Gile, blog Diari Mami Ubii hampir lumutan euy. Sudah seminggu terakhir nggak ada post baru. Kali ini post ringan aja, makanya label nya curhat. Sebenarnya sudah cukup lama saya merasakan ini, cuman mau nulis di blog batal melulu. Karena kemarin perasaan ini muncul lagi, langsung tulis deh supaya nggak batal lagi.
Perasaan apa sih emangnya? Senang dan lega. Kenapa? Sesuai judul, karena ketika saya ber me time ria, orang di sekitar saya bisa memaklumi.
Me time. Menurut saya, semua orang itu butuh me time. Kadar kebutuhan, frekuensi, dan jenis aktivitas saat me time aja yang berbeda dari satu orang dengan yang lainnya. Tiap orang punya cara yang berbeda untuk memuaskan hasrat me time. Untuk ibu yang sudah punya bocah usia sekolah, saat si anak sekolah, ibu tersebut bisa punya waktu untuk dirinya sendiri. Kalau anaknya masih balita kayak saya? Ya kapan pun yang sekiranya bisa. Saat anak sudah tidur misalnya. Waktu itu bisa dipakai untuk me time.
Saya termasuk ibu yang merasa membutuhkan me time di luar rumah. Saat Kakak Ubii dan Adik Aiden sudah tidur sehingga saya bisa sendiri online atau menyantap mie rebus lombok rawit sambil nonton serial misalnya, sebetulnya itu mah sudah me time juga buat saya. Tapi, ada momen di mana saya ingin me time saya nggak melulu di rumah dan 'bebas' sejenak dari anak-anak.
Biasanya kebutuhan akan me time di luar rumah ini terasa kalau saya sudah benar-benar cupet di rumah dan bosan dengan rutinitas sehari-hari. Butuh kegiatan yang berbeda dari rutinitas biasa yang berpusat di mengurus anak-anak dan mengantar Kakak Ubii untuk terapi ini itu.
Puji syukur, Adit bisa memahami kebutuhan ini. No wonder sih, soalnya Adit juga sama. Kalau sudah penat, dia juga butuh keluar rumah untuk sekedar baca buku di kedai kopi atau kumpul-kumpul dengan sahabatnya semasa kuliah. Syarat yang diberikan Adit hanya satu. Saat saya kepengin me time di luar rumah, nggak boleh mendadak dan pastikan ada yang bisa menjaga anak-anak. Saya bersyukur bisa sependapat sama Adit tentang hal ini. Sama kayak kami yang sependapat tentang pacaran sama pasangan suami/istri itu penting.
Baca: Pacaran dengan Suami
Baca: Pacaran dengan Suami
Rabu kemarin sampai Jumat ini saya berkesempatan punya me time di luar rumah, bahkan di luar kota. Yah, sebenernya saya ke luar kota untuk urusan pekerjaan sih. Tapi, buat saya, itu juga sudah me time banget rasanya.
Kamis kemarin, saya bersama tim MedicTrust mengadakan acara diskusi yang dihadiri oleh 10 mama blogger di kota Bogor.
Kebetulan beberapa dari 10 mama blogger tersebut sudah mengenal Kakak Ubii lewat cerita-cerita saya. Jadi, saya nggak heran ketika mereka bertanya, "Ke Jakarta sama siapa? Oh, sendiri. Terus anak-anak di mana, sama siapa?"
Seneng banget loh bisa ketemu teman-teman yang selama ini cuman say hi di dunia virtual :)) |
Kebetulan beberapa dari 10 mama blogger tersebut sudah mengenal Kakak Ubii lewat cerita-cerita saya. Jadi, saya nggak heran ketika mereka bertanya, "Ke Jakarta sama siapa? Oh, sendiri. Terus anak-anak di mana, sama siapa?"
Yang bikin saya senang adalah, saat saya bilang bahwa Kakak Ubii dan Adik Aiden di Jogja bersama Eyang dan ART, tanggapan mereka bisa dibilang cukup suportif. Mereka nggak melontarkan pertanyaan-pertanyaan semacam, "Ih, kok tega sih ninggal anak-anak?" atau "Ya ampun, kasihan dong anak-anak ditinggal sendiri." Instead, mereka menanggapi dengan, "Oh di Jogja. Iya sih, Mak Ges kan juga butuh me time kayak gini supaya fresh lagi. Biar nanti bisa semangat lagi bawa Ubii terapi," dan blablabla semacam itu.
Saya jelas nggak tau pasti apakah isi hati mereka senada dengan apa yang mereka ucapkan pada saya. Tapi, saya nggak peduli. Cukup dengan mereka memberi ucapan yang bernada memaklumi dan nggak menghakimi saya kayak gitu, saya udah bersyukur banget. Saya mah memang gampang terharu dan meleleh orangnya. Hahahaha. Not that I need people being agree with what I'm doing or not that I need their approval to be happy yah. Tapi, ucapan yang nggak menghakimi saat saya me time itu ternyata ampuh menjaga mood. Entah. Tapi, saya merasa dimengerti.
Sejujurnya, saya bisa memahami kalau ada ibu yang nggak tega meninggal anaknya untuk bisa punya me time. Cuman, yang kadang gengges adalah... kadang ibu-ibu yang kayak gitu jadi suka melontarkan ucapan yang nggak perlu macam:
"Wah, kalau aku sih nggak tega ninggal anak sendiri,"
"Ih emang nggak kasihan ya ninggal anak-anakmu sendiri?"
"Duh, kalau aku sih nggak bisa kalau ninggal anak cuman sama ART. Kalo ada apa-apa gimana?"
Kenapa gengges? Karena, c'mmon, orang kan beda-beda. Tingkat stress orang beda-beda. Cara orang mengelola stress beda-beda. Level stress management orang itu beda-beda banget. Ucapan kayak ketiga hal tersebut seolah menyiratkan ibu yang butuh me time di luar rumah itu tega sama anak dan nggak menomer satukan anak.
Saya misalnya, emang kalau saya ninggal anak-anak di rumah lalu saya nggak kepikiran sama sekali? Ya, pasti tetap kepikiran dong. Hal-hal macam anak-anak lagi apa yah? Atau, Adik Aiden mimik susu nya susah nggak ya? Atau, Kakak Ubii sudah makan dan minum obat belum yah? Yang namanya ibu ya pasti mikirin itu lah. Tapi, saya berusaha woles aja. Anak-anak dijaga oleh ART dan Eyang. ART sudah bisa menyuapi, menghangatkan ASI, tau jadwal Kakak Ubii minum obat, dan bisa meminumkan obat. Eyang adalah anggota keluarga sendiri yang pasti mengawasi ART saat menjaga anak-anak. Jadi yah, buat saya itu cukup.
Justru, kalau saya sedang me time di luar rumah kayak misalnya kemarin itu, saya berusaha nggak terlalu parno dan khawatir akan hal kecil sehingga jadi harus dikit-dikit telepon untuk ngecek ini itu nya anak-anak. Karena saya mikir nya gini:
"Aku udah ninggal anak-anak sehingga aku punya waktu untuk melakukan pekerjaan/hobi supaya fresh. Jadi aku harus pakai momen ini semaksimal mungkin, doing it to the fullest, supaya saat aku pulang dan ketemu anak-anak lagi nanti, mereka akan bertemu dengan Mami yang lebih segar, lebih bahagia, dan lebih bersyukur. Saat aku pulang nanti, mereka harus bertemu dengan Mami yang content dengan apa yang ia lakukan dalam hidupnya. Jangan sampai aku udah ninggal mereka, tapi aku nggak menikmati momen me time ini, karena nanti momen ini akan jadi sia-sia."
Saya hidup sekarang. Bukan kemarin. Besok? Siapa yang tau sih? So, live every moment to the fullest. Dan saya bahagia kalau bisa me time di luar rumah sambil kerja begini. Saya bisa lebih produktif. Selama tiga hari ini, produksi ASI saya sampai ikut meningkat karena mood saya baik.
Setiap hari, 24/7, hidup saya untuk anak-anak karena saya nggak bekerja kantoran. Rasanya nggak berlebihan lah kalau ada waktu-waktu di mana saya penat dan butuh melakukan pekerjaan atau hobi sendirian. Bukan karena malas mengurus anak-anak, tapi lebih karena saya harus mencintai diri saya sendiri juga. Being a mother should not make me lose myself. I deserve to be happy, too. I deserve my own time as well. Not that I'm not happy when it comes to taking care of anak-anak loh ya. You know what I mean lah. :))
Dan kesenangan saat bisa punya me time ini akan meningkat berkali-kali lipat ketika nggak dihakimi.
So, moms, ketika kalian punya fellow moms yang sedang ber me time ria di luar rumah, you better not judge them deh. Because, every mom has her own way in managing stress. Let's just respect that and not interfere.
"Today, I'm giving myself permission to have a little 'Me' time, so I can be the best wife, mom, friend, and woman I can possibly be. And, I will NOT feel guilty about it."
HappyWivesClub.com
Setujuuuuu. Mommy2 butuh me time biar tetep hepi. Emak hepi anak epi keluarga hepi :(
ReplyDeleteFully agree Mak.. :)
ReplyDeleteSetuju..cuma aku msh nerima aja omongan "pergi sendiri anaknya sama siapa? Ih tega"
ReplyDeleteHaduhh...
Me time nggak masalah koq untuk menjaga kewarasan ibu.. Banyak banget yg tega nyiksa anak gara2 kesel sama suami dan tanggung jawab nya karena kurang Me time..
ReplyDeleteBtw fotonya kayak anak kecil usia kelas 5, mami Ubii..
Iya mak, perlu dong punya me time. Lagian kan emang udah direncanain sebelumnya, jadi urusan anak-anak juga udah settle. Aku sih setuju aja, karena kau juga suka punya me time^^
ReplyDeletesetuju banget mbak. me time paling aku suka kalau bisa ke salon, makan di restoran atau nonton film yang udah lama dipengenin. me time itu ibarat nge-charge kembali ibu yang abis batere :)
ReplyDeleteYap yap, perlu lah me time itu :)
ReplyDeleteCurhat mak grace mengingatkanku pada kejadian setahunan yang lalu-_-.aq pergi ke Jakarta dr depok buat acara blogger dan anak sm art. Ternyata ada aja yang melontarkan tanggapan miring sperti "kok tega sih ninggal anak pdhl ga kerja. Sampai anaknya nangis2, pdhl anknya lagi sakit," dll. Instead Of ngabarin Aq kalau anakku nangis /konfirmasi bener ga nya anakku demam, dia lebih milih posting di sosmed dan percaya sm omongan art ku. Padahal dia ga tahu prepareku jauh2 hari trmasuk cek suhu anak sblm brgkt. Dia jg ga tahu keperluanku pergi untuk apa. Dan kalimat tsb cukup buat Aq syok dan keinget pe sekarang. Karena dia menyebut "kok ada ya ibu seperti itu! " Well ibu seperti apa yg dia maksud. Pdhl dia sendiri tahu kalo aku 24 jam sama anak. Sementara ketika dia dinas kantor berminggu-minggu keluar kota anaknya muntah didepanku, aku ga ngecap dia ibu yg ga baik. Setelah itu kapok, art juga kupecat krn berbagai alasan lain. Kalo Aq kepepet ke jakarta yg ga bisa bawa anak krn mesti naik krl, ngebis dll, anak mending qtittip di daycare, Aq lbh tenang dan ga Ad yg ribut #curcol
ReplyDeleteWaah aku juga alhamdulillah diizinkan kalo me time asal pas ada uang xixixi
ReplyDeleteSetuju...ada waktu2 dimana emak pun butuh "Me" time, toh me time itu nggak dilakukan saban hari to?
ReplyDeleteMe Time gak cuma ibuk kantoran yang butuh. Emak rumahan macam kita juga butuh. Biar tetap waras jaga anak, ngurus suami. Gak mau kan.marah2 sama anaknya?
ReplyDeleteIkutan curcol juga
ReplyDeleteBesok insyaAllah anak anak akan kutinggal ke Bali selama 5 hari 4 malam. Tadinya mau gak ikut, secara emak emak nggak pernah lepas dari anak, tapi malah suami yang support. Katanya aku itu perlu refreshing. Klo badan dan pikiran seger, aku "level macannya" lumayan berkurang hahaha. Harapan suami, kepergian aku ini juga menghilangkan keparnoanku dalam meninggalkan Aisha, karena selama 4 bulan kehidupan Aisha, dia aku kekepin terus. Yah soalnya Aisha sempat mengalami hal hal yang bikin emaknya ini amat sangat khawatir. Sementara Shoji Rey dulu nggak gitu (mereka beberapa kali kutitipkan ibu kalau aku ada aktivitas diluar).
So, enjoy your me time mommies :)
Memang susah ya, Mba, kalau sudah berhadapan dengan Buibu yang suka nge-judge kayak gitu.. Heran, kita yang jalanin aja sanggup, berarti masalah anak di rumah sudah ada solusi, dan nggak perlu diingat-ingatin lagi soal itu. Saya aja kalau butuh me time pamit sama suami, sampaiin ke ibu bisa jagain anak-anak nggak, kalau mereka oke, yaudah jalan aja, tanpa mikir apa kata orang.
ReplyDeleteWah, setuju banget, Ges. Apalagi bagian terakhir bahwa me time itu menciptakan ibu yang semakin fresh dan semakin bersyukur. Kitanya jd lebih segar, ngga mudah marah, dan ngga gampang sakit juga karena stres :)
ReplyDeleteharus hati-hati emang ya kalau nanggepin hal hal yang bersifat type parenting. apalagi saya yang belum ada pengalaman. salah salah bikin orang lain tersinggung dan kurang enak hati
ReplyDeleteAku yang anak baru mau 2 aja juga butuh me time Gees, apalagi dirimuu, hehehe..
ReplyDeletesetuju miubi, stiap ibu memang butuh me time *termasuk yg suka nyinyir 'koq tega sih ninggalin anak', hehe, cm caranya aja yg beda2,
ReplyDeleteya begitulah, dimanapun pasti ketemu dg org yg 'begitu'2..
slm bwt kak ubi dan cimolman yak :)
ha ada aja emang yg ngomong gitu, hadeuh.. cuek aja lah aku mah, toh sebenernya yg ngomong gtu pun butuh me time,cuman kadung malu aja kali..
ReplyDeleteKalo lagi me time tetep kepikiran anak kan ???
ReplyDeletesetujuuu mbaaa.. saya belum punya anak, masih hamil sih, saya pun gak kerja kantoran, jadi tiap hari di rumah aja. jadi kadang2 masih keluar rumah sekadar main ke temen, atau belanja sendirian (dengan kartu debit suami hahaha)
ReplyDeleteyg nyinyir mah sirik aja itu mba karena gak bisa me time :D
Ibuku mlh sering nyuruh kakakku pergi keluar sm istrinya biar gak penat. Dan seneng bgt klo diminta jaha cucu. Hrsnya sesama perempuan bs lbh berempati ya. Tp kdg sesama perempuan lbh ganas, haha
ReplyDeletesetuju banget.. me time bukan berarti kita ibu yg tega.. musti dibaca nih sama ibu2 rempong yg suka nya ngusilin.. secara aku kerja, jadi kerja aku anggap me time.. cukup efektif bikin kita ga penat dgn urusan rumah... hubungan aku ama anak ga bosen selalu kangen klo tiap ktemu..
ReplyDeleteomg, untungnya aku ga punya temen2 yg suka ngomong gitu kalo ngeliat aku me time mba... lah gmn kalo itu ibu2 gengges ketemu aku yaa :D... lah akukan srg traveling ninggalin anak2 ... tp ya itu semua udh aku pikirin bnr2 lah... udh percaya ama baby sitternya, dan kebetulan mertua juga rumahnya tnggal ngesot doang dr rumah kita.. segala perlengkapan udh kita siapin sbelum traveling biasanya...
ReplyDeletemungkin bgsnya kita anggab aja ibu2 yg gengges itu cuma iri krn ga punya wktu me time ya ;p
Aku baru pny baby hampir 3 bulan (kurang 4 hari( and merasa low bat banget butuh me time...secara baby masih asi dan ga mau ngedot botol dan ga ada yg bantuin..berduaan aja di rmh sm baby setiap hari... #curcolnewmom
ReplyDeleteibu ibu jam now
ReplyDelete