Saya memang sering mengupload foto Kakak Ubii saat sedang menjalani fisioterapi. Eh, belakangan ini agak jarang ding. Hehehe. Dulu pas masih sering-sering banget, saya sering mendapat pertanyaan di komentar atau message FB, "Mak Ubii, kok Ubii kayaknya kalau terapi ceria-ceria aja sih? Anakku nangis terus nih. Jadi nggak tega... Gimana ya supaya anak bisa enjoy?"
Dan, dari pertanyaan-pertanyaan semacam itu, lahirlah postingan ini. Hehehe.
Siapa bilang Kakak Ubii selalu ceria saat fisioterapi?
Kalau sudah berteman cukup lama dengan saya di Facebook, khususnya sejak awal Kakak Ubii terdiagnosa Congenital Rubella Syndrome dan mulai fisioterapi di usia 6 bulan, pasti nggak akan komen kayak gitu, karena dulu Kakak Ubii selalu menangis setiap fisioterapi.
Baca: Ubii's First Physiotherapy
Baca: Ubii's First Physiotherapy
Dulu, awal-awal ikut fisioterapi rutin, Kakak Ubii hampir bisa dipastikan selalu menangis. Kadang tangisan kecil yang hanya berupa rengekan. Kadang juga tangisan heboh yang sampai meraung-raung. Kadang menangis sampai ia sama sekali nggak kooperatif saat menjalani sesi latihan dalam fisioterapi. Ini kali pertama Kakak Ubii ikut fisioterapi, masih kecil banget badannya. Dan lihat, tangan dan kaki nya kaku banget.
Kalau saya nggak salah ingat, Kakak Ubii baru mulai bisa kalem dan jarang menangis itu setelah ia menjalani fisioterapi rutin selama satu tahunan. So, yes, it takes time, moms.
Yang perlu digarisbawahi kalau anak menangis saat fisioterapi adalah: JANGAN langsung berpikir bahwa itu salah fisioterapis nya. Jangan langsung membatin itu pasti karena fisioterapis nya menyakiti lah, nggak telaten lah, atau kurang handal lah dan lain sebagai nya.
Karena setau saya dari ngobrol ngalor ngidul dengan fisioterapis dan berdasar pengalaman saya, ada beberapa hal yang bisa bikin anak menangis atau kurang enjoy:
- Otot nya kaku sehingga saat awal fisioterapi terasa kurang nyaman/sakit saat dipijat. Ini yang benar-benar terjadi pada Kakak Ubii. Dulu badan Kakak Ubii kaku banget banget, terutama tangan, kaki, dan punggung. Menurut fisioterapis, kaku yang dirasakan Kakak Ubii ini ibarat kita yang dewasa sedang kesleo. Jadi, jelas aja rasanya nggak nyaman, atau malah sakit saat dipijat. Tapi, walau nggak nyaman, itu harus dilakukan karena kekakuan otot anak sangat perlu ditindaklanjuti kan. Seperti di foto ini. Ini Kakak Ubii saat mulai mau rutin fisioterapi lagi setelah sempat absen lama karena saya melahirkan adiknya. Absen lama bikin badan nya kaku lagi.
- Anak mengantuk. Kakak Ubii juga pasti rewel dan nggak kooperatif kalau mengantuk saat fisioterapi. Contohnya di foto ini. Kakak Ubii ngantuk berat. Jatuhnya bukan ke rewel sih, tapi bener-bener ia tidur. Jadi sama sekali nggak bisa kooperatif.
- Anak lapar. Coba bayangkan aja, misal kita lapar tapi disuruh olahraga, pasti rasanya nggak enak dan nggak semangat. Sedangkan fisioterapi itu sama capeknya dengan olahraga karena ada sesi latihan nya.
- Anak belum terbiasa dengan lingkungan baru. Lingkungan baru di sini maksudnya ya tempat terapi, crowd nya, terapis nya, dan agenda fisioterapi nya. Ini hal yang lumrah banget. Anak-anak yang sehat dan aktif saja kadang-kadang ada juga kan yang suka nggak enjoy di tempat baru. Jadi, untuk ini, memang butuh waktu adaptasi aja. Seperti di foto ini, Kakak Ubii baru pertama kali terapi dengan gym ball dan diberdirikan di standing bar. Jadi ia belum terbiasa.
- Ibu si anak sendirinya masih parno, tegang, atau perasaan negatif lain. Percaya nggak percaya, anak bisa merasakan itu. Apalagi, katanya, anak berkebutuhan khusus itu lebih sensitif dan lebih peka. Jadi, kalau si ibu nya sendiri masih parno, galau, dan lain-lain, anak bisa sense itu dan akhirnya mereka kebawa juga perasaan ibu nya. Jadi, saya selalu heboh tiap menemani Kakak Ubii fisioterapi. Entah heboh tepuk tangan, joget-joget, atau teriak-teriak menyemangati. Sedikit banyak, saya percaya itu bisa menarik mood positif Kakak Ubii.
- Ada yang mau share kemungkinan lain? :)
Belajar dari kemungkinan-kemungkinan di atas, ada beberapa hal yang biasanya saya lakukan supaya Kakak Ubii bisa lebih menikmati sesi fisioterapi nya. Ya mungkin nggak harus yang menikmati gimana-gimana, tapi at least lebih supaya ia nggak rewel dan bisa kooperatif.
Tips supaya anak nyaman di sesi fisioterapi
- TEGA. Ini hal paling dasar dan mungkin paling menantang, terutama di awal-awal anak ikut fisioterapi. Namanya ibu, sebetulnya pasti ada rasa nggak tega melihat anak nangis nggak nyaman atau terlihat kesakitan saat fisioterapi ya. Dan itu sangat lumrah. Tapi, mau sampai kapan kita nggak bisa menguatkan hati kayak gitu? Untuk berdamai dengan rasa nggak tega itu, saya selalu meyakinkan diri bahwa ini adalah sesuatu untuk kebaikan Kakak Ubii. Rasa nggak nyaman atau bahkan sakit yang ia rasakan selama fisioterapi, sama sekali BUKAN karena kami jahat, tapi karena kami ingin ia bisa lebih baik dan lebih sehat. Itu yang saya bilang ke diri saya berulang-ulang kali. Kalau Kakak Ubii rewel saat fisioterapi, saya juga bilang hal itu padanya. "Ayo Ubii, Ubii kan mau jalan. Ubii kepengin bisa jalan kan. Ayo semangat sedikit lagi." Awal-awal nya saya lihat Kakak Ubii selalu nangis kayak gini, juga sedih banget rasanya. Nggak tega tapi harus.
- Tetapkan sesi fisioterapi di jam-jam yang sekiranya anak sedang fresh. Bukan jam-jam di mana biasanya anak tidur siang atau mengantuk. Tapi, kalau ternyata kesulitan menetapkan jadwal fisioterapi di jam anak fresh karena misalnya jadwal terapis sudah full, ya mau nggak mau harus putar otak cari solusi lain. Misalnya, dengan membiasakan menggeser jam tidur anak. Tapi, sekali dua kali, tetap saja memungkinkan kecolongan anak mengantuk. Saya juga mengalami.
- Penting banget sebelum berangkat fisioterapi, anak sebaiknya sudah makan dan minum sampai kenyang. Karena fisioterapi itu melelahkan buat mereka. Jadi jangan sampai berangkat dengan perut kosong.
- Kalau memang belum terbiasa dengan lingkungan baru, ya jalan satu-satu nya adalah menunggu sampai anak terbiasa. Butuh proses, memang. Sabar dan jalani saja. Dan, JANGAN jadikan anak lain sebagai acuan. Misalnya ada anak yang hanya dalam waktu sebulan sudah terlihat enjoy dengan suasana fisioterapi, jangan jadikan itu sebagai patokan. Masing-masing anak punya cara dan timing nya masing-masing.
- Bawa mainan atau benda favorit anak. Ketika si anak sudah terbiasa dengan suasana fisioterapi, sudah kenyang, dan nggak mengantuk, tetap saja selalu ada kemungkinan anak rewel dan nggak kooperatif. Jadi, selalu bawa mainan yang sedang digemari anak untuk memancing mood nya supaya baik lagi. Kenali anak sedang suka benda apa. Nggak harus mainan. Pokoknya apa aja yang sedang disuka. Saya selalu bawa benda yang disuka Kakak Ubii at the moment dan benda itu harus selalu ada di tas. Jadi saya nggak pernah keluar-keluarin lagi dari tas. Most of the time, it works.
Ini Kakak Ubii saat masih suka-suka nya sama mainan yang bisa muter dan nyala Ini foto baru-baru saja. Belakangan ini Kakak Ubii suka mainan sabut untuk cuci piring - Bawa bekal. Bisa saja di tengah sesi fisioterapi, anak lapar lagi walau sudah makan sebelumnya. Jadi, biasakan selalu bawa perbekalan seperti susu dan kue. Atau apa aja deh yang biasa dimakan dan disukai anak.
- Jalin hubungan yang baik dengan fisioterapis. Menurut saya ini penting. Ketika kita bisa menjalin kedekatan dengan fisioterapis sehingga fisioterapis nyaman dengan kita, otomatis beliau-beliau ini akan menjalankan tugasnya dari hati tanpa ada perasaan malas atau perasaan negatif lain di hatinya. Saya sudah bertemu banyak fisioterapis. I can tell terapis mana yang benar-benar bekerja menggunakan hati. Walau capek, beliau akan tetap tersenyum. Walau anak kita rewel, beliau nggak akan jengkel dan dongkol. Kalau fisioterapis memegang anak kita dengan senyum dan perasaan positif, aura itu akan dirasakan anak kita sehingga anak kita juga lebih relaxed. Coba lihat raut wajah fisioterapis Kakak Ubii di foto ini, sumringah kan.
***
The bottom line is... Ketika melihat anak menangis saat fisioterapi, pasti ada rasa kasihan atau nggak tega kalau kita belum terbiasa. But, just hang in there. Hang tightly. Selalu camkan dalam hati bahwa ini adalah untuk kebaikan mereka kelak. Dan, perlu diingat, bahwa nggak ada sesuatu yang instan kecuali mie instan dan chicken nugget. Jadi, sabar sabar dan sabar. Mungkin anak belum menunjukkan progress sama sekali hari ini. Tunggu. Rencana Tuhan pasti indah. Ketika waktu-Nya sudah tiba, niscaya anak-anak kita akan mengalami progress. Amin.
Nggak ada yang instan, butuh bertahun-tahun sampai Kakak Ubii bisa ceria most of the time dalam sesi-sesi fisioterapi nya seperti ini.
Juli 2015, rambut masih botak pasca operasi |
Januari 2016, keep smile yuk! :) |
Kira-kira ada tips lain nggak? Ada yang punya masukan lain? Yuk share sama-sama :)
*Foto-foto ini diambil di tiga tempat di mana Kakak Ubii menjalani fisioterapi. Terima kasih banyak untuk Mbak Nia dari RS UGM, Bunda Novy dan tim dari Griya Fisio Bunda Novy, dan Mbak Ria dari Klinik Tumbuh Kembang RHE Rawamangun Jakarta*
Love,
*Foto-foto ini diambil di tiga tempat di mana Kakak Ubii menjalani fisioterapi. Terima kasih banyak untuk Mbak Nia dari RS UGM, Bunda Novy dan tim dari Griya Fisio Bunda Novy, dan Mbak Ria dari Klinik Tumbuh Kembang RHE Rawamangun Jakarta*
Love,
Semangat terus untuk anak-anak hebat seperti Ubii dan kawan-kawan ya, pun begitu dengan para orang tua :) :)
ReplyDeleteKeren deh dirimu Ges.. Dulu lihat Luna diterapi nebul dan nangis-nangis kejer aja aku enggak tega. Trus aku menyerah. Huhuhu...
ReplyDeleteSemua orang di lingkungan Ubii harus sabar dan tegas ya mak saat fisioterapi. semangat Ubii
ReplyDeleteInfonya keren .... (Y)
ReplyDeleteselalu dapat informasi dari blog diari mami ubu...semangat ubiii..semangat mami dan papinya..
ReplyDeleteTrimakasih mama Ubii. Persis banget sama Mira. I know I'm not alone,but sometimes I feel lonely dealing with my daughter. Smoga kita smua diberi kesabaran dan rasa syukur yang berlimpah yaa. Salam hangat dr Sby
ReplyDeletePanjang sekali perjuangan kalian untuk mendapatkan senyum Ubii ketika fisioterapi ya. She's lucky to have you Gess, mami yang semangatnya luar biasa.
ReplyDeleteSemangat terus mba Grace, lekas hebat ya kakak Ubii :)
ReplyDeletesemangat terus untuk mami Ubii dan Ubii juga ya, sayang ^^
ReplyDeleteSpeechless tiap kali baca kisah Mbak Gess dalam berikhtiar untuk Kakak Ubii :')
ReplyDeleteWah terima kasih tipsnya, sudah yakin sih pasti awalnya ngga mudah mengusahakan anak agar enjoy fisioterapi tapi kita harus telaten dan sabar :)
ReplyDelete