DIY Foto Kehamilan

Mungkin, salah satu hal yang diinginkan oleh ibu hamil selain kesehatan, kelancaran, dan kehamilan yang nggak banyak rewel adalah... FOTO HAMIL CETHAR. Atau, bahasa kerennya, maternity photo. Eh, iya nggak sih? Hehehe. Selain untuk mengabadikan momen kehamilan (Yes, every pregnancy is amazing!), juga biar eksis dong. Hahaha. -___-

Zaman sekarang foto hamil mah gampang yah. Sudah banyak kok jasa fotografi yang punya paket foto, baik indoor maupun outdoor, untuk ibu hamil yang kepengin momen kehamilannya terekam. Tapi, nggak semua ibu hamil nyaman ya difoto oleh orang asing. Kalau saya mah, alasannya nggak pakai jasa fotografi adalah karena... BOKEK. Biar bokek, eksis adalah teteup. Jadi, yuk mari kita ber-DIY foto hamil ajah! :D

Apa bedanya DIY (do it yourself) maternity shoot dengan jasa foto studio? Menurut saya, bedanya ya kalau DIY kita benar-benar melakukan semuanya sendiri berdua suami. Nggak pakai bantuan orang lain baik untuk mencarikan ide, make-up in, motoin, dan mengedit. Mungkin ada yang punya definisi lain tentang DIY foto hamil? Monggo yah kalau punya definisi lain. ^__^

One thing is certain: IT'S FUUUNN!

Libur Lebaran kemarin (dan baru sempet dibikin blogpost sekarang, haish), saya dan Adit melakukan proyek DIY maternity shoots ini. Idenya dari saya, alhamdulillah Adit mau walau terpaksa. And, these are steps that we did in the project.

STEPS:

1. Membujuk suami, mengiming-iminginya dengan traktiran makanan favoritnya supaya dia mau. Kalau suami udah kooperatif dari awal, lewati langkah ini.
2. Googling cari referensi foto-foto gaya apa saja yang bisa dilakukan dengan peralatan, tempat, dan properti seadanya. Less is more! \m/
3. Obrolkan dengan suami, supaya kita tau bahwa dia juga nggak keberatan dengan ide-ide pose yang kita sudah pilih. Kalau yang kita inginkan hanya foto ibu hamil saja, berarti peran suami di sini hanya tukang jepret. Kalau kita kepengin foto couple dengan suami, minta ACC-nya dulu. Kemarin sih di bagian ini, Adit malah jadi usul ide dengan sendirinya. Sayang, akhirnya nggak jadi dieksekusi karena ketiadaan properti. Meh.
4. Suami sudah oke, mulai ngobrol tentang perkiraan lokasi. Kalau fotonya di rumah saja, ya cari kira-kira di mana sudut rumah yang agak cantik kalau difoto (baca: nggak berantakan-berantakan amat, LOL). Kalau sudah, coba aja dulu foto di situ dan lihat hasilnya, oke enggak.
5. Pilih-pilih outfit mana yang kira-kira mau dipakai. Siapkan make up juga kalau ingin ber-make up. 
   
6. Siapkan properti yang dibutuhkan dalam setiap pose (kalau ada). 
7. Kalau ada ide foto maternity couple bareng suami, jangan lupa memikirkan mau jepret pakai apa. Kemarin saya akhirnya beli mini tripod dulu demi DIY foto hamil ini. Beli yang murmer aja, nggak sampai cepek. Hehehehe.

*Notes*

Untuk mommies yang mengenakan hijab, berarti kan nggak boleh menampakkan perut ya. Kalau mau cari referensi pose, coba dengan keyword ini: "maternity photo for hijab"

WHAT I PREPARED & USED:

1. Handphone berkamera
2. Mini tripod
3. Laptop (untuk photobooth nya)
4. Baju (of course!)
5. Kemben (karena ada pose yang menampakkan perut)
6. Aplikasi foto editor gretong. Hahaha. Saya pakai PicsArt saja.
7. Property: eyeliner, outfit for baby boy, sepatu bayi, buku cerita anak, sign Baby On Board, wall sticker papan tulis dan kapurnya (thanks to Mak Echa for the info), dan hasil USG.

Foto kehamilan itu bisa macam-macam ya tema-nya. Kalau kepengin yang sophisticated gitu, jangan lupa ya, ini DIY. Jadi, saya bener-bener carinya cuman yang doable saja. Hehehe. Ini hasil foto-foto DIY hamil saya beserta sumber inspirasinya, saya urutkan sesuai tema nya ya.. :D

AKU HAMIL!! :))

Pose standard dan outfit juga yang seadanya dan udah sering dipakai. Hehehe. Pakai prop sign Baby on Board. Ini nggak beli khusus untuk foto-foto. Emang kebetulan aja sudah punya cukup lama jadi tinggal dilepas, terus dipasang lagi deh begitu sesi foto selesai. :D

Sumber inspirasinya:

Credits

BAYIKU (LAKI-LAKI)! 

Karena beberapa hasil USG terakhir menunjukkan jenis kelamin janin saya adalah laki-laki, jadi ceritanya itu dijadikan tema. Properti nya pakai outfit bayi laki-laki yang kebetulan juga sudah ada sebelum membuat foto ini. Kalau jenis kelamin janin nya perempuan, tinggal ganti properti nya dengan dress atau baju-baju cewek deh. 

Nah, terus saya menemukan ini juga:

Credits

Nggak sulit, jadi kepengin ikutan juga. Saya belum punya sepatu untuk bayi laki-laki. Tapi, Ubii punya nih sepatu yang (tumben) nggak girly. Jadi pinjem sepatu Ubii untuk foto ini. LOL.

BARENG HASIL USG

Properti wajib jelas print out USG yah. Posenya terserah kepengin yang kayak gimana. Pose saya sih standard banget. Heuheuheu.

USIA KEHAMILANKU (31) MINGGU 

Untuk bikin goresan yang menunjukkan usia kehamilan ini, saya pakai eye liner. Supaya lebih gampang dibersihkan saja sih daripada kalau pakai bolpen atau spidol. Hehehe. This wasn't originally my idea. Tapi, maaf, saya lupa membookmark sumber referensi ide ini. Kalau ada yang menemukan, boleh colek-colek supaya bisa saya tambahkan link nya di sini yaaa.

CALON NAMA BAYIKU: (AIDEN)

Kalau kepengin kasih clue tentang calon nama bayi, bisa pakai ide simple ini. Posenya juga bisa dibikin lebih variatif kalau mau. Ceritanya ini sedang mensortir beberapa pilihan nama bayi laki-laki yang sempat membuat saya dan suami jatuh hati. Adit dari awal suggest 'Tristan' tapi begitu mendengar nama itu, saya teringat GGS euy gara-gara pecinta GGS kelas berat, Pungky Prayitno! Blame it to Pungky! Jadi, opsi itu kami coret. Lalu, Adit suggest 'Genesis' tapi saya kurang sreg karena bingung apa nick name nya nanti. 'Einar' juga dari Adit - saya lupa apa artinya. LOL. Lupa juga kenapa nggak sreg nya. LOL lagi. 'Dexter' dari saya, terinspirasi dari serial favorit saya dan Adit yang berjudul sama. Tapi, setelah dipikir-pikir, Dexter dalam serial favorit kami tersebut adalah pembunuh berantai dan ending serialnya kok ngenes T___T Ada yang nonton juga nggak? Saya nangis banget nonton episode terakhirnya *too much information, Gesi!* - akhirnya coret deh. 

Jadi, pilihan kami saat melakukan DIY foto hamil ini mengerucut pada Aiden dan Dastan. Tapi kayaknya lama-lama cenderung ke Aiden nih. Hehehe. Inspirasinya dari serial Revenge. Hadooh. Eh, tapi artinya bagus kok makanya lanjut. :D

BARENG SUAMI & ANAK PERTAMA

Kalau ini kehamilan si Adik, pasti rasanya kepengin melibatkan si Kakak dalam maternity photos. Itu yang saya rasakan. Pengeeenn banget Ubii bisa ikut mejeng narsis. Sempat pesimis karena Ubii kan masih belum memahami instruksi sama sekali karena kognisi nya yang terlambat. Jadi, akhirnya pilih pose-pose standard saja. Yang Ubii nggak perlu gimana-gimana. Tinggal duduk dan 'nurut' sama pose yang saya posisikan. Hehehe.

Nggak pakai banyak properti di tema ini. Namanya juga pose standard. Heuheu hiks hiks. Cuma menyiapkan kaos yang sewarna untuk saya, Adit, dan Ubii. Kalau kamu punya anak balita yang sudah bisa memahami instruksi pose, plus bonus suka difoto-foto, gampang senyum di depan kamera - pasti tema ini jadi sangat mengasyikkan loh. Coba deh googling 'Maternity photo ideas with kids' - aaakkk seru-seruuuuuu!

Pose ini betulan diatur oleh Adit. Ubii tinggal diam dan mengikuti. Tapi, mimik wajahnya nggak asik. Hahaha.

Ini salah satu foto hamil keluarga yang saya suka. Ubii terlihat cukup ceria.

Ini juga Ubii lumayan ceria. Hehehe.

Wajah Ubii bete euy!

BARENG SUAMI

Ini sih request saya. Biar romantis aja. Banyak failed nya tapi, hahaha. Karena kami suka awkward terus jadi ketawa sendiri -___-

Saya pernah menemukan referensi ini dan kepengin 2 pose dari kolase foto ini:

Credits

Ini agak failed yah. Ada shower bag lupa dipinggirin *___*

Nggak sebagus di contoh yah. Hihihi.

Foto dengan pose ini ceritanya adalah Adit yang sedang membacakan buku untuk Baby Aiden. Jadi bukan hanya saya si ibu yang care sama si jabang bayi, bapaknya juga care. Gitu harapannya. Ahay!

Ini garis besar ceritanya masih sama sih dengan pose sebelumnya, tapi sebenarnya saya kepengin supaya judul bukunya lebih terlihat. Kan judul bukunya 'Di Manakah Ada Cinta?' - nah maksudnya Baby Aiden inilah 'cinta' nya. Walaupun pada awalnya kami limbung saat tau tentang keberadaannya, walaupun awalnya kami nggak siap, dan bahkan nggak berani membayangkan ke depannya - tapi semoga ia adalah cinta. Begitchu. Sayang nih judul bukunya nggak kelihatan. Hiks.

BARENG SI KAKAK

Berfoto bersama Ubii dan calon adiknya adalah hal yang saya inginkan banget. Alasan sentimentil sih. Hehehe. Seperti tema Bareng Suami dan Anak Pertama - pose Ubii standard sekali dan saya lah yang memposisikannya. Kalau si Kakak sudah pintar gaya, ada banyaaaak sekali pose lucu-lucu loh. Coba deh googling, dijamin mupeng! :D

***

Buat saya, DIY foto kehamilan alias foto hamil sendiri itu mengasyikkan sekali. TAPI, perlu diingat yah - yang jadi goal kami adalah keseruannya (dan ngiritnya!). Kalau kamu kurang puas dengan pose, kostum, make up, dan lokasi sederhana - ya mungkin lebih baik maternity photo shoots di studio saja. Malah bisa pilih indoor atau outdoor dan ada pengarah gaya nya pula.

Ini nih yang (menurut saya dan Adit) menjadi nilai plus dari DIY Maternity Photo Shoot:

1. Lebih fun karena dari awal dilakukan sendiri mulai dari mencari ide foto, memilih outfit, membayangkan sudut rumah mana yang lumayan caem, memilih properti, make up, edit foto, dan lain-lain.
2. Lumayan banget untuk dijadikan agenda kegiatan yang bisa dilakukan bersama suami karena biasanya di tengah sesi pastiiii ada aja ketawa-ketiwi nggak jelasnya. Seru aja saat mentertawakan foto-foto yang failed sama-sama.
3. Yang jelas banget, jauh lebih irit daripada paket foto di studio. Dengan catatan bahwa properti-properti yang digunakan juga memang yang sudah kita miliki, bukan yang harus dibeli-beli dulu semuanya. Walaupun kalau memang mau beli dulu beberapa printilan, juga completely fine sih. Be flexible saja.
4. Sesi foto nya lebih relaxed karena nggak pakai acara canggung bin grogi berhubung yang fotoin juga suami sendiri.
5. Bisa minta cekrek sepuasnya sampai kita merasa sudah mendapat hasil terbaik di setiap pose. Saya pernah tuh foto di studio. Foto sendiri sih, bukan foto kehamilan. Biasanya dibatasi kan berapa kali boleh cekrek. Jadi walau saya merasa belum mendapat hasil yang paling caem, juga pasrah. (Karena nggak mau disuruh nambah extra fee, hehehe).

Tapi, bukan berarti nggak ada hal-hal yang nggak asyik loh. Ini nih yang nggak asyik menurut kami dengan DIY Foto Kehamilan:

1. Hasil foto (mulai dari segi editing, lighting, anything you name it!) tentu nggak secethar hasil foto studio.
2. Udah sih itu aja. Hehehe. Soalnya beneran, I found these DIY Maternity Photo Shoots were super fun and enjoyable!

Siapa yang sekarang sedang hamil? You really should try this thing, Mommies! Ini beberapa tips kalau kepengin melakukan Do-It-Yourself Foto Kehamilan yah:

1. Siapkan banyak properti seru. Kalau ada budget tambahan / nggak keberatan untuk beli-beli properti dulu, bisa juga pakai balon huruf, papan tulis, pita, kain satin, dan lain-lain.
2. Saat menyiapkan properti, lebih enak sih disiapkan dari awal saja semua. Kemarin saya menyiapkan baru saat tiap ganti pose. Jadi ribet mondar-mandir cari-cari dulu.
3. Jangan berkecil hati kalau kepengin mencoba tapi nggak punya DSLR. Bener deh, saya juga cuman pakai hape kok.
4. Download beberapa photo editor app di gadget barangkali pengen coba-coba dulu photo editor mana yang paling disuka / gampang dipakai / banyak photo effect nya. 
5. Foto-foto begini lebih cethar saat perut sudah mulai showing off ya. Kalau belum terlihat buncit, agak kurang seru, IMHO. :)
6. Kalau mau menunjukkan bagian perut, sebetulnya lebih oke kalau linea nigra / pregnancy line / garis kehamilan nya sudah mulai terlihat. Saat saya foto-foto ini, linea nigra saya belum kelihatan.
7. Jangan cuman foto indoor kayak saya kalau mau lebih fun lagi. Coba foto-foto outdoor juga. Di taman, depan rumah sakit, dan lain-lain. Kalau dilihatin, cuek aja. Hehehe.

Selamat mencoba. Kalau ada yang cobain, tag atau mention saya yaaaaahhh ^__^

Love,