Aiden Kena Mata Ikan Alias Kutil

Mata Ikan pada Bayi. Kira-kira saat Aiden berusia 10 bulan, ada sebuah benjolan di jempol tangan kirinya. Benjolan nya kecil awalnya, tapi di dalam kok seperti ada airnya. Saya kira itu digigit serangga sehingga saya cuman kasih lotion gatal aja.

Lama-lama benjolan itu makin besar. Masih tetap kelihatan ada cairan di dalamnya. Tapi aktivitas Aiden sama sekali nggak terganggu. Saat itu saya sudah membatin, "Walah, ternyata mata ikan nih bukan digigit serangga doank."

Ternyata bisa ya bayi kena mata ikan.

Karena aktivitas Aiden sama sekali nggak terganggu, jadi saya cuman diemin aja. Saya kira, si mata ikan itu bakalan bisa hilang dengan sendirinya. Tapi, sampai Aiden berumur 14 bulan kok nggak ilang-ilang, sist. Malah jadi kelihatan item-item seperti ada akarnya begini.

Tampak depan:

Nggak seseram di foto pertama kok sebenernya. Foto pertama keliatan gimana banget soalnya saya cerahin dan kasih detail di bagian kutilnya. LOL.

Tampak samping:

I feel like a really really bad mom this time. Masa saya nunggu 4 bulan untuk membawa Aiden ke dokter kulit. PAYAH SURAYAH!!!

Selain karena kayaknya nggak gengges, jadwal dokter kulit yang saya percaya selalu di pagi hari, nggak ada sore. Meanwhile pagi-siang saya selalu anter Ubii terapi. Beberapa kali sempat bikin janji di hari yang Ubii nggak terapi, tapi kok pas dokternya ada rapat atau cuti. Jadi batal terus. 

But I know, there's no excuse sebenernya. Pure saya nya yang menyepelekan. Jadi reminder banget untuk memperhatikan urusan kesehatan Aiden dengan porsi yang sama seperti Ubii. Huhuhu. Maaf ya curhat colongan.

Skip curhat. Akhirnya kami ketemu juga sama dokter kulit langganan kami. Dokter langsung nyeletuk, "Lhoh kok bisa kena kutil sih, Bu?" Nah, saya malah baru tahu kutil itu sama dengan mata ikan. Baru tahu mereka sinonim-an. Selama ini saya kira beda. Hehehe, payah.

And here's some facts about mata ikan alias kutil, in case you wanna know:

• Mata ikan pada bayi atau pada dewasa disebabkan oleh HPV (Human Papiloma Virus).
• Kita pasti sering dengar ya tentang HPV, terutama perempuan karena ada vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks. Jadi, bener nih HPV juga menyebabkan mata ikan? Yes, bener. Menurut dokter kulit kami, virus Human Papiloma itu ada banyak strains (tipe) nya. Jadi sama-sama disebabkan oleh HPV, tapi beda strain. HPV yang sampai menyebabkan kanker serviks itu yang udah high-risk. Sementara mata ikan itu yang low-risk.
• Treatment untuk mata ikan pada bayi bisa dengan diambil (operasi kecil) dan diolesi salep.
• Pengolesan salep relatif lebih nggak menguras emosi jiwa, tapi sembuhnya akan cukup lama.
• Resiko dari mata ikan ini sebenernya nggak ada. Palingan hanya menyebar/bertambah banyak kalau nggak segera dikasih treatment.

Berhubung Aiden masih kuncrit, 14 bulan, jadi dokter memberikan opsi treatment dengan salep. Saya dikasih resep 2 salep, semuanya racikan. 1 salep untuk dioleskan di area kutil/mata ikan (asam salisilat) dan 1 nya lagi untuk dioleskan ke area sekitar mata ikan (vaselin album).

Harga dua salep tersebut juga nggak mahal. Kemarin saya cuman habis Rp. 14.780,- saja. Sampai saya melongo di depan kasir dan berulang kali nanya, "Udah dihitung semua, Mba?" Adit juga sama melongo nya. Tapi, alhamdulillah, karena habisnya sedikit, kami bisa jajan di kantin rumah sakit. HAHAHA.

Terus saya nanya dong, gimana aturan pengolesan salep dan apakah ada suggestion lain yang perlu saya perhatikan? 

Ini dia:

• Salep dioleskan satu kali sehari di malam hari.
• Mengoleskan salep nya pakai cotton bud, jangan pakai tangan.
• Setelah diolesi salep, tutup mata ikan nya dengan plester putih atau kain kasa supaya oklusif/nggak menyebar.
• Cuci tangan dengan air dan sabun setelah kita mengoleskan salepnya.
• Tetap mandi seperti biasa.
• Sambil/setelah mandi, saat kulit lebih lunak, gosok area mata ikan dengan batu apung.

Anyway, saya baru ingat. Saya pernah kena mata ikan juga sebelum saya menemukan benjolan (yang awalnya saya pikir cuman gigitan serangga) di jempol tangan kiri Aiden. Bedanya, saya di telapak kaki kanan. Tapi mata ikan saya beda sama punya Aiden. Punya Aiden hanya kelihatannya aja berair tapi nggak pernah terlihat ada air mengalir dari si mata ikan. Sementara punya saya, dulu keluar airnya dan sorry.... BAU NYA AMIT-AMIT! Anyir-anyir busuk gimana gitu. Level busuknya itu sampai bikin Adit mau muntah saat saya suruh dia coba cium tissue yang saya pakai untuk menyeka air/nanah mata ikan saya. **lhah ngapain dia mau kan**

Tapi seingat saya, sebenernya saya cukup higienis loh. Mata ikan di kaki saya dulu itu selalu saya bungkus kain kasa dan diplester. Seusai ngolesin salep, saya juga selalu cuci tangan. But ternyata masih aja menulari Aiden yah.

Ini cuman kayak tebak-tebakan aja sih. Saya nebaknya Aiden ketularan saya. Abis dari mana lagi. Yang di rumah pernah punya mata ikan dengan air berderai-derai cuman saya gitu.

Saat saya sampaikan tebakan ini ke dokter, beliau juga mengamini. Emang itu possible banget. So, lesson learned ya, shay. Mata ikan bisa menular. Apalagi mata ikan orang dewasa ke bayi, secara ketahanan tubuh bayi belum bener-bener terbentuk sempurna. Makanya penting banget untuk menutup mata ikan setelah diolesi salep dan selalu cuci tangan after menyalepi yah.

Ada yang pernah punya pengalaman bayi atau balita nya kena mata ikan? Sembuhnya dengan salep berapa lama sih kira-kira? Share doongggg ^___^

Love,