biasa. Biaya jelas faktor utama di sini. Papi Ubii bekerja sebagai pegawai. Tanpa mengurangi rasa syukur, income nya masih banyak dialokasikan untuk biaya terapi dan pengobatan Ubii. Sedangkan saya, nggak punya penghasilan tetap. Mau menabung sampai bisa terkumpul sekian ratus juta, secara logika pasti nggak mungkin. Akhirnya kami beranikan menceritakan ini pada orangtua masing-masing. Hanya untuk menceritakan ini saja, kami butuh berbulan-bulan untuk mengumpulkan keberanian. Malu. Orangtua kami masing-masing sudah sangat banyak membantu ekonomi kami. Lagipula kami sadar, orangtua kami juga punya tanggungjawab terhadap anggota keluarga lain, bukan hanya Ubii. Desember lalu, akhirnya berani juga lah kami menyampaikan permohonan bantuan ini. Puji syukur, tanggapan mereka cukup baik. Mereka juga ingin Ubii bisa punya kesempatan mendengar seperti anak-anak lain. Kami sudah siap menjual ini-itu nantinya jika Ubii memang bisa menjadi kandidat implan koklea. Ke mana-mana naik motor, kami juga siap. Hidup irit, harus siap. Anything...
Tapi, ketakutan terbesar saya sebenarnya adalah... apakah Ubii bisa menjadi kandidat. Untuk bisa dipasan implan koklea, syaraf pendengaran Ubii harus masih dalam kondisi cukup baik. Saya galau sendiri dengan berbagai kekhawatiran yang mungkin saya ada-adain sendiri. Apakah syaraf pendengarannya masih bisa berfungsi? Gimana kalau ternyata syaraf pendengarannya sudah rusak juga? Karena kalau syaraf pendengarannya sudah rusak, implan koklea pun akan percuma. Hal ini akan bisa kami ketahui dari MRI nanti. Untuk menjadi kandidat implan koklea, ada serangkaian tes yang harus dijalani: MRI, CT Scan, vaksinasi PCV, dan lain-lain. Kekhawatiran soal biaya jelas masih ada. Apalagi biaya perawatan implan koklea juga lebih besar daripada perawatan hearing aids. Ada kabel yang perlu diganti per 2-3 bulan. Baterai pun lebih boros daripada baterai hearing aids. Tapi saya coba mengimani, Tuhan pasti bukakan pintu rezeki, jika kami mau berusaha. Dan, kami mau berusaha.
Ada beberapa komentar atau pertanyaan seiring dengan keinginan kami ini. Pertanyaan-pertanyaan itu kurang lebih:
"Sejauh mana ekspektasimu kalau Ubii bisa jadi kandidat implan koklea?"
"Kamu sudah tau kan, walau Ubii nantinya pakai implan koklea, kamu jangan mengharapkan perkembangannya akan secepat anak-anak lain pengguna implan koklea yang nggak punya gangguan motorik dan kognitif?"
"Apa kamu yakin, kemampuan kognitif Ubii bisa bertambah seiring waktu sehingga proses belajar mendengar juga lebih bisa diupayakan?"
"Kamu tau kan implan koklea itu mahal sekali. Apa kamu yakin Ubii nanti betul-betul bisa mendengar setelah pakai implan koklea? Ingat, Ubii juga punya gangguan motorik dan kognitif."
Mungkin banyak yang mengira kalau saya ingin Ubii bisa implan koklea untuk sebuah target yang muluk: agar Ubii bisa mendengar seperti anak-anak normal lainnya. Enggak. Saya menyadari penuh bahwa Ubii punya PR lain yaitu motorik dan kognitif yang cukup banyak. Apalagi, untuk bisa berbahasa, anak harus punya kemampuan motorik dan kognitif yang baik dulu, mengacu pada Pyramid of Learning.
Sumber |
Lalu, kenapa saya ingin Ubii bisa implan koklea? Apa ekspektasi saya? Kalau boleh saya ungkapkan, ekspektasi saya sederhana. Saya ingin memperbesar peluang Ubii untuk belajar mendengar daripada saat Ubii 'hanya' memakai hearing aids saja. Wajar kah kalau saya punya harapan seperti itu? Apakah ini terlalu mustahil?
Saat ini saya belum tau apakah Ubii bisa jadi kandidat. Akhir Januari nanti, saya dan Papi Ubii akan membawa Ubii ke Jakarta untuk berkonsultasi dengan dokter THT yang sudah punya jam terbang tinggi dalam menangani anak yang menjalani implan koklea. Sekaligus, kami sudah buat janji dengan 3 hearing center penyedia implan koklea untuk menanyakan harga. Ubii belum menjalani MRI dan CT Scan. Kami benar-benar belum tau apakah Ubii bisa jadi kandidat. Kami akan menunggu berkonsultasi dengan dokter tersebut di Jakarta untuk mendapat surat rujukan MRI dan CT Scan. Berbagai kemungkinan masih bisa terjadi. Ah...
Sambil menunggu waktu berangkat ke Jakarta, saya dan Papi Ubii mulai mencicil membaca berbagai literatur tentang implan koklea: persiapan, proses, resiko operasi, dan lain sebagainya. Nggak ketinggalan, kami juga cari tau tentang apa-apa saja yang ditawarkan oleh 3 merk implan koklea: plus minus masing-masing merk. Galau, masiiihh. Hehehe. Masih takut dengan bayangan-bayangan kalau ternyata Ubii nggak bisa jadi kandidat. Saya mohon doa nya ya untuk Ubii.. Semoga syaraf pendengaran Ubii masih punya fungsi. Semoga hasil MRI dan CT Scan nya baik. Semoga Ubii bisa jadi kandidat. Semoga Ubii punya kesempatan lebih besar untuk belajar mendengar. Saya masih sangat berharap mendengar suaranya memanggil saya 'Mami.' Harapan itu harus dibayar mahal, saya tau. Tapi, sekali lagi, Tuhan Maha Tahu dan Mencukupkan. Bukankan rezeki itu sudah diatur oleh-Nya? Mungkin besok-besok Papi Ubii dapat bonus di kantor, mungkin besok-besok saya dapat job di blog atau menang lomba blog, who knows? :)
Doakan Ubii ya...
UPDATE - 2 Juli 2015:
Puji syukur, Ubii sudah menjalani operasi implan koklea pada akhirnya. Bukan keputusan yang mudah. Postingan ini tertanggal 11 Januari 2015. Ubii menjalani operasi penanaman implan koklea pada 11 Juni 2015. Butuh waktu yang nggak sebentar untuk memantapkan keputusan ini. Semua proses dan perjalanan itu, saya ceritakan dan dokumentasikan dalam blog ini. Silakan klik judul-judul di bawah ini kalau mau baca-baca. Semoga bermanfaat ya.. :))
Persiapan Sebelum Operasi Implan Koklea (bagian 1)
Persiapan Sebelum Operasi Implan Koklea (bagian 2)
Sehari Sebelum Operasi Implan Koklea
Operasi Implan Koklea untuk Anakku (Hari-H operasi)
H+1 Pasca Operasi Implan Koklea
H+2, H+3, H+4 Pasca Operasi Implan Koklea (blog Ubii)
Lepas Perban Bekas Jahitan Implan Koklea
UPDATE - 2 Juli 2015:
Puji syukur, Ubii sudah menjalani operasi implan koklea pada akhirnya. Bukan keputusan yang mudah. Postingan ini tertanggal 11 Januari 2015. Ubii menjalani operasi penanaman implan koklea pada 11 Juni 2015. Butuh waktu yang nggak sebentar untuk memantapkan keputusan ini. Semua proses dan perjalanan itu, saya ceritakan dan dokumentasikan dalam blog ini. Silakan klik judul-judul di bawah ini kalau mau baca-baca. Semoga bermanfaat ya.. :))
Persiapan Sebelum Operasi Implan Koklea (bagian 1)
Persiapan Sebelum Operasi Implan Koklea (bagian 2)
Sehari Sebelum Operasi Implan Koklea
Operasi Implan Koklea untuk Anakku (Hari-H operasi)
H+1 Pasca Operasi Implan Koklea
H+2, H+3, H+4 Pasca Operasi Implan Koklea (blog Ubii)
Lepas Perban Bekas Jahitan Implan Koklea
Hoping,
Semangat.... tuhan tidak tidur... ^^
ReplyDeleteYesss! Amiinn, thanks makcik :*
DeleteUbii be strong! Mami and papi love you sooooo much! Semoga dimudahkan semua urusan rencana implan koklea-nya ya mami ubii..
ReplyDeleteMenurutku ini bukan target yang muluk bahkan ini adalah satu dari usaha karena adanya 'hope' dari seluruh anggota keluarga besar untuk memberikan yang terbaik bagi Ubii... Semoga dimudahkan urusan-urusannya ya mak..
Amiinn mak, makasih ya :)
DeleteTetap semangat, Mak Ges!
ReplyDeleteDoa yang terbaik untuk Ubii....
I will. Thanks mak Nunung :*
DeleteUbii..d mami ..papi tetep semangat ya. Semoga dimudahkan segala urusannya :)
ReplyDeleteAmiinn, thanks ya, Mak Muna :))
DeleteDear Mami, Papi, & Ubii
ReplyDelete“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.” (1 Petrus 5:7).
Ah, aminn, thanks ayatnya mba Ratri :*
DeleteSemangat Ubii.. semangat papi n maminya.. insyaallah :)
ReplyDeleteAmiinnn, semoga dikabulkan. Thanks mama Ganesh :*
DeleteDo the best for beloved Ubii
ReplyDeleteWe will :D Thanks onty OA :*
DeleteIMHO bukan target muluk, Mak. Yang Mak lakukan adalah ikhtiar/berusaha semaksimal mungkin buat Ubii, salut deh :) Good luck ya :)
ReplyDeleteAmiinnnnn mak, makasih ya :)
Deleteyang penting kita berusaha maksimal mak, Yang Kuasa yang akan tentukan...yakin kalau perkembangan Ubii bisa terus progresif, with your endless love and support...crossed my fingers to you and Ubii Gessi sayaaang..
ReplyDeleteAmiinnn.... I'm scared :'))
DeletePasti Mam, sy doakan utk Ubii.
ReplyDeleteTerharu bc cerita ini. Meski demikian, semangatnya Mami-Papi kerasa banget utk kebaikan Ubii.
Makasih ya onty Pipit :*
DeleteSemangat Mak Kitty. Tuhan pasti memberi jalan kok, Dia takkan pernah terlambat buat menolong anak-Nya :)
ReplyDeleteAmiinnn, I believe it :)
DeleteSemangat ya Mami Ubii, kita doakan yang terbaik untuk Ubii.
ReplyDeleteAmiinn, makasih onty :))
DeleteSalam kenal ya Mami Ubii...saya dulu pernah syuting soal implan koklea ini, waktu itu lokasinya di RS PIK, memang butuh banyak sabar dan uang untuk memasangnya... semoga dilancarkan prosesnya ya Mami Ubii... pelukkkkk
ReplyDeleteHalo Mba Memez, salam kenal juga ya. Tks udah mampir. Anak Mba Memez juga pakai CI? Boleh sharing nggak, Mba? Peluukkk jugaaa
DeleteSemangat ubii....God will make a way....Amin
ReplyDeleteAmiinnn. Makasih kak :)
DeleteAku doakan semoga selalu ada jalan keluar ya mak
ReplyDeleteMakasih mak Lid :D
Deletecemunguth mamiiii ...there is a will there is a way
ReplyDeleteAmeeennnn to that, Bi Oph :D
DeleteAlways pray, God is always by your side :)
ReplyDeleteAmen :)) thank youu mak
Deletesemangat ya mami ubiii.....God's never sleep :)
ReplyDeleteYes. He's beside us. Semangat :D
Deletebanyak sekali yang aku pelajari dari tulisan mami Ubii.. hebat banget kamu, mak.. bisa sesabar ini dan selaluberpositif thinking..
ReplyDeleteUbii.. semoga Tuhan mengabulkan apa yang menjadi harapan Mami Ubii yaa mak...
Tuhan tidak tidur
Amiinnn... Doanya yang penting, Mak. Makasih banyak yaa :D
Deletebaca-baca di blog nya mbak Ges jadi terharu. Mbak masih sangat muda dan Tuhan memberi cobaan yang luar biasa.
ReplyDeleteTapi, bukankah Tuhan memberi cobaan pada orang2 terpilih saja....?
semangat ya, semoga harapan dan do'anya terkabul...
AMiinnn. Makasih doanyaaaaa kak ^^
DeleteHalo Mami Ubii..aku belajar lagi. Terima kasih untuk berbagi. Aku pendamping ABK. Untuk muridku yang autis ada yg sulit merespon suara untuk diolah otak menjadi perintah. Membaca tulisan ini aku menjadi lebih memahami untuk membuat alat bantu belajarnya.
ReplyDeleteGusti hadir dalam peristiwa. Semoga Mami Ubii semakin menyadari kehadiranNya. Salam hangat.
Haiiii kakak. Salam kenal yah. Makasih sudah mampir ke sini. Domisili nya di mana? Pendamping ABK maksudnya di SLB atau sekolah inklusi atau gimana yah? Mau dong sharing2 ^^
DeleteMami Ubii, hingga kini aku masih mengagumi Mami Ubii yang pantang menyerah saat dirundung segala uji coba. Semoga kelak Tuhan berikan balasan terbaik :')
ReplyDeleteAmiinn, makasih Hilda darling ^^
Deletesaya baru menjadi seorang ibu dan sangat tersentuh dengan kekuatan, kesabaran dan ketabahan mba dan sekeluarga.
ReplyDeleteSemoga apapun yang dipilih dan dijalani adalah yang paling terbaik.
Peluk hangat untuk Ubi sayang :)
Amin amin amin. Doa nya mengena banget buatku... Makasih banyak ya mba sudah mau kirim doa untuk kami. Peluk hangat juga. Selamat yaaa, welcome to the club! :))
DeletePeluuuk mami Ubii dan Ubii
ReplyDeletetidak ada mimpi yang terlalu berlebihan
Berjuang demi mewujudkan mimpi itu memang tidak mudah, tapi LAYAK diperjuangkan
keep stong mami Ubii :*
Semangat mami gesiiii.... Tuhan tidak tidur dan Tuhan tau apa yg umat nya butuh kan. Dan Tuhan tidak akan memberikan cobaan kecuali sekemampuan umat nya.... semangat...we love u....
ReplyDeleteSemangat Mak Gess Sayaaaaang. Nggak ada yang nggak mungkin Mak Gess... peluk dan terus yakin ya... :*
ReplyDeleteMami ubiii semangaat. Semoga operasinya lancar yah. Cuma bisa mendoakan dari jauh. Smg mak ubi dan papanya diberi kemudahan rezeki. Aamiin
ReplyDeleteharapan yang realistis dan manusiawi mbak. setiap ortu pasti ingin anaknya dapat yg terbaik. semoga lancar dan sukses impalnnya Ubii. aaamiiin.
ReplyDeleteBaru baca alasan sbnrnya kmu pindah ke jkt mba :).. Ikut doain dari sini, smoga smua yg udah diikhtiakan bener2 bisa bergna utk ubii yaaa :)..
ReplyDeleteperjuangan mami ubii sungguh hebat....semoga suma lancar...
ReplyDeleteMami hebat dan kesayangannya ubii,Tuhan pasti akan memberikan jalan yang terbaik dan tangan Tuhan akan memberikan pertolongan seberat apapun cobaan itu. Saya selalu belajar menjadi ibu yg baik dari Momy Ubii,, Big Hug Mom :)
ReplyDeleteMami Ubi.. bagaimana perkembangan ubi?
ReplyDeleteApa dia berhasil di operasi koklea?
Ini nmr hp sy 0812 589 3459 sy mau byk cerita krn anak sy juga kogenital rubela
gimana mak perkembangan nya ??
ReplyDeleteDownload Aplikasi Alquran Android Offline Terbaik Terlengkap Gagdetsia
Aplikasi Kamera Tembus Pandang Android Asli Gagdetsia
Aplikasi Android Kamera Seperti DSLR Terbaik Gagdetsia
Download Aplikasi Tema Android Terbaik, Keren Dan Ringan Gagdetsia
Yth. Mami Ubi. Saya Syahirul Alim dari Kota Padang. Anak saya punya gangguan pendengaran tingkat berat. Saya tertarik dengan Implan Koklea. Saya mohon info nama Sp.THT yang kompeten yang bisa saya datangi utk berkonsultasi, beserta alamat, nama klinik atau RS tempat prakteknya. Dapat di email ke syahirulalim2020@gmail.com. Besar harapan saya. Terima kasih.
ReplyDeletedear mami ubi..sy mnta info ny merek implan ap yg bgs??dan biaya implan kn amat sangat mahal..ap bpjs bisa bantu??thnx..utk balasan ny bs email ke ritaliu20@gmail.com
ReplyDeleteMba saya bisa minta info tentang merek implant dan kisaran biaya operasi?? Mohon infonya ke gauriprama1207@gmail.com
ReplyDeleteTerimakasih
Ma.. Sy juga punya kasus yg sama dgn mami..
ReplyDeleteAnak sy skrg usia 10bln. Sy taunya anak sy terinfeksi virus torch pd usia 2bln.. Jenis virusnya sepertinya rubella jg.
Anak sy jg terganggu motoriknya, dan pemeriksaan telinganya jg bermasalah kedua2nya. Sepertinya km jg harus pasang implan ditelinganya sadid.
Mami, kl boleh sy mhn kontak persen donk. Utk tyk2 lbh lanjut lg.
Sy Ika.. No saya 082225222518
Sebelumnya mksi bgt ya mami sdh berbagi ilmu dan pengalamannya..
Semoga si adeq ubi sll sehat2 ya nak. Dan menjd anak yg spesial..