Lepas Perban Bekas Jahitan Implan Koklea

Yap, ini masih rangkaian implan koklea nya Ubii yah. Saya ceritakan dan dokumentasikan semua nya dengan harapan bisa bermanfaat untuk orangtua yang kelak membutuhkan informasi ini sebelum memutuskan ikhtiar implan koklea pada anak-anaknya.

Setelah ngobrolin persiapan seri satu dan dua, sehari sebelum operasi, Hari-H operasi implan koklea, dan hari-hari setelah operasi implan koklea seri satu dan dua - sekarang saya mau cerita tentang perban Ubii yang dilepas. Apakah saya deg-deg an? Sedikit. Deg-deg an nya karena sambil menebak-nebak apakah bekas jahitan Ubii bagus atau enggak, ada rembes atau enggak, ada infeksi atau enggak. Deg-deg an sedikit karena sudah membayangkan Ubii akan rewel saat perbannya dibuka.

Kira-kira pukul 09.21, kami sudah sampai di Poli THT bagian Otologi. Di sana, kami disambut oleh dr. Sevi yang akan membantu melepas perban. Eng ing eng, bener kan! Ubii rewel berat dan nangis bombay saat perbannya dibuka. Cekit-cekit kali yah rasanya.

Ubii dan dr. Sevi

Udah berhasil dibuka, rewelnya masih >.<

Setelah perban besar berhasil dibuka, saatnya membuka satu perban lagi, yaitu perban kecilnya. Agak susah karena agak lengket. Tapi, nggak lama kemudian berhasil juga dibuka. Dan, syukurlaaaah, jahitan Ubii baik-baik saja. Rapi dan bagus. Nggak ada rembesan, nggak ada infeksi. Oleh dr Sevi, saya diajarkan cara mengolesi salepnya juga.

Dari bawah ke atas

Mau lihat penampakan bekas jahitan setelah dibuka? Tadaaa... ini dia:

Dengan dan tanpa flash, lebih jelas yang mana?

Ternyata segitu aja. Hehehe. Saya kira bakal sekentara apa, segede gaban apa. Bahkan sekarang bekas jahitannya sudah lebih tersamar. Ini bekas jahitan nya yang sekarang:

Dengan dan tanpa flash

Sekalian lanjut cerita ringan lainnya. Gara-gara rambut Ubii model punk begitu, Ubii di mana-mana dikira anak cowok. Ihiks. Masak pada bilang, "Aduh, siapa nama anaknya, Bu? Ganteng bangeeeett." AAAKKK. Kecantikan Ubii luntur yak gara-gara rambut dan nggak pakai anting. Bahahaha. Yasudah, akhirnya saya dan Adit memutuskan marilah kita botakin aja rambutnya Ubii. Eh, tapi alasan utamanya bukan cuman itu sih. Tapi, supaya besok numbuh rambutnya rata. Rambut Ubii kan tipis, takutnya jadi blonteng-blonteng gitu nanti. 

Jadi, cuss kami bertiga ke salon dewasa karena nggak tau di mana lagi mau cukur rambut nya Ubii. Seperti kebiasaan pendatang pada umumnya, cuman tau mall. Jadi salon nya pun cari yang di dalem mall. -____-

Dan untung, mas yang nyukur rambut Ubii itu sabaaaarrrr dan telateeennn banget. Ubii nangis dan meronta terus, tapi mas nya tetep stay cool dan senyum santai. Nggak panik atau apa. Sesekali mas nya ngambilin sikat yang ditaburi bedak supaya rambut-rambut yang punggung Ubii nggak bikin gatal.

Nangisnya udah kayak diapain aja -___-

Nggak rela banget kayaknya rambutnya dibabat, atau itu hanya imajinasi saya ajah. LOL

Setelah selesai dicukur habis, ohmaigad, Ubii persis T*Y*L, apalagi kalau pas lagi telenji karena mau mandi atau ganti baju. Kalau pas pakai baju, eh malah makin mirip cowok. -____-

Foto terbaru, bukan diambil pas abis cukur sih. Hehe.

Saya dan Adit ngakak nggak habis-habis demi melihat bentuk baru Ubii. Lalu kami pun memanggilnya UCIL -_____-

Dan, di Ucil pun nggak lama sudah ceria lagi. Bahkan saya selfie, dia nggak mau ketinggalan. Oke.

Setelah sampai rumah dan keramas bersih, kami memperhatikan Ubii. Ternyata internal device dari implan koklea yang tertanam di kepalanya jadi terlihat jelas banget dengan rambut botak begini. Ngeplek mecungul jelas banget. Kayak gini:

So, yah, ternyata this whole process nggak semenakutkan dan semenegangkan yang saya bayangkan sebelumnya. Pasca operasi juga ternyata bisa cepet pulang dan recoverynya mudah. Malah kita sudah bisa jalan-jalan ke mall segala di H+4. Ceritanya di blog Ubii di sini. Yang agak bikin capek ya paling-paling saat Ubii rewel karena luka jahitnya nyeri itu. Kalau soal capeknya, malah lebih capek di sebelum operasi implan karena banyak persiapannya. 

Besok bakal cerita tentang switch on alatnya Ubii. Switch on adalah saat alatnya dinyalakan dengan program dari laptop. Kan setelah operasi, alatnya nggak langsung dinyalakan. Perlu menunggu luka dalam kering dulu. Biasanya saat switch on, reaksi anak macam-macam. Kalau anak teman-teman saya ada yang nangis kejer bahkan sampai muntah. Sebaliknya, ada juga yang ketawa-ketiwi kegirangan. Respons yang lebay tersebut wajar lah ya, berapa lama coba si anak nggak mendengar suara? Tiba-tiba denger, tentu saja kaget. Ubii? Nangis kejer dong. Saya juga. Bahahaha. 

Tunggu cerita selanjutnya yak, ada video Ubii kejer juga. LOL.

Love,