Toy Review #4: ELC Little Cooks Kitchen ― Anak Laki-Laki Main Masak-Masakan, Yay Or Nay?

[Sponsored Post]

"Kok Aiden main masak-masakan pakai panci? Nggak takut dia jadi 'melambai' apa?" bunyi sebuah DM yang saya terima setelah mengupload instastory Aiden main waterbeads dengan panci dan sendok sayur. Di instastory saat itu, memang Aiden melakukan adegan kayak orang lagi masak. Pura-pura menuang waterbeads ke panci lalu diublek-ublek.

(((UBLEK-UBLEK)))

My answer is, yes Aiden loves to play cooking and I'm fine with that. Nggak ada yang salah dengan anak laki-laki main masak-masakan. Siapa tahu jadi chef keren? Talk about Gordon Ramsay yang sungguh karismatik itu. Hahaha.

Istri Punya Penghasilan Sendiri: Yay Or Nay?

Realistically speaking, zaman sekarang itu apa-apa serba butuh uang. Pun, kebutuhan itu makin bervariasi. Zaman saya kecil, mungkin kebutuhan anak ya 'hanya' sandang, pangan, dan papan. Seruan untuk vaksin belum segencar sekarang. Dulu apa sudah getol vaksin PCV? Iya, PCV, yang sekali ambil langsung bikin dompet bolong itu loh. Tapi, penting.

Sekarang sekolah rasanya mahal karena ada berbagai pilihan. Sekolah bilingual, sekolah kurikulum internasional, sekolah alam, what else? Kebutuhan emak-emak juga ada aja lah. Gincu yang utama. Hidup gincu. Jadi, penting nggak istri juga punya penghasilan sendiri di tengah kebutuhan yang segudang?

DIY Main Es Batu

Banyak banget ide permainan bersama balita yang bisa dibuat sendiri dan dilakukan di rumah. Salah satunya dengan es batu. Mudah, murah, dan anak-anak saya suka banget. Nyiapinnya juga nggak rempong sama sekali. Nah ini poin penting! 😆

Kelihatannya cuman begitu doang, tapi banyak jenis permainan yang bisa dilakukan loh. Siapin aja semalam sebelumnya. Lalu esok hari udah beku dan marilah main dengan riang gembira pakai es batu!

Diari Papi Ubii #16: Those Life-Changing Experience

Time for Diari Papi Ubii #16: Those Life-Changing Experience - Wow sudah 16 aja ternyata. 20 nanti adain mini giveaway ah! Hahaha. Kali ini Adit berinisiatif menyodorkan tema. Jadi saya blas nggak ikut mikir apa-apa. 

Punya nggak sih pengalaman atau peristiwa yang life-changing gitu? Yang bener-bener berkesan, nggak terlupakan, dan mengubah kita either sudut pandang kita melihat sesuatu atau malah attitude kita dalam menyikapi apa yang terjadi. Ada? Ini daftar life-changing experience milik Adit:

Dulu Princess, Kini Dugong, A Happy One!

[Sponsored Post]

Dulu princess, kini dugong. Siapakah gerangan? Gesi. Grace Melia. Mami Ubii dan Aiden. Saya sendiri. Uhuhuh pret lah. This is like sad-but-true fact. Nggak sad yang sedih-sedih gimana sih. Tapi sad konyol-konyol geli aja. Hehehe.

Pamer alert. Dulu bodi saya sangat gemash. Pendek namun ideal. Perut rata bagaikan papan kucekan. Lengan ramping tanpa gelambir-gelambir jahad. Pipi masih belum senjendol masa sekarang. Tapi, itu dulu. Semua berubah sejak punya 2 anak.

3 Hal Terboros

Tulisan ini masih nyambung sama postingan curhatan sebelumnya yang berjudul Living Cost VS Lifestyle Cost yak. Bedanya, yang kemarin saya cerita tentang kebiasaan saya dan Adit dalam hal jajan yang susah direm. Kalo sekarang, tentang beli-beli barang.

Baca: Living Cost VS Lifestyle Cost

Barang yang dibeli kalau memang dibutuhkan walau sebenernya bukan kebutuhan primer sih nggak jadi persoalan dunia. Tapi masalahnya banyak juga barang-barang yang dibeli hanya dengan alasan gemes aja. Terus abis itu cari-cari alesan lain biar kelihatan nya butuh beneran, bukan sekedar karena ingin. 

Behind The Scene Video #TanyaBunda (And Of Course The Result!)

Bulan lalu, saya dapat kesempatan terlibat dalam social media campaign bersama Nutrisi Untuk Bangsa dengan tajuk #TanyaBunda. It's all about motherhood dan bahannya bener-bener sesuai sama keseharian saya, so I don't see any reasons to refuse.

Ternyata briefnya mengharuskan saya mengajak Ubii dan Aiden juga. It was my first experience shooting pagi - sore sama anak-anak. Seru banget!  Saya ceritain di sini yaaaahh.

Living Cost VS Lifestyle Cost

Bulan ini pengeluaran keluarga saya sedang melonjak lebih dari biasanya. Yang paling obvious, karena bulan ini Aiden mulai masuk sekolah which means harus bayar enrolment fee dan lain sebagainya. Kemarin sempet kaget sih, karena kan biasanya pengeluaran Aiden nggak sampai segitu.

Baca: Sekolah Diantar Papi

Ini ketahuan banget ya kalau saya dan Adit belum mempersiapkan dana pendidikan anak-anak kami. Hahahahahahahaha. HUHUHUHU. Sedih. Lalu ada pengeluaran ekstra lain yang buat rumah karena saya abis daftar PDAM.

Exclusive Sticker, Something To Boost My Blogging Mood

Postingan ini adalah postingan pesanan. Cuh. Hahaha. Nggak deng. Saya emang niatin bikin postingan ini for some reasons. Intinya mau jembreng stiker Mami Ubii dan Papi Ubii aja sih. Hahaha.

Stiker-stiker yang saya pakai di blog Diari Mami Ubii ini adalah bikinan Mevlied Nahla, blogger behind www.haloterong.com yang mengomersilkan hasil karya nya dengan nama Halo Header. Yup, she's also the one who made my blog header which I love very much!

Sekolah Diantar Papi

Nggak cuman saya yang excited soal mengantar-jemput Aiden sekolah. Adit pun. Oke, sebenernya ini lebih ke daycare ketimbang sekolah. Tapi kan ada kegiatan edukasi nya yang disebut preschool sama si daycare, jadi gapapa ya saya sebut pakai kata sekolah. Ehehe.

Rencananya Aiden daycare itu seminggu 3x aja untuk permulaan. Sabtu rencananya di rumah wong ada saya dan Adit. Tapi, Adit sebenernya kadang melankolis juga. Dia jeles kok saya aja yang punya pengalaman antar-jemput. Maka Sabtu kemarin, Aiden di daycare-in. Hahaha.

Diari Papi Ubii #15: Stereotip Orang Indonesia Menurut Orang Asing

Hola! It's time for Diari Papi Ubii #15! Kali ini Adit bahas tema suka-suka, which means dia pilih sendiri tanpa memikirkan niche blog saya yang family matters. But it's okay lah karena sejujurnya saya juga lagi nggak ada ide pun. Ehek!

This time, Adit bahas tentang stereotip orang Indonesia menurut orang asing yang dia dapat dari ngobrol-ngobrol sama bule-bule. Semoga nggak terlalu menggeneralisasikan karena nggak ada maksud gitu sih. Cuman cerita pengalaman aja intinya. So here we go!

Mengapa Daycare?

Finally I've found a daycare for Aiden. Yeay! Kalo setia baca blog ini, pasti tahu bahwa dari akhir tahun lalu saya emang kepikiran untuk cari daycare buat Aiden. In case you haven't read it yet, ceritanya di sini

Baca: Bosan Jadi Ibu Rumah Tangga

Waktu itu masih sekedar wacana karena masih yakin nggak yakin, plus belum mulai survey cari-cari juga. Tahun 2017 ini akhirnya saya mulai beneran cari karena udah mantap sama keputusan itu. So yeay!

5 Film Terbaper Versi Mami Ubii

Siapa yang hobi nonton film, cung! Saya dan Adit doyan banget nonton film, baik di bioskop atau di rumah. Di rumah ngandelin film hasil ngopy dari warnet. Genre film macem-macem sih. Tergantung mood. Kalo lagi pengen ketawa remeh, nonton comedy. 

Sebaliknya, kalo lagi kepengin banget nangis, saya nonton film sedih. Saya punya loh koleksi film yang mujarab bikin saya nangis lalu abis itu lega. Nonton 5 film ini, dijamin saya mewek walau udah nonton berulang-ulang kali. 

Memanusiakan Manusia

Tadi malam perasaan saya campur aduk setelah nonton sebuah video amatir yang diunggah oleh sebuah akun ocip. Udah lama banget loh saya nggak mantengin akun ocip. Sungguh prestasi tersendiri untuk saya, LOL!

Tadi ngebuka karena ada yang nyolek di Instagram. Video amatirnya merekam sepasang muda-mudi yang ke-gap berbuat mesum di sebuah fitting room. Bukannya saya membela muda-mudi itu yah. But, for God's sake, why did you guys have to be so mean?

Cobain My Baby Shampoo Black & Shine Supaya Rambut Aiden Lebih Lebat dan Wangi

[Sponsored Post]

"Aiden nurun kamu ya, Ges. Rambutnya tipis dan irit." Ini adalah kalimat yang sering diucapkan Mama saya tiap kali ketemu Aiden. Tapi ya emang bener sih, rambut Aiden tipis banget dan dari dulu ya segini-segini aja.

Kata Mama, saat kecil saya juga berambut tipis. Bahkan, umur 3 tahun pun masih nyaris botak. Jadi saat temen-temen seusia saya dulu udah bisa dikuncir-kuncir imut, saya sendiri yang bersahaja. LOL.

Dear Special Needs Moms, Jangan Menyerah

"Kok Mbak Gesi bisa tetep metal dan ketawanya tetep lepas while raising Ubii with her special needs? Kalo aku rasanya ketawa nggak bisa lepas lagi. Dandan aja males. Mau pakai lipstick rasanya berat dan mikir buat apa. Beda sama Mbak Gesi yang masih bisa dandan. Kok bisa sih Mba?" tanya seorang teman baru di pertemuan perdana kami di Jco minggu lalu. (Beneran loh dia pakai diksi 'metal' LOL!) 😂

First of all, mungkin ini hanya bawaan orok aja. I mean, pembawaan saya kan emang cengengesan dan selengekan. Ya wajar kalau sekarang ketawa lepas. But then saya jadi mikir, kenapa ya banyak yang nanya pertanyaan semacam ini ke saya? Kok kesan nya saya strong amat? Padahal tidak.

Blogger Bawa Anak ke Event, Yay Or Nay?

Wah timeline Facebook saya lagi lumayan panas lagi nih. Jadi ceritanya ada sebuah artikel berjudul Hei, Blogger! Kamu Adalah Brand Ambassador Untuk Blog Kamu. Manner, Please yang cukup membuat beberapa kawan blogger reaktif. No wonder, karena sekarang memang banyak blogger yang datang ke event(s) dengan mengajak anak/keluarga.

Mungkin, ada yang tersentil karena penulis dengan gamblang menggunakan istilah semacam, "Nggak malu cari makanan gratisan? Lu pikir ini kondangan kawinan?" Jadi, sebenernya bawa keluarga saat datang event itu yay or nay?