HAI! Kali ini saya nggak kepengin curhat atau berbagi cerita. Justru, saya pengen nanya. Banyak. Tentang tetek bengek yang berkaitan sama blog. Ternyata semakin pengen tau A-Z, malah semakin saya ngerasa kalau saya masih minim informasi. Akhirnya jadi penasaran deh. Hahaha.
Awalnya sempat kepikiran pengen melist pertanyaan saya di status FB atau di thread komunitas blogging. But, on second thought, kayaknya lebih enak kalau saya jabarin detil di sini supaya jawaban-jawaban dan sharing dari kalian bisa selalu saya tengok dengan gampang.
Semoga ada yang mau sharing yah!
Tentang sponsored post
Penasaran sama hal ini sudah lama, terus lupa, terus ingat lagi setelah baca status FB Kak Kartika Putri Mentari ini:
Pertanyaan saya mirip-mirip nih. Untuk sponsored post itu, apakah lebih disukai yang soft-selling? Kenapa?
Kemudian, saya mau menambah tapi pakai cerita dulu ya.
Jadi, kapan gitu saya pernah mampir ke forum sebuah situs parenting yang topiknya adalah mama blogger favorit. Beberapa komentator, bahkan cukup banyak sebenernya, kompak menyebut satu nama mama blogger idola. Sebut saja Raisa, yah. Tapi, ternyata di komen-komen belakangan, banyak juga yang bilang begini,
"Dulu sih suka banget mampir ke blog Mbak Raisa. Tapi belakangan ini isi blognya pasti jualan terus (maksudnya sponsored post kayaknya) jadi aku lama-lama agak males dan jadi lebih suka mampir ke blognya Mbak Isyana."
"Dulu sih suka banget mampir ke blog Mbak Raisa. Tapi belakangan ini isi blognya pasti jualan terus (maksudnya sponsored post kayaknya) jadi aku lama-lama agak males dan jadi lebih suka mampir ke blognya Mbak Isyana."
Demi kepo, saya pun meluncur ke blog Raisa dan memang ternyata last entriesnya saat itu hampir semuanya sponsored post, yang padahal menurut saya nggak kentara-kentara amat loh. Ibarat saya mampir ke 5 postsnya, ternyata 4 nya sponsored posts. Jadi kan kebanyakan nggak dijeda dengan post biasa sebelum dan sesudah sponsored posts nya.
Ternyata hal kayak gitu bisa bikin loyal readers berpaling. Kalau menurut kalian, gimana, gaes?
Nambah: Advertorial dan sponsored post itu sama atau beda sih, temans?
Nambah: Advertorial dan sponsored post itu sama atau beda sih, temans?
Tentang Google AdSense
Siapa sih yang nggak pengen punya income tambahan dari blog kalau blognya memang bisa diapproved untuk punya Google AdSense? Kayaknya semua pasti nggak nolak lah ya kalau blognya lolos approval. Saya pun kepengin banget nget nget bisa pasang Google AdSense ini. And, I tried to apply it once.
Saya sebenernya nggak yakin ya apakah steps yang saya lakukan sudah betul, kayaknya sih udah. LOL. Dan kata teman-teman kan setelah apply memang perlu proses verifikasi dulu, kan ya? Bener kan? Jadi intinya setelah apply, saya menunggu tuh. Lupa tepatnya berapa bulan penantian geje saya, lha kok tiba-tiba ada email masuk dari Google AdSense. Emailnya 2 biji sekaligus dengan jeda waktu nggak sampai berjam-jam.
Email pertama:
Email kedua:
Nah loh, saya bingung berat. Kok bisa ada kata-kata Google AdSense saya nggak menghasilkan impression sama sekali setelah dibuat sehingga akhirnya ditutup? Padahal, saya nggak merasa pernah dapat semacam notifikasi atau apalah apalah yang ngasih tau kalau blog saya approved. Jadi, 2 email ini maksudnya gimana ya? Apakah sebenernya dulu blog saya sudah approved? Kalau iya, kok saya nggak dapat pemberitahuan (I checked my inbox and spam already. Nothing)? Dan, apakah kalau begini, saya masih bisa/boleh daftar lagi? Kalau boleh, gimana caranya supaya kejadian ini nggak terulang lagi yah?
Tentang komentar di posts
Pengen tau aja, kalau untuk teman-teman blogger sekalian, komentar itu seberapa penting? Apa alasannya?
Dulu, pas saya iseng buka blog Raisa yang sudah punya nama di jagad blogging Indonesia, ternyata jumlah komen per post nya biasa. Sedikit, biasa, atau banyak tuh memang relatif ya. Tapi, untuk seorang seleb blog, IMHO jumlah komen yang didapat Raisa ini biasa, cenderung ke arah sedikit malah. Tapi blognya tetap ramai. Pageviews nya tetap meningkat signifikan - ini saya sotoy.
Jadi, bisa nggak sih dibilang kalau jumlah komentar itu bukan faktor penentu utama sebuah blog ramai atau enggak? What do you guys think?
Tentang menaikkan traffic blog
Hal ini pernah diulas lengkap banget sama Windi Teguh.
Baca di http://www.windiland.com/2016/08/11-tips-gampang-membuat-blog-ramai.html yah.
Di situ, Windi menulis hal-hal yang dia lakukan adalah: bikin posts tentang tema yang sedang hot atau booming (bisa film, acara televisi, status teman lain, isu terbaru, atau meme), bikin judul yang bikin orang curious, cerita tentang pengalaman unik, bikin tanggapan dari blogpost blogger lain, dan bikin blogging collab. Yang terakhir ini kami praktikkan berdua dengan postingan #GesiWindiTalk kami.
Baca: GesiWindiTalk
Kalau saya, menulis entry tentang tema yang sedang trend, juga pilih-pilih. Yang saya pengen, bisa, dan ada benang merah sama niche blog saya ini. Kalau yang sedang trend misalnya tentang ekonomi, mau segimana viralnya, kayaknya nggak akan saya tulis. Soalnya saya odong banget di tema itu, daripada kesannya maksa dan nggak natural. Heuheuheu.
Menurut kalian, ada lagi nggak tips yang lain? Sekalian nambah ilmu bareng, yuk!
Menurut kalian, ada lagi nggak tips yang lain? Sekalian nambah ilmu bareng, yuk!
Tentang socmed sharing
Pasti sudah banyak dari kita yang menerapkan ngeshare link blogpost terbaru kita di media sosial masing-masing yah. Kalau dari pengalaman kalian, seberapa efektif sih? Dan di platform media sosial apa yang paling efektif?
Kalau saya, share di Twitter kayaknya nggak ada yang ngeklik. Hahahaha. Ini ketawa miris, sist!
Tentang fee / rate card
Kalau kita dapat tawaran blog dan/atau socmed monetization yang sebelumnya belum pernah kita coba, pasti ada kebingungan yah saat ditanya berapa rate card kita sama si calon klien. Pernah nggak ngalamin bingungnya? Kalau pernah, lalu kalian ngapain?
Nanya-nanya ke blogger/influencer lain, nanya di forum blogging, atau gimana?
Sekalian nanya, kalau model nanyanya kayak, "Mbak/Mas, aku ditawarin job X dari agency Y. Tapi aku bingung nentuin rate nya. Kalau Mbak/Mas ngerjain job model gini, boleh tau ga biasanya ngeset rate di kisaran berapa?" itu mengganggu dan terkesan kurang sopan nggak sih?
Tbh, saya pernah beberapa kali nanya begitu ke beberapa teman. Pilih-pilih sih yang sekiranya cukup dekat. Tapi kan saya nggak pernah bisa bener-bener tahu isi hati orang yang saya tanyain begitu. Kira-kira aslinya tersinggung nggak, blablabla. I would never know.
Jadi menurut teman-teman gimana? Kalau saya sendiri ditanyain gitu, biasanya saya jawab dengan senang-senang aja sih, tapi memang lebih enak juga jawabnya kalau yang nanyain cukup dekat dengan saya.
Tentang SEO
Dari dulu saya pengen bisa hal ini tapi selalu bingung menerapkan. Ada yang punya tips simpel yang boleh saya pelajari? Hehehe...
Dan, mau nanya, SEO itu seberapa penting sih sebetulnya?
Tentang Shareaholic
Ada nggak yang pakai Shareaholic untuk memudahkan pembaca ngeshare blogpost kalian? Saya pakai Shareaholic dan sumpah lagi bingung.
Bingungnya adalah, is it really valid? Kalau enggak selalu valid, apa alasannya?
Yang paling bikin saya curiga adalah blogpost tentang cerita saya meet up dengan Gisel dan Gempi.
Baca: Meet Up: Gisel dan Gempi
Terbaca ada 290 shares via Facebook.
Dan saya bilang impossibru banget kalau blogpost saya itu sampai dishare 290 kali. Kenapa? Karena saat saya ngeshare link post ini ke akun Facebook saya, blas nggak ada notifikasi bahwa ada yang ngeshare. Plus, kalau dinalar, kayaknya nggak mungkin banget deh postingan begini dishare sebanyak itu wong ini bukan postingan yang berpotensi viral.
Dan saya bilang impossibru banget kalau blogpost saya itu sampai dishare 290 kali. Kenapa? Karena saat saya ngeshare link post ini ke akun Facebook saya, blas nggak ada notifikasi bahwa ada yang ngeshare. Plus, kalau dinalar, kayaknya nggak mungkin banget deh postingan begini dishare sebanyak itu wong ini bukan postingan yang berpotensi viral.
Kira-kira kenapa yah? Saya ogah aja kalau nanti ada yang mengira yang enggak-enggak, entah saya yang memanipulasi ini atau gimana. Padahal saya juga bingung. Please enlighten me yah, anyone.
***
Kayaknya itu dulu deh pertanyaan-pertanyaan saya. Semoga teman-teman mau ikutan sharing bareng. Kalau ada yang mau ikut nambah pertanyaan, please feel free. Nanti saya tambahin ke post saya ini yah.
Kalau ada yang pernah bikin post berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan saya di atas, boleh banget kalau mau bagi link blogpost nya di komentar. Tapi nggak usah di link hidup yah. Nanti saya samperin link-linknya.
Kalau ada yang pernah bikin post berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan saya di atas, boleh banget kalau mau bagi link blogpost nya di komentar. Tapi nggak usah di link hidup yah. Nanti saya samperin link-linknya.
Thank you for everyone who's willing to share his/her thoughts on my questions!
By the way, saya juga pernah menulis beberapa artikel related to blogging di blog Diari Mami Ubii ini. Ada tentang tips menang lomba blog ala saya, tips menulis review produk, dan tips membuat media kit untuk blogger, barangkali kalian tertarik mampir yah! :)
Baca: Tips Menang Lomba Blog Ala Mami Ubii
Baca: Tips Menulis Review Produk
Baca: Contoh Media Kit untuk Blogger dengan Piktochart
By the way, saya juga pernah menulis beberapa artikel related to blogging di blog Diari Mami Ubii ini. Ada tentang tips menang lomba blog ala saya, tips menulis review produk, dan tips membuat media kit untuk blogger, barangkali kalian tertarik mampir yah! :)
Baca: Tips Menang Lomba Blog Ala Mami Ubii
Baca: Tips Menulis Review Produk
Baca: Contoh Media Kit untuk Blogger dengan Piktochart
All in all, menurut saya mikirin hal-hal begini sambil lalu aja, dalam arti ya pengen belajar tapi tetep nomor satu memperkaya konten dan mempersering frekuensi update blog. Soalnya kalau mantengin pertanyaan-pertanyaan ini doank secara banget-banget, malah kita bisa jadi diam di tempat dan blog nggak update-update. Makanya saya baru berani nanya-nanya begini setelah saya merasa belakangan ini sudah lebih dapet celah dalam blogging dan lebih konsisten. Dulu sih ya penasaran, tapi nggak bener-bener mikirin. Mungkin emang saya nya juga yang nggak nyantol :(
Love,
Sharing pagi yang menyegarkan :)
ReplyDeleteAyo dong ikutan sharingnya, Mba Oline. Kan dirimu udah banyak pengalaman :D
DeleteNggak imposibruu kok mi... share facebook itu bukan hanya klik button share aja. Misal dia komen dan respon di kolom komentar yan sedang di-share dan postingan itu bersifat publik, itu berpotensi untuk dishare ulang di beranda mereka yang komentar.
ReplyDeleteSering lihat, "Vindy Putri commented on Grace Melia's post" ? Nah... itu aja udah jadi share 1x.
Kalau mau pasti, lihat aja di http://graph.facebook.com/http://www. link yang mau dicek, ini sudah dishare berapa kali di fb.
Kalau hasilnya sama, ya artinya itu valid. :D
Thanks ya Vindy, nanti aku cobain ah. Barusan udah dijelasin juga sama Mba Ranny dan Annisast. Ternyata sekedar like pun dihitung share ya.
DeleteSediain keripik plus teh dulu buat baca dan nunggu jawaban dari mastah2 hihihi
ReplyDeleteMau jawab tapi japri aja deh huehehehe
Mana mana japrinya? :D
DeleteSalah satu blogku pernah di banned Google adsensenya, tapi lama kelamaan bisa lagi tuh, gak tau kenapa..*bingung juga*
ReplyDeleteCoba mak Ges buka akun di Google adsensenya dan liat ada apa aja disitu,mungkin bisa diaktifin lagi iklannya dengan membuat unit iklan yang baru .. :)
Buka akun Google AdSense itu lewat mana, Mba Juli? *newbie nya kebangetan*
DeleteMbak Gesi, banyak banget yang ditanyakan dan bakalan menarik baca jawaban-jawabannya. Hihihi... Ini saya menunggu jawaban asik dari para yang baca.
ReplyDeleteKalau untuk google adsense, saya ada 5 apa 6 kali ditolak. Jadi waktu dievaluasi, Google pasang kode adsense di blog kita buat coba traffic dan revenue yang digenerate dari blog kita. Kalau belum memenuhi requirement mereka akan mendapatkan email konfirmasi gagal itu Mbak Gesi. Gagalnya itu bukan melulu karena trefiknya kurang. Kalo saya dulu karena blognya campuraduk. Setelah 6 bulan fokus bahas keuangan pribadi, baru kemudian dapet approval.
Kalo sponsored post, karena itu emang sponsored post dan saya dibayar, ya saya akan infokan kalo itu sponsored post, gak adil buat yang baca kalo saya nulis itu soft dan kemudian mereka "Kemakan" tulisan saya dan cobain produknya dengan membayar ternyata mereka gak puas. Makanya disclaimer selalu dimunculkan di sponsored post saya. Guidance google juga bilang gitu sih. Jadi yang baca ya monggo trus baca setelah tahu itu sponsored post, kalo gak mau ya fair buat mereka. Tugas saya berikutnya ya nulis postingan sponsored post yang masih menarik buat dibaca kan. Kudu profesional dong ya, masa mau dibayar tapi ga mau mikirin cara biar bisa tetep menyajikan content menarik....
Hahaha iya, Mas Dani. Maapkeun, soalnya aku penasaran sama hal-hal ini. Alhamdulillah beberapa sudah terjawab, nanti aku update jawabannya di post deh. Setuju sama poin sponsored post nya. Tetap diacknowledge kalau itu post berbayar yah. Tapi terus penyajiannya juga dibikin semenarik mungkin atas nama tanggung jawab kita thd agency/brand nya. Gitu yah, Mas sum up nya?
DeleteIkut nyimak. Banyak hal yang nggak saya tahu juga. Maklum, masih newbie :D
ReplyDeleteBtw, kalo bw ke blog yang ternyata isinya banyak sponsored postnya emang jadi males ngunjungi, apalagi yang banyak iklannya disana sini.
Kalo komentar, entah kenapa saya malah lebih bahagia, pageview tak seberapa, tapi yang komentar banyak, ketimbang pv banyak tapi nggak ada komentator. Alesannya?
1. Kita nggak tahu bagaimana respon mereka dengan tulisan kita. 2.Nggak yakin betul, kalo pv banyak apakah tulisan kita dibaca atau sekedar ngeklik aja lalu diabaikan. Minimal dengan adanya komentar, paling tidak mereka baca sebagian tulisan kita. Bagaimanapun tujuan kita menulis kan untuk dibaca, syukur-syukur bisa menginspirasi untuk mereka, bukan?
3. Dengan adanya komentar, kita tahu siapa yang mengunjungi blog kita. Ini bagus untuk terus menjalin silaturahim.
Itu dulu dari saya mak... :)
Poin nomor 3, aku sependapat, dengan ada yang komentar, kita jadi bisa silaturahmi berkunjung dan berkomentar balik ke blog mereka ya, Mak. Tapi untuk poin 1 dan 2, mungkin itu 'masuknya' kalau pembaca kita mayoritas adalah yang sama-sama blogger juga. Soalnya pengalaman sendiri nih, ada cukup banyak readersku yang bukan blogger. Mereka jarang banget nget nget komen di blogpostku, karena mereka bingung caranya. Kebanyakan emak-emak gape internetan untuk ber-FB aja, lalu yang lain bingung. Nah, mereka suka bingung kalau komennya di blog. Jadi akhirnya mereka suka ngomennya dengan japri aku entah itu di FB, IG, dan kadang WhatsApp. Kadang komennya ada di link yang kubagikan di FB. Aduh terus intinya apa ya ngalor-ngidulku ini, hahahaha. Maybe intinya, kalau untuk aku pribadi, jumlah komen banyak nggak menentukan blog tsb ramai, karena kadang kalau sesama blogger kan kayaknya ada yang rajin ngomen tapi tujuannya supaya naikkin DA nya sendiri, bukan krn bener-bener pengen baca tulisan kita. Hehehe.
DeleteYap. Menanggapi komentar poin 2, selain jumlah page view itu bisa dilihat juga time on site-nya. Jadi kalau yang view banyak dan time on site-nya gede, berarti emang mereka datang dan baca.
DeleteEh iya, mau nyambung tentang sponsored post disini. Kalo aku ya.. males baca pas tulisan awal langsung dikasih pengumuman "sponsored post". Lebih suka yg bener2 softselling, cerita aja mengalir, trus nanti di akhir disisipin iklan. Karena aku enggak suka lihat iklan. Nonton TV ada iklan aja langsung kuskip. Baca blog juga, di atas lgs ada warning "sponsored post" langsung skip juga. Hehehe... aduhh aku jahat yaa.. Tapi kalo yg dapet job temen sendiri, apalagi dijapri atau share di grup "minta sedekah komen" atau "numpang shared job ripiu" PASTI aku buka.. Kubaca dan sebisa mungkin kukomen.
DeleteHihihi, saya malah baru tahu time on site, Mak. Makasih udah dikasih tahu. :D Agak maklum, emak kudet. :D
DeletePengunjung blogku yang paling banyak juga dari FB, Mak Gesi. Rata-rata mereka memang hanya baca nggak bisa komen. Karena blog saya memang (sampe saat ini) belum untuk monetize, ya jalannya santai saja. Kalo bw ya memang baca blogpost dari teman blogger yang pingin saya baca. Biasanya soal parenting, DIY, resep masakan, jalan-jalan dsb. Itupun kalo memang sempet. Nggak ngoyo kalo saya.
Banyak lho, artikel temen blogger yang bagus-bagus. Kalo hanya sekedar naikin DA, ninggalin komen tanpa membaca (minimal sebagian), kok rasa-rasanya saya merasa rugi kalo ngelewatin ilmu penting. Ini buat saya lho, yang memang belum berniat monetize blog. Dan blog saya, sengaja nggak pake Alexa Rank, ntar bisa obesitas malah. :D
Makasih banget nget nget udah nulis ini, Mamii. Mewakili pertanyaan2ku juga. Kecuali yang adsense. Aku belum main gituan (((gituan))).
ReplyDeleteYang share FB makasih banget buat Vindi. Nanti mau ngecek ah. Soanlnya beberapa postinganku share FBnya kok banyak banget. 250an lebih. Apalagi yang story of my life. Padahal yaampun itu tulisan kisah masa kecilku yang nelongso banget. Apa mungkin emg orang Indonesia kan suka cerita2 mellow gitu kali ya, hahhaah
Mas Dani juga jawabannya cetar. Pencerahan banget, terutama ttg sponsored post.
Klo sponsored post aku masih belajar. Tapi pernah di posisi merasa sangat bersalah pas lagi males ngeblog trus malah dapet job mulu. Jadilah itu blog udah kaya web iklan, huhuhuu...Aku menyesal.
Tentang komen di blog sependapat sama Mba Isnaini. Bagiku komen itu mood booster banget :').
Aku klo di twitter share lewat komunitas blogging gitu lumayan sih kliknya.
Ini banyak banget komenku omigot. Hahahaha. Klo udah update kasih tau ya Mamii
(((GITUAN))) :')))
DeleteOh iya kalo di Twitter sambil colek komunitas ngeblog dan kalo diRT emang jadi lumayan banget yak, Nyak. Makasih udah ikut sharing ^^
Aq dapet ilmu baru yeay, soal shareholic hahha... Jan, payah tenan aku yang nyaranin km pk shareholic malah ga ngerti kl tiap komen or like di fb bs jadi jumlah share :D... Maapkeun :(
ReplyDeleteBtw, ada temenku yg ngefans ma km loh. Salam katanya hihi...
Hahahaha gapapa keleus, yang penting sekarang kita udah tauk :D
DeleteSalam balik yaaaaa
Kalau komen tu buat saya yg dulu jebolan mp, lumayan penting. Karena disana merasa ada interaksi ada jalinan sesama blogger. Bahkan jaminannya tidak sebatas dunia maya
ReplyDeleteMalah kok soal rate saya kurang ngecek, heuheuheu
Blogger ga niat banget kali ya saya nih :D
Sponsored post paling suka kalau nulis sendiri jadi ga jeglek temanya. Jarang ke pantai tau2 post suggest pantai. Saya sendiri merasa lucuk
hihihi....
Huahahaha, content placement yah? Sama, Mba. Aku juga prefer nulis sendiri. Kalau konten dibikinin, aku malas. Ya sih, kadang konten dibikinin tapi kita masih dikasih kebebasan untuk ngedit. Tapi kalau aku, ngedit gitu malah PR banget, lebih enak nulis sendiri. Mungkin aku nya yg gapinter ngedit *___*
DeleteIkut nyimak, Mami Grace. Kalau saya so far lumayan kenceng juga sih Mam kunjungan setelah share link di grup fb dan twitter, apalagi IG. Kalau untuk komen2an, saya pun sering nggak komenan. Biasanya karena lupa, atau komenannya susah di blog, jadi di share dia di fb atau IG aja. Kayak komen yg cerita nikah mami-papi ubii, saya komen di fb. Kalau mau ngayap, saya baca2 blog traveling tanpa komenan.
ReplyDeleteNgayap itu apa, Mba Nita? Ahahaha maapkeun roaming bahasa. Iya, kadang faktor susah komen di blog juga bikin orang batal komen di blog yah, Mba.
DeleteAku juga masih baru mbak, jadi ikutan nyimak ya biar ketularan pinter nge blog😁
ReplyDeleteKita sama-sama nyimak, jangan lupa siapin teh angetnya, Mba Vety :p
DeleteKalau soal sponsored post. Saya sih biasanya menyiasatinya dengan hashtag terus sehabis dapat sponsored post langsung ditindih dengan tulisan sendiri. Jadi, biar pembacanya nggak bingung. Sponsor post paling enak itu reportase dan produk review.
ReplyDeleteSetuju produk review. Untuk reportase, aku masih harus harus harus banyak belajar. Belum luwes :(
Deletetulisannya mewakili banget mak. si aku juga newbie baru kemaren. apa pula itu, hahaha.. sekarang masih tahapan belajar konsisten nulis lalu posting ke blog.
ReplyDeleteshare pengalaman mak, so far aku coba FB itu efektif untuk naikin rate. asal kita sharenya pas traffic pengakses fb lagi naik, hahaha..
btw, aku punya pertanyaan juga, maapp ya kalo pertanyaannya nggak banget. hehe.. apa untuk dpt sponsor post dan aproval dari Google Ads itu perlu pv tertentu per hari?
Nah iya asal kita post juga pas jam rame yaaa. Jadi emang musti baca-baca juga kira-kira jam-jam berapa ramenya timeline kita. Pertanyaan ttg Google AdSense dari mba Yuli, maaapppp, aku pass. Gatau juga. Plis ada yang nimbrung bantu jawab doonggggggggg :D
DeleteSaya ikutan nyimak aja, ya, Mami Ubii.. saya sendiri juga bingung kalo nulis sponsored post. paling cuma ngasih tagar sponsored post di akhir tulisan. enggak tahu itu bener apa gak :(
ReplyDeleteBanyak kok Mba yang gitu. Aku juga :D
DeleteKemarin barusan saja baca tulisannya Mbak Lusi kalau selebblog luar negri itu malah sering sedikit komen tapi PV mereka terus meningkat signifikan (thanks to google search). Sama kayak yang dituliskan Mbak Grace di atas. Mungkin ini..............
ReplyDeleteTapi beda lagi sama adik saya yang mengatakan kalau ingin blognya masuk pejwan harus menerapkan SEO. Jadi ya mungkin selebblog yang diceritakan oleh Mbak Lusi selalu memasuki pejwan dan selalu ditunggu postingannya oleh pembaca setia tetapi mereka tidak selalu membalas dengan komentar tetapi melalui postingan tanggapan/tandingan. Btw mau meluncur ke tulisannya Mbak Ade Delina yang sedang nanggepin tulisannya Mbak Grace tuh. Makasih sharingnya mbak.
Oh iya bisa jadi, aku kurang banget nih dalam cari referensi blogger luar negeri. Thanks, Mba Rani. Iya, jangan lupa mampir ke mba Ade yah. Bagus post beliau ^^
DeleteMbak Grace, ini jawabanku ya. Maaf kalo masih ala-ala hehe http://www.sohibunnisa.com/2016/08/ngomongin-blogging-yuk-ini-jawaban.html
ReplyDeleteThank you, Mbaaa. Udah mampir, udah baca, udah komen. Dan seneng banget euy dibikinin jawabannya. Hehehehe. Asyiqueeeeee.
DeleteNanggepin ya mak grace,
ReplyDelete1. Sponsored post: nah ini aq jg sdg latian dan cari contoh yg pas di hati. Tapi so far aq lbh suka yg model soft selling, krn kayak cerita2 biasa. Klo pun di labelnya ditulis sponsored post ya gpp, brarti doi yg nulis pinter menggaet hati org utk membaca tulisannya meski bersponsor.
2. Ttg adsense: ih sama, aq jg blm d approve, dibilanv google blm memenuhi syarat krna banyak foto. Lah pdhl setiap posting standae plg 1-2 foto aja. Aq pun bingun knp google bilang gitu. Tp di akun adsense ku udah ada ads nya tuh, cm pas dipasang blm bs tertampil. Tambah bingung lah awak in.
3. Ttg komen post: aq jg sk mikir itu blog2 seleb/blog2 bagus blm tentu komenna banyak tapi rankna tnggi, kok bisa ya? Caranya gimana gitu. Tapi disisi lain blog2 yg begitu jd t4 aq ngaca biar gak kecewa2 amat saat postingan komennya dikit.
Krna sejujurnya aq masih lebih suka postq dikomen orang, serasa ada yg menghargai scr lgsg hasil menulisku. Kmdn membalas komen jg menurutku sih mayan penting utk menjaga hati yg ngomen. Kan mana tau ya hati org kyak apa, tapi kayakna hampir semua org pasti menginginkan ada interaksi 2 arah meski tak langsung.
4. Utk sharing di sosmed: aq msh pilih2 mau sharing apa dan dimana ni mak. Abisnya msh suka malu2 dg org2 yg aq kenal. Selain itu kdg suka gimanaa gitu ya, abis share di fb misalnya, tapi gak ngaruh pageview/komennya. Jd berasa cerita sendirian, temen2 fbku cm nontob tanpa menanggapi. Ehheeh jadi plg share ke fb grup blogger aja.
5. Ttg tema2 posting ramai: ini jg sdg belajar. Pgnnya si ikut nulis yg hot2, tp kdg jg bentrok pgn cerita hal lainnya. Apalagi klo yg hot2 itu aq berasa cupu, ntr takut salah nulis bisa berabe. Hhohooo.
6. Tentang seo, rate card: blm bisa komen mak, blog aq msh fokus benerin konten utk menarik minat pengunjung. Lawong nulis biasa aja jarang y mampir, mana berani aq nulis ber rate card. Wkwkwkk...
Sekian mak, monggo mampir :D
Nanggepin nomor 5, aku kalau bikin postingan yang temanya emang sedang trend juga liat-liat sih Mba. Tetep milih yang aku minat, bisa, dan yg penting *buatku* yang ada benang merahnya sama niche blogku. Kemarin sempet trend topik tax amnesty. Mau seberapa viralnya tema itu, gabakal aku tulis. Selain krn ga nyambung sama niche, aku bener2 odong soal gituan >.<
DeleteSedikit banyak sudah dijawab yes di atas. Semua postingan sponsored post selalu aku labeli tag sponsored. Ya karena biar orang paham senatural apapun ceritanya pasti akan disambungin dengan brand / product yang mau aku endorse.
ReplyDeleteUntuk facebook juga udah dijawab.
Tapi so far semua sponsored post aku sama kayak dunia nyata sih, jadi gak ada yang dibuat - buat.
Iya dong jelas harus ga ada yang dibuat-buat. Soft atau hard selling bukan lantas jadi ngubah gaya ngeblog kita 180 derajat :D
DeleteHehehe... Tanggapannya asyik kalo ditulis di blog kalee, ya....
ReplyDeleteKalo untuk SEO, sebenarnya penting. Tapi dalam artian bukan teknis kayak long tail keyword atau apalah itu. SEO yang paling bagus itu ya peningkatan kualitas konten. Kalau long tail keyword gitu-gitu mah, ditaruh di custom alamat URL dan judul artikel aja.
ReplyDeleteGoogle sekarang nyarinya kualitas konten, sih.
Hai Mbak Grace!
ReplyDeleteAhey akhirnya komen juga setelah jadi silent reader :D
Untuk yang sponsor review itu memang seringkali pikiran pembaca jadi "Ah, dibayar. Palingan juga reviewnya dibagus2in."
Sebenarnya itu kembali lagi ke si blogger yaaa.. Bisa dengan natural tidak menuliskannya. Tapi, memang kalau judul post sudah pakai tag "sponsor review", kadang jadi malas baca sih. Padahal itu ya termasuk kesepakatan dengan pihak sponsor juga.
Ribet ye emang :))
Kalau untuk SEO, aku pribadi sih penting. Sangat2 pengaruh ke pageview dan indexing google. Sujud syukur kalau punya kemampuan SEO dan gaya tulisannya juga bagus :D