19 Mei 2012 adalah hari yang sangat mengubah hidup saya. Hari itu saya resmi jadi seorang ibu dari anak perempuan bernama Aubrey Naiym Kayacinta, yang saya panggil dengan nama mesra Ubii. Saya kira semuanya akan baik-baik saja dan menyenangkan. Ternyata nggak!
Di usia Ubii yang mendekati 6 bulan, baru saya tahu bahwa Ubii terdiagnosa dengan Congenital Rubella Syndrome karena saya kena Rubella saat hamil. Itu membuat Ubii terlahir tuli, punya kebocoran jantung, pengapuran otak, retardasi psikomotorik / cerebral palsy. Pikiran yang pertama muncul adalah, "Anak ku cacat dan Tuhan jahat."
Baca: Tentang Anakku, Ubii
Baca: Tentang Anakku, Ubii
Coba, gimana mungkin saya nggak mengutuki nasib. Saya habis-habisan banget demi memperjuangkan Ubii. Dari segi apa pun. Apa pun! Pun pun pun (ada gema nya ceritanya).
Capek mondar-mandir ke rumah sakit. Berat lihat Ubii menangis saat dibius, disuntik, dan menjalani terapi. Bosan harus mengulang rutinitas terapi yang melelahkan. Mahal pula biaya yang harus saya keluarkan demi tahu apa yang terjadi dengan Ubii dan menerapi nya agar bisa berprogress.
Hitungan kasar nya seperti ini. Saya jembreng untuk kasih gambaran riil nya.
Ini untuk biaya tes-tes kesehatan. Tujuan nya macam-macam. Untuk memastikan apa yang terjadi pada Ubii, menegakkan diagnosa, dan acuan bagi dokter untuk menentukan treatment yang tepat bagi Ubii.
Ini untuk biaya tes-tes kesehatan. Tujuan nya macam-macam. Untuk memastikan apa yang terjadi pada Ubii, menegakkan diagnosa, dan acuan bagi dokter untuk menentukan treatment yang tepat bagi Ubii.
Treatment bisa berupa alat bantu atau alat penunjang yang kira-kira seperti ini, yang memang kami pernah beneran beli untuk Ubii. Untuk alat bantu ini pembelian nya nggak rutin. 'Hanya' perlu beli baru kalau misal yang sebelumnya sudah kekecilan atau rusak.
Biaya yang rutin dikeluarkan setiap bulan adalah untuk neurolog anak, obat-obatan, FT (fisioterapi), dan taping.
Kalau semua itu ditotal, sudah bisa dapat motor matic berapa biji, ya? Hehehe.
Lumayan menguras karena saat itu kan belum ada BPJS, ingat Ubii lahir tahun 2012. Puji syukur, alhamdulillah, keluarga besar kami nggak menutup mata sama sekali. Mereka banyak membantu meringankan beban biaya ini. Saya nggak bisa bayangin kalau nggak punya keluarga yang mau dan mampu bantuin, akan gimana nasib nya Ubii.
Kabar baik untuk saya dan para orangtua dengan anak seperti Ubii, tahun 2014 sudah mulai ada BPJS yang lumayan bisa meringankan.
Saya bilang lumayan, karena memang BPJS tidak bisa 100% menanggung. Sorry for being honest here.
BPJS 'hanya' bisa cover biaya dokter, obat, dan terapi. Terapi pun ada batasan misal seminggu maksimal hanya boleh berapa kali, padahal bisa saja anak-anak ini butuh terapi dengan frekuensi lebih sering. Untuk alat penunjang, nggak semua bisa dibantu sama BPJS.
Dulu, saya kira saya sendirian. Semua teman-teman dari circle sekolah dan kuliah, plus circle ibu-ibu ASI yang sudah punya anak pada punya bayi yang sehat-sehat. Saya harus curhat sama siapa? Saya mau nanya-nanya ke mana?
Iya, bisa ngobrol sama dokter. Tapi kadang kita juga butuh obrolan bernada sharing pengalaman, bukan? Ngobrol sama dokter nggak bisa memuaskan kebutuhan yang satu itu. Kadang kita butuh curhat santai, saling sharing tips-tips biar kuat dan legowo dari sudut pandang yang sama-sama orangtua dengan anak lahir cacat karena Rubella. Itu nggak bisa didapat dari dokter.
Baca: Dear Special Needs Moms, Jangan Menyerah
Saya pernah ada di posisi kebingungan dan merasa sendirian. Saya pernah merasa sedemikian kecut karena satu hal bernama Rubella ini. Jadi ketika saya sudah bisa bangkit dari menyalahkan Tuhan, saya janji sama diri saya sendiri bahwa kondisi saya dan Ubii harus bisa jadi pelajaran buat orang lain. Saya mau membagikan apa yang terjadi sama Ubii supaya orang kenal sama Rubella.
Maka tidak ada ragu sedikit pun buat saya untuk upload foto dan video Ubii. Bukan karena ingin minta dikasihani, namun untuk menunjukkan dampak nyata dari Rubella congenital. Karena saya tahu, masyarakat tidak akan tergerak jika hanya disodori teori dan angka. They have to see something real.
Baca: Shoot Iklan Layanan Masyarakat Imunisasi Measles Rubella
Perjuangan Ubii berprogress di tengah disabilitas nya, saya abadikan dalam video ini.
Tahun 2013 saya bikin supporting group bernama Rumah Ramah Rubella. Berbagi tentang Ubii dan Rubella nya nggak hanya di situ, tapi juga di media sosial saya. Facebook, Instagram, dan blog yang sekarang sedang kalian baca ini.
Saya harap kalian masih betah baca karena saya mau cerita sesuatu yang penting.
Saya punya teman di Rumah Ramah Rubella bernama Mbak Dani. Beliau ini dulu bekerja sebagai guru PAUD. Seperti yang kita tahu, anak usia PAUD itu masih banyak dibantu oleh guru nya. Dibantu makan, menyeka ingus, membersihkan kotoran, dan lain sebagainya.
Dulu Mbak Dani pernah punya murid yang sedang kena Rubella namun tetap masuk sekolah. Memang itu mungkin-mungkin saja karena Rubella 'hanya' bikin anak seperti masuk angin saja lalu bisa beraktivitas kembali seperti biasa dengan menyisakan bintik-bintik merah (kalau sampai muncul bintik-bintik nya).
Sayangnya, saat itu Mbak Dani sedang hamil sehingga beliau jadi ikut tertular Rubella. Sayangnya, Mbak Dani seperti saya, yang tidak tahu sama sekali bahwa SANGAT BAHAYA jika ibu hamil terkena Rubella karena bisa melahirkan bayi yang cacat. Sayangnya, beliau belum punya kekebalan terhadap Rubella (belum pernah terinfeksi sebelumnya dan belum pernah vaksin) sehingga akhirnya janin nya betulan tertular dan terlahir dengan Congenital Rubella Syndrome yang membawa dampak ketulian.
Congenital Rubella Syndrome (CRS)
Kondisi kecacatan atau gangguan kesehatan bawaan/sejak lahir yang disebabkan oleh si ibu terinfeksi Rubella saat hamil. Dampak nya macam-macam: tuli, katarak, jantung bocor, kerusakan jaringan otak, dan keterlambatan tumbuh kembang (bisa berupa cerebral palsy dan/atau global developmental delay). Dampak ini tergantung pada minggu kehamilan ke berapa / pada saat pembentukan organ janin yang mana si ibu terinfeksi.
Jadi, apakah kalian sudah menangkap korelasi nya antara anak perlu dapat vaksin Rubella untuk mencegah Congenital Rubella Syndrome?
Saya harap sudah. Tapi supaya lebih jelas, saya akan garisbawahi lagi.
Dengan anak kita diimunisasi Rubella, mereka (anak-anak kita ini) akan turut melindungi kesehatan ibu hamil di sekitar mereka agar si ibu hamil tidak ikut tertular dan lantas melahirkan bayi dengan Congenital Rubella Syndrome! Ibu hamil di sekitar anak ya bisa siapa saja. Bisa ibu nya sendiri, tante nya, guru sekolah nya, tetangga nya, dan lain-lain.
Dengan anak kita diimunisasi Rubella, maka kita turut menjaga kesehatan orang lain. Kita turut mencegah bayi agar tidak lahir dengan kecacatan bawaan karena Rubella di sekitar kita.
I hope now you see how important imunisasi Measles Rubella is!!!
PLEASE, jangan bilang, "Ah santai aja. Toh aku nggak ada rencana hamil lagi. Toh sakit itu takdir Tuhan."
THAT'S SELFISH!
Iya, benar, efek Rubella pada anak-anak memang ringan karena 'hanya' menimbulkan gejala seperti lemas dan masuk angin lalu keluar bintik merah.
Iya, benar, Rubella adalah self-limiting disease yang bisa sembuh sendiri dan tidak sampai mengganggu tumbuh kembang pada anak.
TAPI, pada ibu hamil? Bahaya banget! Apa kalian tega kalau teman kalian yang sedang hamil tertular Rubella dari anak kalian lalu bayi nya lahir cacat? Apa kalian tega kalau lihat teman kalian habis-habisan dari segi waktu, tenaga, dan biaya untuk mengasuh anak seperti Ubii?
Lihat lagi itu biaya-biaya yang sudah saya jembreng.
Selama ini sebenernya saya nggak mau jembreng-jembreng angka kesehatan Ubii. Karena buat anak, tentu kita tidak main hitung-hitungan. Pun, saya malas kalau dibilang saru dengan nyebut nominal.
Tapi kali ini lain. Kali ini saya kayaknya emang harus jembreng aja biar kalian tahu perjuangan orangtua yang bayinya cacat karena Rubella. Biar kalian mikir-mikir kalau masih enggan ikut imunisasi MR.
Buat saya yang sangat banyak dibantu keluarga besar aja masih berat loh itu. Coba bayangkan keluarga-keluarga yang beneran makan aja susah, kendaraan nggak punya, aset-aset untuk dijual demi pengobatan juga nggak ada, pun nggak punya sanak saudara yang berkecukupan untuk membantu.
Maka dari itu, saya sangat memohon kalian semua yang baca ini untuk nanti ikutan imunisasi Measles Rubella, ya. Demi mengurangi angka bayi-bayi yang lahir seperti Ubii. Tolong jangan egois. Tolong mau repot sedikit untuk cari tahu kapan, di mana, dan bagaimana. Tolong.
Berikut FAQ (Frequently Asked Questions) terkait program imunisasi Measles Rubella.
Saya mohon kalian baca sampai habis supaya tahu.
💬 Vaksin MR itu apa?
💁 Vaksin MR adalah vaksin Measles Rubella untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit campak dan rubella (campak Jerman).
💬 Kapan kampanye imunisasi MR akan berjalan?
💁 Akan ada 2 fase. Fase I di pulau Jawa tahun 2017. Fase II di luar pulau Jawa tahun 2018. Masing-masing fase dibagi menjadi 2 tahap. Tahap 1 pada bulan Agustus di sekolah. Tahap 2 pada bulan September di fasilitas kesehatan pemerintah seperti puskesmas, posyandu, dan rumah sakit daerah.
💬 Siapa saja yang perlu dapet vaksin MR?
💁 SEMUA anak laki-laki dan perempuan dengan rentang usia 9 bulan sampai kurang dari 15 tahun selama masa kampanye. Selanjutnya, vaksin MR ini akan menggantikan vaksin campak dengan jadwal pemberian 9 bulan, 18 bulan, dan usia 1 SD/sederajat.
💬 Kalau anak sudah pernah dapat vaksin campak dan/atau MMR, apakah nanti ikut imunisasi MR lagi?
💁 YA. Dalam kampanye imunisasi MR ini semua anak dengan rentang usia sasaran dianjurkan untuk ikut tanpa memedulikan status imunisasi sebelumnya karena ini kampanye.
💬 Apakah vaksin MR ini aman?
💁 Ya, karena sudah dapat rekomendasi dari WHO dan izin edar dari BPOM. Vaksin ini 95% efektif untuk mencegah campak dan rubella. Plus, sudah dipakai di lebih dari 141 negara di dunia.
💬 Apakah ada efek samping nya?
💁 Efek samping nya 'hanya' hal-hal yang memang umum muncul setelah imunisasi seperti demam, nyeri / bengkak / ruam di area suntikan.
💬 Apa beda nya dengan vaksin MMR?
💁 MMR: mumps, measles, rubella (gondongan, campak, campak jerman). Sedangkan MR: measles, rubella.
💬 Kenapa mumps ditiadakan?
💁 Agenda apa pun yang menjadi program pemerintah pasti telah melewati cost and effectiveness study. Apa pun. Untuk mumps, material vaksin mumps ternyata adalah yang paling mahal dibanding measles dan rubella. Dana pemerintah tentu ada limit nya, karena harus dialokasikan untuk banyak program kesehatan, bukan? Alasan kedua adalah karena berdasarkan research, penyakit/gangguan kesehatan yang disebabkan oleh mumps tidak sebahaya yang disebabkan oleh measles dan rubella. Alasan ketiga, kejadian penyakit mumps relatif lebih rendah dari kejadian penyakit campak dan rubella. Maka, dinilai measles dan rubella lebih urgent untuk didahulukan saat ini.
💬 Katanya bisa menyebabkan autisme?
💁 Tidak benar. Sampai saat ini belum ada satu pun bukti yang mendukung bahwa imunisasi jenis apa pun dapat menyebabkan autisme.
💬 Apakah diperbolehkan menurut agama?
💁 Fatwa MUI No. 4 Tahun 2016 mengatakan bahwa imunisasi dibolehkan (mubah) sebagai bentuk ikhtiar untuk mewujudkan kekebalan tubuh dan mencegah suatu penyakit tertentu. Dalam hal jika seseorang yang tidak diimunisasi akan menyebabkan kematian, penyakit berat, atau kecacatan permanen yang mengancam jiwa, berdasarkan pertimbangan ahli yang kompeten dan dipercaya, maka imunisasi hukumnya wajib.
Baca: Kenapa Vaksin? Lhah Kenapa Nggak, Hayo?
Dear kalian, para orangtua yang membaca surat ini,
Saya ajak kalian turut berpartisipasi dalam imunisasi MR ya.
Tolong, jangan biarkan saya dan kawan-kawan yang senasib dengan saya berjuang sendirian.
Tolong, bantu perjuangan kami dengan mengikuti program kampanye imunisasi MR dan ajak teman, saudara, keluarga kalian untuk ikut juga.
Tolong, bantu sebarkan pesan ini supaya semakin banyak yang ngeh dengan ada nya agenda ini karena pemerintah saja tidak akan bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Kali ini saya benar-benar memohon pada kalian untuk menemani saya berjuang.
Bukan hanya demi saya dan Ubii, namun demi anak-anak dan ibu-ibu hamil di Indonesia yang lebih sehat.
Terima kasih dari saya dan Ubii untuk kalian yang tergerak untuk ikut menyebarkan pesan ini, mewakili semua teman-teman saya di Rumah Ramah Rubella.
Doakan perjuangan kami ya, teman-teman.
Frequently Asked Questions yang saya jembreng di atas bersumber dari leaflet yang diedarkan oleh Kemenkes. Untuk leaflet selengkapnya bisa dicek di Page Facebook Rumah Ramah Rubella.
Terima kasih yang sudah meluangkan baca pesan ini, ya.
Love,
Kalau semua itu ditotal, sudah bisa dapat motor matic berapa biji, ya? Hehehe.
Lumayan menguras karena saat itu kan belum ada BPJS, ingat Ubii lahir tahun 2012. Puji syukur, alhamdulillah, keluarga besar kami nggak menutup mata sama sekali. Mereka banyak membantu meringankan beban biaya ini. Saya nggak bisa bayangin kalau nggak punya keluarga yang mau dan mampu bantuin, akan gimana nasib nya Ubii.
Kabar baik untuk saya dan para orangtua dengan anak seperti Ubii, tahun 2014 sudah mulai ada BPJS yang lumayan bisa meringankan.
Saya bilang lumayan, karena memang BPJS tidak bisa 100% menanggung. Sorry for being honest here.
BPJS 'hanya' bisa cover biaya dokter, obat, dan terapi. Terapi pun ada batasan misal seminggu maksimal hanya boleh berapa kali, padahal bisa saja anak-anak ini butuh terapi dengan frekuensi lebih sering. Untuk alat penunjang, nggak semua bisa dibantu sama BPJS.
Dulu, saya kira saya sendirian. Semua teman-teman dari circle sekolah dan kuliah, plus circle ibu-ibu ASI yang sudah punya anak pada punya bayi yang sehat-sehat. Saya harus curhat sama siapa? Saya mau nanya-nanya ke mana?
Iya, bisa ngobrol sama dokter. Tapi kadang kita juga butuh obrolan bernada sharing pengalaman, bukan? Ngobrol sama dokter nggak bisa memuaskan kebutuhan yang satu itu. Kadang kita butuh curhat santai, saling sharing tips-tips biar kuat dan legowo dari sudut pandang yang sama-sama orangtua dengan anak lahir cacat karena Rubella. Itu nggak bisa didapat dari dokter.
Baca: Dear Special Needs Moms, Jangan Menyerah
Saya pernah ada di posisi kebingungan dan merasa sendirian. Saya pernah merasa sedemikian kecut karena satu hal bernama Rubella ini. Jadi ketika saya sudah bisa bangkit dari menyalahkan Tuhan, saya janji sama diri saya sendiri bahwa kondisi saya dan Ubii harus bisa jadi pelajaran buat orang lain. Saya mau membagikan apa yang terjadi sama Ubii supaya orang kenal sama Rubella.
Maka tidak ada ragu sedikit pun buat saya untuk upload foto dan video Ubii. Bukan karena ingin minta dikasihani, namun untuk menunjukkan dampak nyata dari Rubella congenital. Karena saya tahu, masyarakat tidak akan tergerak jika hanya disodori teori dan angka. They have to see something real.
Baca: Shoot Iklan Layanan Masyarakat Imunisasi Measles Rubella
Perjuangan Ubii berprogress di tengah disabilitas nya, saya abadikan dalam video ini.
Tahun 2013 saya bikin supporting group bernama Rumah Ramah Rubella. Berbagi tentang Ubii dan Rubella nya nggak hanya di situ, tapi juga di media sosial saya. Facebook, Instagram, dan blog yang sekarang sedang kalian baca ini.
Saya harap kalian masih betah baca karena saya mau cerita sesuatu yang penting.
Saya punya teman di Rumah Ramah Rubella bernama Mbak Dani. Beliau ini dulu bekerja sebagai guru PAUD. Seperti yang kita tahu, anak usia PAUD itu masih banyak dibantu oleh guru nya. Dibantu makan, menyeka ingus, membersihkan kotoran, dan lain sebagainya.
Dulu Mbak Dani pernah punya murid yang sedang kena Rubella namun tetap masuk sekolah. Memang itu mungkin-mungkin saja karena Rubella 'hanya' bikin anak seperti masuk angin saja lalu bisa beraktivitas kembali seperti biasa dengan menyisakan bintik-bintik merah (kalau sampai muncul bintik-bintik nya).
Sayangnya, saat itu Mbak Dani sedang hamil sehingga beliau jadi ikut tertular Rubella. Sayangnya, Mbak Dani seperti saya, yang tidak tahu sama sekali bahwa SANGAT BAHAYA jika ibu hamil terkena Rubella karena bisa melahirkan bayi yang cacat. Sayangnya, beliau belum punya kekebalan terhadap Rubella (belum pernah terinfeksi sebelumnya dan belum pernah vaksin) sehingga akhirnya janin nya betulan tertular dan terlahir dengan Congenital Rubella Syndrome yang membawa dampak ketulian.
Congenital Rubella Syndrome (CRS)
Kondisi kecacatan atau gangguan kesehatan bawaan/sejak lahir yang disebabkan oleh si ibu terinfeksi Rubella saat hamil. Dampak nya macam-macam: tuli, katarak, jantung bocor, kerusakan jaringan otak, dan keterlambatan tumbuh kembang (bisa berupa cerebral palsy dan/atau global developmental delay). Dampak ini tergantung pada minggu kehamilan ke berapa / pada saat pembentukan organ janin yang mana si ibu terinfeksi.
Jadi, apakah kalian sudah menangkap korelasi nya antara anak perlu dapat vaksin Rubella untuk mencegah Congenital Rubella Syndrome?
Saya harap sudah. Tapi supaya lebih jelas, saya akan garisbawahi lagi.
Dengan anak kita diimunisasi Rubella, mereka (anak-anak kita ini) akan turut melindungi kesehatan ibu hamil di sekitar mereka agar si ibu hamil tidak ikut tertular dan lantas melahirkan bayi dengan Congenital Rubella Syndrome! Ibu hamil di sekitar anak ya bisa siapa saja. Bisa ibu nya sendiri, tante nya, guru sekolah nya, tetangga nya, dan lain-lain.
Dengan anak kita diimunisasi Rubella, maka kita turut menjaga kesehatan orang lain. Kita turut mencegah bayi agar tidak lahir dengan kecacatan bawaan karena Rubella di sekitar kita.
I hope now you see how important imunisasi Measles Rubella is!!!
PLEASE, jangan bilang, "Ah santai aja. Toh aku nggak ada rencana hamil lagi. Toh sakit itu takdir Tuhan."
THAT'S SELFISH!
Iya, benar, efek Rubella pada anak-anak memang ringan karena 'hanya' menimbulkan gejala seperti lemas dan masuk angin lalu keluar bintik merah.
Iya, benar, Rubella adalah self-limiting disease yang bisa sembuh sendiri dan tidak sampai mengganggu tumbuh kembang pada anak.
TAPI, pada ibu hamil? Bahaya banget! Apa kalian tega kalau teman kalian yang sedang hamil tertular Rubella dari anak kalian lalu bayi nya lahir cacat? Apa kalian tega kalau lihat teman kalian habis-habisan dari segi waktu, tenaga, dan biaya untuk mengasuh anak seperti Ubii?
Lihat lagi itu biaya-biaya yang sudah saya jembreng.
Selama ini sebenernya saya nggak mau jembreng-jembreng angka kesehatan Ubii. Karena buat anak, tentu kita tidak main hitung-hitungan. Pun, saya malas kalau dibilang saru dengan nyebut nominal.
Tapi kali ini lain. Kali ini saya kayaknya emang harus jembreng aja biar kalian tahu perjuangan orangtua yang bayinya cacat karena Rubella. Biar kalian mikir-mikir kalau masih enggan ikut imunisasi MR.
Buat saya yang sangat banyak dibantu keluarga besar aja masih berat loh itu. Coba bayangkan keluarga-keluarga yang beneran makan aja susah, kendaraan nggak punya, aset-aset untuk dijual demi pengobatan juga nggak ada, pun nggak punya sanak saudara yang berkecukupan untuk membantu.
Maka dari itu, saya sangat memohon kalian semua yang baca ini untuk nanti ikutan imunisasi Measles Rubella, ya. Demi mengurangi angka bayi-bayi yang lahir seperti Ubii. Tolong jangan egois. Tolong mau repot sedikit untuk cari tahu kapan, di mana, dan bagaimana. Tolong.
Berikut FAQ (Frequently Asked Questions) terkait program imunisasi Measles Rubella.
Saya mohon kalian baca sampai habis supaya tahu.
💬 Vaksin MR itu apa?
💁 Vaksin MR adalah vaksin Measles Rubella untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit campak dan rubella (campak Jerman).
💬 Kapan kampanye imunisasi MR akan berjalan?
💁 Akan ada 2 fase. Fase I di pulau Jawa tahun 2017. Fase II di luar pulau Jawa tahun 2018. Masing-masing fase dibagi menjadi 2 tahap. Tahap 1 pada bulan Agustus di sekolah. Tahap 2 pada bulan September di fasilitas kesehatan pemerintah seperti puskesmas, posyandu, dan rumah sakit daerah.
💬 Siapa saja yang perlu dapet vaksin MR?
💁 SEMUA anak laki-laki dan perempuan dengan rentang usia 9 bulan sampai kurang dari 15 tahun selama masa kampanye. Selanjutnya, vaksin MR ini akan menggantikan vaksin campak dengan jadwal pemberian 9 bulan, 18 bulan, dan usia 1 SD/sederajat.
💬 Kalau anak sudah pernah dapat vaksin campak dan/atau MMR, apakah nanti ikut imunisasi MR lagi?
💁 YA. Dalam kampanye imunisasi MR ini semua anak dengan rentang usia sasaran dianjurkan untuk ikut tanpa memedulikan status imunisasi sebelumnya karena ini kampanye.
💬 Apakah vaksin MR ini aman?
💁 Ya, karena sudah dapat rekomendasi dari WHO dan izin edar dari BPOM. Vaksin ini 95% efektif untuk mencegah campak dan rubella. Plus, sudah dipakai di lebih dari 141 negara di dunia.
💬 Apakah ada efek samping nya?
💁 Efek samping nya 'hanya' hal-hal yang memang umum muncul setelah imunisasi seperti demam, nyeri / bengkak / ruam di area suntikan.
💬 Apa beda nya dengan vaksin MMR?
💁 MMR: mumps, measles, rubella (gondongan, campak, campak jerman). Sedangkan MR: measles, rubella.
💬 Kenapa mumps ditiadakan?
💁 Agenda apa pun yang menjadi program pemerintah pasti telah melewati cost and effectiveness study. Apa pun. Untuk mumps, material vaksin mumps ternyata adalah yang paling mahal dibanding measles dan rubella. Dana pemerintah tentu ada limit nya, karena harus dialokasikan untuk banyak program kesehatan, bukan? Alasan kedua adalah karena berdasarkan research, penyakit/gangguan kesehatan yang disebabkan oleh mumps tidak sebahaya yang disebabkan oleh measles dan rubella. Alasan ketiga, kejadian penyakit mumps relatif lebih rendah dari kejadian penyakit campak dan rubella. Maka, dinilai measles dan rubella lebih urgent untuk didahulukan saat ini.
💬 Katanya bisa menyebabkan autisme?
💁 Tidak benar. Sampai saat ini belum ada satu pun bukti yang mendukung bahwa imunisasi jenis apa pun dapat menyebabkan autisme.
💬 Apakah diperbolehkan menurut agama?
💁 Fatwa MUI No. 4 Tahun 2016 mengatakan bahwa imunisasi dibolehkan (mubah) sebagai bentuk ikhtiar untuk mewujudkan kekebalan tubuh dan mencegah suatu penyakit tertentu. Dalam hal jika seseorang yang tidak diimunisasi akan menyebabkan kematian, penyakit berat, atau kecacatan permanen yang mengancam jiwa, berdasarkan pertimbangan ahli yang kompeten dan dipercaya, maka imunisasi hukumnya wajib.
Baca: Kenapa Vaksin? Lhah Kenapa Nggak, Hayo?
***
Dear kalian, para orangtua yang membaca surat ini,
Saya ajak kalian turut berpartisipasi dalam imunisasi MR ya.
Tolong, jangan biarkan saya dan kawan-kawan yang senasib dengan saya berjuang sendirian.
Tolong, bantu perjuangan kami dengan mengikuti program kampanye imunisasi MR dan ajak teman, saudara, keluarga kalian untuk ikut juga.
Tolong, bantu sebarkan pesan ini supaya semakin banyak yang ngeh dengan ada nya agenda ini karena pemerintah saja tidak akan bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Kali ini saya benar-benar memohon pada kalian untuk menemani saya berjuang.
Bukan hanya demi saya dan Ubii, namun demi anak-anak dan ibu-ibu hamil di Indonesia yang lebih sehat.
Terima kasih dari saya dan Ubii untuk kalian yang tergerak untuk ikut menyebarkan pesan ini, mewakili semua teman-teman saya di Rumah Ramah Rubella.
Doakan perjuangan kami ya, teman-teman.
Frequently Asked Questions yang saya jembreng di atas bersumber dari leaflet yang diedarkan oleh Kemenkes. Untuk leaflet selengkapnya bisa dicek di Page Facebook Rumah Ramah Rubella.
Terima kasih yang sudah meluangkan baca pesan ini, ya.
Love,
Mami Gesi, tetaplah semangat yaa dalam mengasuh Ubii. You are a stronger mom. I know u can do it.
ReplyDeleteAnd keep inspiring. Thanks for sharing.
saya share di Sosmed saya ya, mami ubi.. kiss2 to ubii ^^
ReplyDeleteKeep sharin, keep inpiring mba Gesi :)
Semangat Mba Gesi.. Aku share di sosmedku ya. Salam cium untuk Ubii. Salam dr Anin Dhifah (pengapuran otak juga olh CMV). :)
ReplyDeleteJadi ikut berkobar2 setelah baca post ini mba Grace. Sip Semangat!! Gbu..
ReplyDeleteTapi koq besok Selasa (17 atau 24 Juli) saya udah diajakin pengurus Posyandu kampung buat ikut imuninasi MR ini ya? kecepetan ato gimana?
Salam sayang buat ubii dan mami gesi yang slalu menginspirasi
ReplyDeletePasti ges, aku bakal vaksin anak2ku pas vaksin ini mulai dikasih nanti :) .. Ga pengenlah kita jd penyebab nularin virus rubella k orang2 lain trutama yg sedang hamil :(
ReplyDeleteCoba ngingetin ibu saya buat imunisasi adek2.. Thanks for the info mam 💞
ReplyDeleteTetap semangat Mbak Gessi. Semoga semua orang mulai sadar akan pentingnya vaksin ya. Pr ku berarti harus vaksin torch karena mau hamil. Terima kasih ya, mbak infonya. :)
ReplyDeleteMakasih ges infonya,aku udah rencana mengikutkan anakku imunisasi MR. Katanya ada di posyandu dan sekolahan ya..
ReplyDeleteLove to see you smile more often than before, Ubii 😘
ReplyDeleteFor sure, mbak gesi. Semenjak nangkring di blog mbak setahun lalu, saya langsung cari tau tentang rubella-join grup yg mbakges maksud, follow mbakges di fb dan ig (twitter udah blom ya? Hehe soalnya kurang aktif di sana). Intinya, saya seneng banget baca tulisan-tulisannya mbak yg informatif tentang perkembangan ubii dan saran buat kita yg lainnya bahkan setiap tulisan santai yg ga pernah 'enteng' aslinya---selalu ada pesan baik tersirat maupun tersurat. Apalagi sejak ada diari papi ubii juga hehe...
We love you all, mbak.
Salam buat ubii dan aiden cimol 😘😘😘
Mbak, untuk orang dengan umur >15 tahun, apakah bisa mendapatkan vaksin mba? Mohon informasinya.
ReplyDeleteMakasi buat kebaikan sharing nya ya Mba ^^
Bantu jawab mungkin nanti mbak grace bisa nambahin atau koreksi untuk umur >15 tahun bisa vaksin tetapi tidak gratis, itu berdasarkan pengetahuan saya
DeleteIkut share aja.. Ini benar yg dishare sama mom grace mengenai rubella atau org blg campak jerman. Dlu mamah saya terkena virus ketika hamil saya tapi puji syukur saya tidak sepenuhnya tuli total hanya saya semakin tahun pendegaran saya semakin menurun sehingga memerlukan alat bantu dengar untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tapi bukan berarti anggap mudah soal virus ini.. Lebih baik mencegah daripada mengobati.. ☺
ReplyDeleteImunisasi MR itu penting banget ya mbak grace, semangat mbak, mbk punya amanah yang luar biasa 😊☺
ReplyDeleteTerima kasih sharing nya mbak Gesi, luar biasa perjuangannya...semoga diberi kesabaran, kemampuan dan keberkahan luar biasa, makin baik perkembangan Ubii...
ReplyDeleteKemuadian, untuk ibu yang sedang hamil apa yg harus dilakukan agar tidak terkena Rubella ini...
Mba Gesi, saya share di sosmed saya yaaa.. semangat selalu mba.. Sehat dan bahagia terus yaa Kak Ubii ��
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteWow mbak gesi 6.76 shares. Maaf salah fokus hehe
ReplyDeleteya dimaafkan, semoga bisa menjadi hikmah bagi sesama
Deletesalam,,
Kalo ibunya mau hamil usianya di atas dari 15 tahun apakah bisa mengikuti program pemerintah mendapatkan vaksin rubella gratis? Mohon penjelasannya
ReplyDeleteMom,makasih sharingnya. Pas bgt usia anak sy 18 bulan.pas baca ini jadi ingat jdwl imunisasi.semoga mom dan ubii kuat yah dan sehat selalu tentunya. Ubii biar ada kekurangan, sy yakin dia pasti ada kelebihan...
ReplyDeleteIjin share utk mom lainnya ya mom..love u
Thanks so much for sharing, mommy Gesi.sharing ini memberikan informasi dan motivasi yg sgt berarti dan berharga bagi semua orang. Tetaplah semangat berjuang, berpengharapan dan bersyukur atas sgl sst yg Tuhan ijinkan ada dlm hidup qta. Semuanya pasti dlm kendaliNya dan utk mendatangkan kebaika bagi kita.
ReplyDeleteWe'll share this information and we'll wishper your name and family, specially Ubii in our prayer. Salam buat Ubii. You are so special and so blessed.
Semangat ya mami ubii... Ikut share...
ReplyDeleteKamuh memang idolakuh! Alhamdulillah Raya udah MMR meski banyak perdebatan tentang vaksin ini, menurut aku vaksin dibuat utk membantu melawan virus yg nyata2 berbahaya utk anak, makanya pemerintah mewajibkan vaksin tersebut. Utk yg antivak, terserah tapi kl anak situ sakit & nularin ke anak gueh, situ mau nanggung biayanya????? Udah deh sana vaksin!
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteTeeima kasih atas sharing nya... Sangat bermanfaat.
ReplyDeleteJika anak saya usia 16 thn, msh bisa vaksin MR kah ke RS lingkungan kami ?
warbyazahhh.... ijin share momm
ReplyDeleteLuar biasa mbak grace ini, mendapat amanah yang luar biasa dan belum tentu semua orang bisa menjalankan atau mererima. proud of you mbak, tetep semangat
ReplyDeleteTerimakasih Mbak Gesi sharingnya, semoga kampanye ini nanti berhasil membebaskan Indonesia dari Rubella, aamiin.
ReplyDeleteSemoga para orang tua dengan anak-anak yang terkena Rubella selalu diberi kekuatan, semangat dan rejeki berlimpah dan anak-anak itu mendapatkan masa depan yang cerah juga, aamiin YRA.
luar biasa pengorbanan seorang ibu memang tidak ada batasnya. tetap semangat bu
ReplyDeleteInsyaallah aku akan vaksin ini utk Kenzo. Terima kasih ges udah sharing
ReplyDeleteTerimakasih ibu sharingannya, tetap semangat bu semoga tuhan memberi kekuatan untuk ibu
ReplyDeleteMau tanya dong mba...
ReplyDeleteKan rubela bisa berbahaya untuk ibi yg sedang mengandung, janin bisa tertular.
Antisipasi untuk si ibu yang sedang mengandung agar tidak terkena rubela, bagaimana ya? Terima kasih.
Semoga keluarga Mb Ges..selalu ceria dan sehat. Terimakasih sudah membuka mata saya tentang rubella.. penjelasanya ajib banget..
ReplyDeleteterima kasih mbak Gesi sharing pengalaman dan ilmu nya..
ReplyDeletesemoga selalu sehat, kuat dan makin semangat ya mami ubii..
semangat kakak ubii & sehat terus dedek Aiden
Thanks for share Mba Grace, Jadi lebih tau tentang Rubella, semangat terus buat Mba Grace dan keluarga. Salam hangat untuk Ubii,happy always ya sayang.
ReplyDeleteMba, ciri2 ibu hamil yang terkena MR itu apa ya? Apa bisa dilihat secara kasat mata?
ReplyDeleteAnak saya pas lahir ada kebocoran kecil tiga titik dijantungnya... Apa itu termasuk kena virus rubela juga??
ReplyDeleteDan apakah si ibu yang kena virus ini.. Di kehamilan selanjutnya akan terjangkkt lagi??
Tetap semangat mama Ubi..salam sayang untuk ubi...thanks for sharing...
ReplyDeleteMba jika nanti divaksin MR, apa perlu divaksin mumps (gondongan) lagi?
ReplyDeleteDan dimana bisa cek usg rubella saat hamil? Apa di setiap dokter spog yg bisa usg bisa mendeteksi ataukah hanya ada di RS besar atau bagaimana ya?
Haiii kk ubi.. tetap semangat ya kak.. kenal kan aku alesha usia ku 13 bulan dan aku seperti kk hanya saja sedikit berbeda.. aku terkena cytomegalovirus (CMV) dan bru diketahui diusia ku 11 bln.. diusia ku 13 bln ini aku hanya memiliki berat badan 3,8 kg dan pnjang tubuh aku 53 cm.
ReplyDeleteKak ubi tetap semangat ya dan makin kuat.. kita sama2 berjuang untuk diri kita untuk ortu kita tetap semangat, kuat dan makin sehat.. salam dari mama ary dan abah yudi mereka kedua ortu aku..
Da da da kak ubi ������
Mba kalo misal usia 7 bulan boleh kah melakukan vaksin ini atau hrs nunggu 9bulan?
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteBagus banget sharingnya mba,informasinya berguna sekali. saya mau tanya,dulu saya pernah demam tinggi dan ada bintik merah juga saat hamil tapi setelah cek rubella, ternyata sudah kebal (atau gimana sy kurang paham). apakah sekarang apakah saya harus vaksin MR? maaf sekali kalau pertanyaan saya oot. Trimakasih banyak sebelumnya
ReplyDeleteSharingnya Bagussss banget dan sangat terbantu mbak....Yang sabar, kuat, ikhlas dan tetap semangat ya mbak....Walaupun sampai sekarang saya belum dikarunia anak setidaknya saya bisa merasakan mbak grace apa yang dialaminya...terus berjuang untuk anaknya...tidak ada yang tidak mungkin untuk kesembuhan anaknya mbak...Insha Allah Mukjizat dan Keajaiban itu ada...Terus berdoa dan Berusaha ya mbak....
ReplyDeleteOhya mbak saya mau tanya, jika kita sudah positif hamil apa perlu kita harus Vaksin MR juga untuk mencegah Virus Rubella pada saat ibu hamil?Mohon infonya ya mbak....
Hi Mami Ubi, mau info aja mungkin Ubi bisa dibawa ke Ibu desi 0852 15137858, jadi beliau ini terapi neuro yg bisa men-support terapi yg lain. Banyak anak special needs kesana dan progress nya bagus. Utk lebih jelas bisa kontek ke no tadi ya. Semangat ya! GBU
ReplyDeleteMami Ubiii, semoga selalu sehat ya... Karena perjuanganmu, Vaksin MR bs di support pemerintah. Berjuanglah terus. Untuk anak indonesia dan ibu2 hamil yg sehat. Peluk untuk ubii dan aiden.
ReplyDeleteMama Ubii, tetap semangat dan sehat ya. Ubii pasti sembuh jika kita tidak menyerah. Saya juga seorang ibu yang pernah memiliki anak yang sempat sakit panas sampai kejang berkali-kali. Melihat anak diinfus berulang kali, kontrol ke dokter, sampai anak saya sampai hari ini kalo lihat dokter trauma jadi sering nangis kalo pas mau diperiksa.
ReplyDeletePuji Tuhan, sekalipun sudah diprediksikan dokter berdasarkan yang mereka pelajari dan ketahui, tapi saya dan suami beserta keluarga sepakat berdoa bersama, dan sampai hari ini Alden (nama anak saya) tidak pernah kejang lagi bahkan lincah dan sehat.
Saya mendoakan anak Ubii juga cepat pulih total dan mama Ubii tetap semangat ya, sabar dengan semua terapi yang dijalani dan semoga Tuhan memakai tangan dan keahlian dokter untuk proses kesembuhan yang sempurna!
Saya ijin share artikel di atas di blog saya.
Great Mom
ReplyDeletesemangat ya mama ubii!!
ReplyDeleteya Allah, saya adalah salah satu orang yang "menggampangkan" si Rubella ini,
lupa ya waktu umur berapa gitu si kakak Aila "kemungkinan" kena Rubella (kata dokter) kenapa saya bilang mungkin, ya karena dokternya pun cuma bilang "oh ini mah tidak apa2 bun, ini SEPERTINYA HANYA Rubella, bukan campak, istirahat dirumah juga cepet sembuh" okey then, si kakak cuma istirahat dan merah2nya emang langsung ilang dalam waktu 2 hari
duh tapi saya ga pernah tau klo dampaknya bisa seperti ini, mudah2an dulu kami ga bernah bersinggungan sama ibu2 hamil deh, agak lupa saya
Terimakasih sharenya, sangat bermanfaat sekali
ReplyDeletetetap semangat ya mama ubi!!!
Terimakasih ya mba untuk infonya, saya tau imunisasi MR dari blog mba gesi :)
ReplyDeleteDan kemarin anak saya sudah diimunisasi di sekolahnya :)
Mamaa ubi mau tanya, aku kan skrg ini lg hamil muda dan anakku disekolah ada imun MR ini tp setelah denger dan dikasih tahu klo mamanya lg hamil anak ga boleh imun MR soalnya itu virus aktif dan hidup takut virusnya menular ke mama or jabang bayi. Bener apa ga ya mah aku bingung?? Rncna disekolahan anak senen diadakan aku tau soal itu jd anakku ga aku ksh imun MR dl smpe aku lahiran. Mohon infonya yah mama ubi. Terimakasih....
ReplyDeleteWah nggak bener banget, Mba. Vaksinasi MR itu memberi kekebalan. Virus yang dimasukkan ke tubuh anak kan jumlahnya kecil sekali. Tidak sampai pada level yang bisa membuat anak sakit. Kalau anak yang divaksin aja ga sakit, bagaimana bisa menularkan ke orang lain. Memberi kekebalan dan membuat sakit itu beda banget ya.
DeleteGreat Mom! Keep Spirit Mbakkk
ReplyDeleteIzin share ini ya mba ��
ReplyDeleteIzin share ini ya mba ��
ReplyDeleteSemoga Ubii selalu diberikan kesehatan, keluarga kalian selalu dalam lindunganNya...Allah Maha Baik. Semangat selalu mbak ~ xoxo
ReplyDeleteSemoga sehat seehat selalu ya mbak
ReplyDeleteIjin share ke teman2.. terimakasih
Penyesalan selalu datangnya belakangan. .. Jadi, sebelum terlambat, SEGERA imunisasi MR anak anda. Gbu
ReplyDeleteMam waktu hamil ubi itu mam juga ikut demam+bintik2 merah gitu atau ndak?
ReplyDelete