Kalau saya jalan dan bertemu orang, beberapa orang akan menanyakan bagaimana reaksi Kakak Ubii setelah punya adik Aiden. Apakah ia cemburu? Apakah ia senang? Apakah ia menunjukkan reaksi? Dan lain sebagainya.
Hal-hal itu juga sudah saya pikirkan sebelum Baby Aiden lahir, apakah nanti Ubii bisa menerima. Terlebih lagi, apakah saya bisa membagi waktu dengan adil. Yang jelas, untuk anak difabel memiliki adik itu bukan perkara yang mudah.
Baca: Hamil Setelah Punya Anak Berkebutuhan Khusus
Baca: Hamil Setelah Punya Anak Berkebutuhan Khusus
Untuk yang belum tau, anak difabel artinya adalah anak dengan kebutuhan khusus atau disabilitas.
Disabilitas sendiri ada banyak kategori nya mulai dari tuna netra, tuna rungu, tuna daksa, autisme, dan lain-lain. Tapi, di sini, saya hanya ingin menceritakan pengalaman kami sendiri dengan kebutuhan khusus yang dimiliki oleh Kakak Ubii yah.
Kakak Ubii memiliki kebutuhan khusus di aspek pendengaran, motorik, dan kognisi. Ia mengalami profound hearing loss alias tuna rungu sangat berat sehingga harus memakai alat bantu dengar.
Untuk motorik dan kognisi, Kakak Ubii mengalami kondisi yang di dunia medis dinamakan dengan GDD alias Global Developmental Delay di mana semua aspel delayed atau terlambat. Untuk kemampuan motorik kasar nya, Kakak Ubii baru sampai level merangkak. Untuk kognisi, ya terlambat juga. Kakak Ubii belum terlalu bisa mengungkapkan apa yang ia inginkan. Berdasarkan tes tumbuh kembang yang saya ambil untuknya, kemampuan Kakak Ubii dinilai masih setara dengan bayi usia 8-9 bulan. Untuk aspek komunikasi, berhubung Kakak Ubii baru memakai alat bantu, ya kami mulai dari awal, ibarat mengajarkan semua hal yang baru untuk bayi. So, sudah mulai ada gambaran yah.
Pertanyaan orang-orang adalah, "Apakah Kakak Ubii menunjukkan reaksi pada Adik Aiden?"
Jawabannya ya dan tidak. Nah loh bingung kan. Hehehe.
Kakak Ubii nggak menunjukkan reaksi langsung pada Adik Aiden. Well, not yet. Kalau saya dekatkan ke Adik Aiden, Kakak Ubii masih cuek bebek melenggang kangkung. Sepertinya Kakak Ubii belum ngeh bahwa Adik Aiden itu makhluk hidup juga. Eh, ini serius. Soalnya kan Adik Aiden juga masih baru bisa tiduran saja, belum bisa ke mana-mana, jadi yah Kakak Ubii belum ngeh dengan keberadaan nya. Mungkin nanti saat Adik Aiden mulai bisa berguling mendekati atau menjauhi Kakak Ubii, baru deh dia sadar kalau Adik Aiden itu bukan sekedar benda saja.
Saya rutin mendokumentasikan Kakak Ubii saat sedang berada di dekat Adik Aiden untuk melihat perubahan reaksi nya. Sampai saat ini sih belum.
Tapi, saya yakin Kakak Ubii tetap merasa. Merasa di sini maksudnya adalah pada adanya kebiasaan yang berubah dari sebelumnya saat Kakak Ubii masih jadi anak satu-satu nya. Perubahan kebiasaan yang paling kentara adalah tempat Kakak Ubii tidur. Dulu, ia tidur di kasur atas bersama saya dan Adit. Setelah adiknya lahir, adik nya lah yang tidur di kasur atas. Sedangkan Kakak Ubii tidur di kasur bawah. Itu perubahan habit yang paling besar. Dan, ia menyadari nya, setelah beberapa waktu.
Ceritanya suatu malam Kakak Ubii rewel luar biasa. Semua usaha saya dan Adit untuk menenangkan nya nggak berhasil. Mulai dari memberinya susu, menggendongnya ala bayi, mengayun-ayunkan nya di gendongan, menggendong ke luar rumah, menyetelkan tayangan televisi favorit nya di channel Baby TV, memberinya cemilan, mengganti popok nya, mengganti baju nya, semua failed. Syediihh..
Entah kenapa tiba-tiba saya punya ide untuk mengajaknya tidur-tiduran di kasur atas. Adik Aiden diangkat dan digendong Adit dulu. Jadi cuma ada saya dan Kakak Ubii di kasur atas. Ceppp. Nangis dan rewel dramatis nya langsung berhenti saat itu juga. Mata nya langsung berbinar (beneran saya nggak lebay) dan Kakak Ubii langsung tersenyum lebar. Sejurus kemudian, ia sudah cekikikan. Ealah, rupanya ia kangen main-main di kasur atas sama saya.. :')))
Jadi, kalau ditanya orang apakah Kakak Ubii menyadari kehadiran Adik Aiden, rasanya belum yah. Tapi, yang jelas, ia menyadari ada kebiasaan yang berubah. Dan buat saya itu sudah amazing banget rasanya. Hal semacam ini menyadarkan saya untuk berusaha ekstra lebih keras lagi untuk membagi waktu dengan adil. Semoga bisaaaaa. Amiinn.
Kesimpulan saja dengan pengalaman Kakak Ubii dan Adik Aiden ini adalah... ketika anak difabel memiliki adik, mungkin ia nggak akan serta-merta menunjukkan reaksi spontan dan langsung pada si adik. Tapi, biar pun begitu, somehow, ia akan tetap mampu merasakan ada yang berbeda. Entah itu kebiasaan sehari-hari, perhatian si ibu padanya, durasi waktu yang biasanya dihabiskan bersama si ibu, dan lain-lain.
Kali ini saya menuliskan pengalaman saya dari sisi Kakak Ubii. Di postingan selanjutnya, saya akan menuliskan pengalaman ketika anak difabel memiliki adik dari segi saya dan Adit (orangtua) dan orang-orang di sekitar (eyang dan pengasuh).
Ketika Anak Difabel Mempunyai Adik (2) - dari segi saya dan Adit as parents
Ketika Anak Difabel Mempunyai Adik (3) - dari segi keluarga besar dan ART
Love,
Pertanyaan orang-orang adalah, "Apakah Kakak Ubii menunjukkan reaksi pada Adik Aiden?"
Jawabannya ya dan tidak. Nah loh bingung kan. Hehehe.
Kakak Ubii nggak menunjukkan reaksi langsung pada Adik Aiden. Well, not yet. Kalau saya dekatkan ke Adik Aiden, Kakak Ubii masih cuek bebek melenggang kangkung. Sepertinya Kakak Ubii belum ngeh bahwa Adik Aiden itu makhluk hidup juga. Eh, ini serius. Soalnya kan Adik Aiden juga masih baru bisa tiduran saja, belum bisa ke mana-mana, jadi yah Kakak Ubii belum ngeh dengan keberadaan nya. Mungkin nanti saat Adik Aiden mulai bisa berguling mendekati atau menjauhi Kakak Ubii, baru deh dia sadar kalau Adik Aiden itu bukan sekedar benda saja.
Saya rutin mendokumentasikan Kakak Ubii saat sedang berada di dekat Adik Aiden untuk melihat perubahan reaksi nya. Sampai saat ini sih belum.
12 September 2015: Pertama kali lihat Adik Aiden di rumah |
24 September 2015: Tetap cuek main di jumpero |
1 Oktober 2015: Lebih ngeh sama gambar daripada adiknya *__* |
11 Oktober 2015: Cuek main tangan, padahal Adik Aiden sudah semangat nempel-nempel dan ngenyot lengan Kakak Ubii *__* |
19 November 2015: Lebih fokus narik-narik celana. LOL. |
26 November 2015: Adik Aiden sudah mulai suka ngeliatin kakaknya |
Tapi, saya yakin Kakak Ubii tetap merasa. Merasa di sini maksudnya adalah pada adanya kebiasaan yang berubah dari sebelumnya saat Kakak Ubii masih jadi anak satu-satu nya. Perubahan kebiasaan yang paling kentara adalah tempat Kakak Ubii tidur. Dulu, ia tidur di kasur atas bersama saya dan Adit. Setelah adiknya lahir, adik nya lah yang tidur di kasur atas. Sedangkan Kakak Ubii tidur di kasur bawah. Itu perubahan habit yang paling besar. Dan, ia menyadari nya, setelah beberapa waktu.
Ceritanya suatu malam Kakak Ubii rewel luar biasa. Semua usaha saya dan Adit untuk menenangkan nya nggak berhasil. Mulai dari memberinya susu, menggendongnya ala bayi, mengayun-ayunkan nya di gendongan, menggendong ke luar rumah, menyetelkan tayangan televisi favorit nya di channel Baby TV, memberinya cemilan, mengganti popok nya, mengganti baju nya, semua failed. Syediihh..
Entah kenapa tiba-tiba saya punya ide untuk mengajaknya tidur-tiduran di kasur atas. Adik Aiden diangkat dan digendong Adit dulu. Jadi cuma ada saya dan Kakak Ubii di kasur atas. Ceppp. Nangis dan rewel dramatis nya langsung berhenti saat itu juga. Mata nya langsung berbinar (beneran saya nggak lebay) dan Kakak Ubii langsung tersenyum lebar. Sejurus kemudian, ia sudah cekikikan. Ealah, rupanya ia kangen main-main di kasur atas sama saya.. :')))
Kalau Kakak Ubii pas cranky banget kepengin tidur di kasur atas, tidur berdua deh. |
Jadi, kalau ditanya orang apakah Kakak Ubii menyadari kehadiran Adik Aiden, rasanya belum yah. Tapi, yang jelas, ia menyadari ada kebiasaan yang berubah. Dan buat saya itu sudah amazing banget rasanya. Hal semacam ini menyadarkan saya untuk berusaha ekstra lebih keras lagi untuk membagi waktu dengan adil. Semoga bisaaaaa. Amiinn.
Kesimpulan saja dengan pengalaman Kakak Ubii dan Adik Aiden ini adalah... ketika anak difabel memiliki adik, mungkin ia nggak akan serta-merta menunjukkan reaksi spontan dan langsung pada si adik. Tapi, biar pun begitu, somehow, ia akan tetap mampu merasakan ada yang berbeda. Entah itu kebiasaan sehari-hari, perhatian si ibu padanya, durasi waktu yang biasanya dihabiskan bersama si ibu, dan lain-lain.
Kali ini saya menuliskan pengalaman saya dari sisi Kakak Ubii. Di postingan selanjutnya, saya akan menuliskan pengalaman ketika anak difabel memiliki adik dari segi saya dan Adit (orangtua) dan orang-orang di sekitar (eyang dan pengasuh).
Ketika Anak Difabel Mempunyai Adik (2) - dari segi saya dan Adit as parents
Ketika Anak Difabel Mempunyai Adik (3) - dari segi keluarga besar dan ART
Love,
Jadi inget anak tetangga. Dia autis dan enggak bisa ngomong. Suatu hari dia punya adik bayi. Dia enggak pernah mendekat ke sang adik. Hanya menatap dari pintu kamar.
ReplyDeleteTapi ketika sang adik tak ada, jemur misalnya. Dia bakal nyariin. Kalau adiknya digendong orang lain, pasti tuh orang dikuntit. Hehee... Sweet banget
Sukses ya mak. Inspitatif banget
ReplyDeleteAih, jadi kangen kakak Ubii..kl Ubi sm Aiden bobok diatas, jd lebih susah ngawasin dong y? Takut Aiden ngglinding. Hehe..
ReplyDeleteNtah kenapa sedih pas baca judulnya .
ReplyDeleteSemoga jadi pasangan kakak adik yang akur ya..
Kalo tidur bertiga di atas gak muat ya? soalnya ketika punya adik baru emang si kakak (batita) suka jealous gitu, merasa tersisihkan. Tetap harus berbagi perhatian lebih mungkin ya, karena kakak Ubii memang berkebutuhan khusus. Moga kakak Ubii dan adek Aiden saling menyayangi, Mami Gesi :)
ReplyDeleteKalo baca ttg kk ubi kok saya bawaanya optimis bgt yah kak ubi bakal bisa kyk anak lain. Soalnya mommy, papi dan kak ubi semangatnya warbiasyak :)
ReplyDeleteJadi terharruuu... semoga akur ya kakak ubii dan adik aiden. Tetap semangat mommy :-*
ReplyDeleteya amppun...anakku yg liat foto2 di atas lgs bilang, dia ga sabar adek dlm perut mami lahir spy bisa diajak main bareng :D.. suka deh liat kaka ubii ama adeknyaaa ;)
ReplyDeleteUbiiii ubiiiiii....kapan kita bisa ketemuan yaaah? Yang rukun dan sayang sama adik ya, Nakkk *peyuukkk*
ReplyDeletemama kereenn mama hebatt.. kakak Ubii juga hebaatt.. nanti kakak Ubii pasti bisa jada Adiknya, mom ^^
ReplyDeleteyakin mah saya, kakak ubii pasti paham sm adeknya, si aiden ganteng :)
ReplyDeleteSemoga Kakak Ubii dan Adik Aiden, selalu sehat ya. Senang melihat progres Kak Ubii dari hari ke hari.
ReplyDeletesenaaaang lihat foto-fotonyaaa...kakak Ubii pasti happpy punya adik, tapi memang perubahan kebiasaan akan sangat terasa ya. I'm pretty sure she'll get used to it :). So cute to see both of them play and sleep together like that :)
ReplyDeleteSelalu semangat sih ubi, mami, papi dan sekarang baby aiden yang semoga selalu menjadi teman yang baik untuk kakaknya nanti,, dan pastinya ,,, suka dengan foto saat tidur dikasur berdua,, :*
ReplyDeleteRasanya saya ikut bahagia melihat kebersamaan Ubii dan adiknya, sehat selalu yaaa sayang, mami dan papinya juga sehat - sehat yaaa
ReplyDeleteNgga difabel pun, punya anak lbh dari 1udh repot. Salut sama mami gesi :)
ReplyDeletesehat-sehat terus yah kakak ubii dan adik aiden :* :*
ReplyDeleteKakak Ubii hebaaatttt....
ReplyDeleteRey juga begitu mamii
Jadi respon Ubii dan Rey samaaa *toss
Karena sekarang bunda bobo sama Aisha, Rey pernah rewel dan gak bisa dibujukin
Eh pas saya bobo di deketnya, Rey langsung pegang kuping saya sampe tertidur *dia biasa oegang kuping saya klo mau bobo jaman belum ada Aisha
Well, progress kakak Ubii keyeeeennnn
semoga sehat terus ya kakak dan adik
ReplyDeletekakak ubii sayang.. akur terus yaaa sama adik, saling menyayangi hingga dewasa kelak :)
ReplyDeletesun dan peluk dari jauh untuk kakak ubii yang hebat :)
Semoga adik aiden bisa menjaga kakaknya ya. Amin ya rabbal alamin. Kak Ubii semangaaaat...
ReplyDeletehaii kakak Ubii..haii adik Aiden.. lucu banget foto-fotonya. Semoga sehat-sehat terus ya sayang.. bentar lagi bisa main sama-sama deh :)
ReplyDeleteSemangat terus buat mami Gesi yaa :)
Walaupun belum ngeh, Ubi pasti tahu kalau udah punya adik dan sayang banget ama Aiden. Selalu sehat ya kalian :)
ReplyDeleteDitunggu cerita selanjutnya ya.Terus semangat Mak Grace!!
ReplyDeleteUbii reaksinya lebih tenang ya malahan punya adik, well menjadi adil pada anak itu memang ternyata bukan perkara mudah *malah curhat
ReplyDeletesehat terus buat semuanya ya :)
ReplyDeleteHal ini terjadi juga dalam keluarga saya..Ternyata saya tidak sendiri...hihihi
ReplyDelete