Memeriksa HP Pasangan: Yay Or Nay?

Memeriksa HP Pasangan: Yay Or Nay? Ngecek hape pasangan itu gimana menurut ngana? #TeamNgepoin atau #TeamGakKepo? Hahaha. Jelek banget hestek nya ih. Tiap orang yang ngecek hape pasangan mungkin punya alasan beda-beda kali ya, walaupun semuanya kalau ditarik benang merah adalah karena alasan dasar: kepo.

Saya sih ... yes. Saya #TeamKepo. There I said it. Hahaha. Dari jaman pacaran, suka ngepoin dan buka-buka hape mantan. Bukain kotak SMS dan Facebook nya karena saat itu yang booming adalah Facebook. Tapi diam-diam karena mantan-mantan saya kesel kalo hapenya dibuka-buka. Hih.

Selalu ada waktu dan kesempatan untuk sidak hape. Mungkin di situ lah letak ketangkasan perempuan. We do research better than FBI. #PROUD. Halah. Dulu alasan saya suka ngecek adalah karena saya nggak percayaan dan jelesan.

Btw, kalau Windi Teguh gimana? Baca ceritanya juga yah:

Bolehkah Memeriksa Hape Pasangan?

Level kepo saat sidak Facebook mantan itu sampai buka-buka profile cewek-cewek yang kirim friend request ke dia, apalagi yang keliatan cantik. Oh my God, I was that shallow. Asal ada cewek cantik, jeles. Padahal kenal aja nggak. Duh. I hate the old-version of Gesi jadinya. Ternyata malu-maluin kalau diingat-ingat. Hahaha.

Awal-awal nikah sama Adit, saya masih suka sidak dengan alasan yang sama: jelesan. Apalagi kalau menyangkut mantan. Kenapa sensitif? Pernah saya ceritain di postingan yang kemaren-kemaren.

Baca: Berteman dengan Mantan Pacar

Dulu saya sering berantem sama Adit karena dia kesel dengan kejelesan saya yang nggak jelas. Idk why. Kayaknya karena saya merasa, "I'm a difficult person to be with" jadi saya sangsi apa iya Adit bisa setia. Apa iya Adit nggak cari perempuan lain yang lebih lembut dan nggak cerewet. Apa iya nggak tertarik sama perempuan lain yang bohay tanpa gajih meliliti perut, pipi, dan lengan. Etc.

Untuk poin terakhir, sekarang saya nggak takut lagi sih. Karena setelah hidup bareng Adit selama 5 tahun, saya jadi yakin kalau Adit nggak tertarik sama perempuan cantik dan bohay. Ya kalo ada yang bening melintas sih tetep dilirik, but nothing more. Tipe perempuan yang bisa bikin Adit like, "Wow, she's cool" itu adalah perempuan yang pintar dan kritis. Jadi saya nggak insecure sama lemak lagi deh. Tapi, saya jadi merasa perlu baca-baca berita dan buku, nggak sekedar baca gosip Instagram aja supaya saya bisa mengimbangi Adit saat bicara. Biar nggak kebanting-kebanting amat. Dan biar Adit nggak mikir, "Aduh kenapa istriku tidak mengerti apa-apa gini sih huff." HAHAHA. 

Baca: Silly Convo #4: Stop Lambeturah!

Untuk poin khawatir Adit tertarik sama perempuan lain yang lebih lemah lembut dan nggak keras kepala kayak saya, juga sekarang nggak lagi. Karena apa yah.. lama-lama saya bisa lihat kalau Adit mau berusaha hidup bersama saya. Hidup bersama di sini means berusaha memaklumi karakter saya yang sudah terbentuk jauh sebelum kami bertemu, mau memaafkan, dan mau mencoba menyelaraskan.

Baca: Pernikahan Tidak Semudah Bilang 'I Do'

Jadi, apakah sekarang saya masih ngecekin hape Adit? MASIH.

😂😂😂

Tapi sudah beda alasannya. Sudah bukan karena nggak percayaan lagi, tapi biar saya tahu Adit punya cerita apa aja selama di Jakarta. Sejak kami LDR-an Jogja-Jakarta, kami sepakat saling cerita hal apapun biar nggak ada yang left out. Tapi memang beda ya cerita langsung dan cerita via chat or call itu. Adit sering lupa cerita. Saya juga sama aja suka lupa karena biasanya suka nunda cerita lalu ujung-ujungnya batal.

Baca: Diari Papi Ubii #4 - The Motherf*cker Called Distance

Jadi biar nggak ketinggalan tahu kehidupan dan cerita Adit selama di Jakarta ya saya buka-buka hp nya. Bedanya sama jaman ngepoin hp mantan pacar adalah, dulu sama mantan saya sembunyi-sembunyi keponya. Meanwhile, sama Adit, enggak. Saya buka di depan matanya. Adit tahu saya buka-buka. Kalau saya sidaknya pas Adit bobok, biasanya saya bilang sih abis dia bangun, "Pi, tadi aku buka hapemu." Gitchu.

Adit juga sama. Dia sekarang buka-buka hape saya sejak kami LDR-an ketemu seminggu sekali. Jadi dia buka gallery, buka chat WhatsApp, buka apa lagi sih, Pi? Jadi saya chat sama siapa-siapa aja di WhatsApp, Adit pasti tahu. Saya emang suka males clear chat sih. Palingan clear chat itu cuman kalau ada yang curhat yang confidential banget atau si pencurhat udah wanti-wanti, "Jangan diceritain Adit lho, Ges" baru saya clear chat. Makanya kalau mau curhat, jangan lupa wanti-wanti begitu ya hahahahaha soalnya saya dan Adit tipe cerita apa pun ke satu sama lain.

Kata orang, kalau buka-buka hp pasangan itu berarti nggak menghargai privasi nya. What do you think? Kalau prinsip saya sekarang sih yay aja, toh Adit tahu saya kepo hp nya dan dia sendiri nggak keberatan kok. Jadi ya biar. Hahaha.

Masih kata orang, kalau kepo-kepo hp pasangan berarti kita meragukan kesetiaan dan kejujurannya. Iya, untuk Gesi versi dulu yang kepo memang untuk alasan sangsi pasangan bisa setia. Sekarang ngecek sih biar nggak ketinggalan aja. Frekuensi nya pun udah nggak sesering dulu. Just when I feel like doing it doang.

Tapi misal ada yang masih suka kepo nya karena alasan belum bisa percaya sama pasangan, ya udah, tetep sah-sah aja sih buat saya. No judging. Karena ternyata ada lho tipe orang yang sulit percaya sama orang lain. Ada.

Kalau kalian gimana? Memeriksa hp pasangan: yay or nay? And why? Share yuks!



Love,