Kalau ada keputusan yang butuh waktu cukup lama untuk mempertimbangkan adalah ini, liburan ke Bali bareng Adit dan Aiden tanpa mengajak Ubii. Butuh waktu satu bulanan untuk saya akhirnya maju. Itupun setelah Adit banyak meyakinkan bahwa ini tidak apa-apa.
Saya kan jauh lebih pakai feeling daripada Adit yah. Jadi jelas saya yang lebih banyak ragu. Ragunya bukan karena khawatir nanti Ubii sama siapa, karena kalau itu sudah pasti lah ada yang ngejagain dan bisa dipercaya. Ragunya lebih karena, "Does this decision make me a bad mom to Ubii?"
Adit was the one assuring me that NO, this didn't make me a bad mom. This is just another special-condition decision. But not so special actually, considering we've had a special need kid. Being a special need parents sometimes simply puts us to take decisions that will not be taken by normal families. Sometimes our decisions will be different from yours.
Sudah cukup lama kami ingin membawa Aiden main di pantai. Nothing's weird about that. Most kids usually love playing in the beach. I do too actually. But every time we'll go, we're worried. Worried if Ubii gets tired and then sick if we take her. Jadi rencana mantai di Jogja itu belum pernah terwujudkan.
Kalau pun mau optimis Ubii pasti tidak akan sakit walau mantai, kok saya nggak bisa. Saya masih trauma Ubii kecapekan lalu jadi batuk berkepanjangan dan akhirnya pneumonia sampai opname. Itu kejadiannya setelah saya ajak Ubii mudik ke Salatiga, 2 jam perjalanan naik mobil dari Jogja.
Baca: Cerita Opname Ubii Karena Pneumonia
Baca: Cerita Opname Ubii Karena Pneumonia
Padahal di Salatiga juga nggak ke mana-mana yang bikin energi terkuras. Cuman main-main ke rumah saudara saya, makan di restoran, and such. Bukan yang dolan macam-macam. Nyatanya dia drop juga. Emang traumatizing untuk saya, karena baru kemarin itu Ubii yang demam sampai 39 derajat dan lemesnya bukan main.
Walau saya terlihat ketawa-ketiwi aja selama ini, bukan lantas berarti saya nggak bisa worry much.
Pantai di Jogja itu sekitar 2 jam-an dari rumah saya. Sama aja dong kurang lebih dengan Jogja-Salatiga. Jadi saya takut Ubii kecapekan lagi.
Selama ini Aiden sudah 'menyesuaikan' Ubii. Saat weekend ada Adit di Jogja, palingan kami cuman ke mall, main di playground, belanja, atau main di resto. Paling mentok terakhir ke Gembira Loka Zoo. Terakhir ke kebun binatang itu bulan Agustus kemarin, hampir 4 bulan berselang setelah Ubii opname karena pneumonia. Jadi saya pikir ah ya udah aman lah diajak main ke kebun binatang yang outdoor. Pun Ubii di stroller yang bisa reclined sandarannya. Bukan di kursi roda di mana dia akan lebih capek karena harus duduk tegak.
Baca: First Time Experience Membawa Ubii Ke Mall Dengan Kursi Roda
Baca: First Time Experience Membawa Ubii Ke Mall Dengan Kursi Roda
Tapi toh nyatanya Ubii lemes juga setelah dari Gembira Loka. In fact, baru 1,5 jam-an dia udah keliatan lemes kecapekan. Padahal terlindung dengan tutupan stroller, pun masih dipayungi. So finally saat itu kami langsung memutuskan pulang. Aiden jadi rada cranky karena belum puas lari-larian di kebun binatang.
Pas saya cerita ke terapis, beliau bilang, "Lhoh Bu, kan udah dibilangin, setelah pneumonia itu Ubii jangan sampai kecapekan."
Saya bantah, "Kirain nggak bakal secapek itu, Mba. Kan masih di Jogja juga dan dipayungi lho."
Ditutup pamungkas, "Jangan disamakan sama anak yang sehat, Bu. Kasihan Ubii kalau kecapekan takutnya sakit lagi. Saya eman-eman kalau lihat progressnya menurun lagi. Kemarin aja setelah sakit jadi agak hilang kan progressnya."
Let me tell you something. Saya jarang menyesali keputusan yang sampai berhari-hari tentang anak. But that... That hit me hard. I should have known better.
Akhirnya saya dan Adit berpikir bahwa tidak apa-apa kami sekeluarga jalan-jalan atau beraktivitas dengan menyesuaikan kondisi Ubii. Tidak apa-apa Aiden menyesuaikan ritme kakaknya. Tapi, sesekali Aiden juga berhak dikasih kesempatan main sepuasnya. Sesenang dan secapek dia, tanpa harus buru-buru pulang karena kami khawatir kakaknya kecapekan lalu sakit. He deserves to get new experiences such as playing in the beach and stuff.
Baca: [PRINTABLE] Checklist Daftar Perlengkapan Anak Saat Liburan
Kalau mau bicara tentang adil dan tidak adil, saya rasa akan sulit. Keadilan adalah sesuatu yang subjektif. Yang saya rasa adil untuk Aiden, belum tentu adil untuk Ubii, dan sebaliknya. Jadi ya jalani saja. Toh dulu Ubii juga sudah banyak kali bepergian bertiga sama Mami dan Papi nya sebelum ada Aiden.
Kami di Bali dari Kamis sampai Minggu. Kamis malam jam 23.00 WITA baru sampai hotel so practically sudah capek dan cuman mandi lalu main di kamar. Pesawatnya delay soalnya huhu. Minggu nya balik ke Jogja flight jam 10.25 WITA jadi sudah cus dari hotel jam 8.30 WITA. Cuma 2 hari, Jumat dan Sabtu, kami benar-benar yang main seharian. But thank God, I was happy. And I can tell that Aiden's happy as well. Banyak pengalaman baru untuk Aiden kayak lihat merak dari dekat, naik bus safari yang bertingkat, pegang gajah, naik kapal, etc.
Benar-benar pengalaman baru yang relieving untuk saya dan Adit di mana kami benar-benar bebas mau ngapa-ngapain TANPA harus mengkhawatirkan banyak hal. Kami nggak perlu khawatir tempat tujuan kami wheel chair/stroller friendly atau tidak. Kami bebas pilih restoran karena Aiden bisa makan apa pun dan nggak ada kesulitan mengunyah seperti Ubii. Bahkan kalau pun nggak ada lauk yang Aiden bakal doyan, dia tetap lahap makan nasi putih doang. Kami sama sekali nggak khawatir kalau Aiden haus karena dia bisa minum apa pun. Beda dengan Ubii yang hanya bisa minum banyaknya kalau minum susu di dot sehingga kalau pergi-pergi agak lama, tas kami pasti banyak barang karena bawa susu dan termos air panas. Kami nggak merasa keberatan memangku Aiden di mobil walau lama karena dia masih enteng. Ketika sudah jalan-jalan, dia capek pun, tinggal keluarin baby carrier and all is well. Kami nggak perlu terburu-buru pulang sampai jadi kemrungsung karena tidak ada jam minum obat rutin.
And this, kami nggak perlu terlalu khawatir Aiden bakal kecapekan karena kalau pun dia capek, dia bisa tidur di mobil, di pangkuan saya, even di kapal menuju ke Teluk Penyu pun dia bobo.
Beda dengan Ubii yang tidak pernah bisa tidur di mobil atau di jalan. Ubii hanya bisa bobo di kasur, di ruangan untuk tidur.
Tentang Ubii yang hanya bisa tidur di kasur itu maksudnya adalah di rumah. Di tempat yang dia sudah familiar. Jadi every time kami mengajak Ubii staycation di hotel di Jogja atau menginap di rumah Eyang, malamnya pasti Ubii boboknya dini hari. Pasti. Karena dia sibuk muterin kamar, ngacak-acak yang ada di kamar yang baru, itu caranya berkenalan. Jadi besoknya, saya dan Adit biasanya ngantuk karena ikut begadang jagain Ubii. It happens every time we take her to sleep yang tidak di kamar di rumah kami. Every single time.
Pernah dulu sekali waktu kami ajak dia menginap di Hotel Alana Jogja. Sudah dikeloni dengan banyak cara, Ubii tetap nggak tidur-tidur. Merangkak ke sana sini dan berkali-kali pula saya atau Adit menggendong dia mengembalikan ke kasur. Lalu kami ketiduran. Dini harian saya ngelilir, kaget karena Ubii nggak ada. Ternyata dia sedang ngapain coba?
Baca: Family Staycation di The Alana Hotel Yogyakarta
Dia main lampu sampai ketiban! Jadi lampu hotelnya model lampu berdiri gitu loh. Mungkin Ubii berpegangan pada gagang lampu untuk tumpuan berdiri atau mungkin juga narik kabelnya, I don't know because I fell asleep kan. Kaget banget saya lihat Ubii ketiban lampu yang lumayan gede itu.
Bersama Aiden di Bali kemarin, saya dan Adit bisa tidur cukup setelah capek seharian main dan kejar-kejar Aiden. Tinggal dibukain lapak nenen, dia sudah mak blek. Saya juga tidak perlu khawatir apakah di kamar hotel ada sesuatu yang bisa niban Aiden atau apa karena ritme tidurnya adalah ritme yang normal.
Note: Beberapa anak teman saya yang punya cerebral palsy seperti Ubii juga punya ritme tidur yang tidak biasa begini. Susah tidur atau tidur hanya sebentar-sebentar sisanya banyak awake nya. Bahkan ada teman Ubii yang tidurnya kebalik. Malam sampai pagi dia terjaga, lalu siangan baru tidur seharian. It's all due to their condition. Bukan karena diganggu jin atau apa, seperti yang diduga asisten rumah tangga saya. LOL.
So yeah, those days back in Bali with Aiden, saya dan Adit benar-benar ... lepas.
No stress. No worry. No exhaustion.
Tidak perlu terburu-buru mengejar waktu atau apapun. Bahkan di Teluk Penyu pun bisa sesantai itu menunggu Aiden bangun sendiri tanpa dibangunkan, supaya dia bisa lihat penyu langsung.
Kami benar-benar menikmati waktu dan momen dengan sangat amat santai. Saking live in the moment nya sampai saya malas buka smart phone kalau bukan karena ada kerjaan yang harus dipost sesuai schedule.
Baca: Tentang Sponsored Post Di Blog Diari Mami Ubii
Nggak yang menggebu-gebu juga mau dikit-dikit Instastory karena mending main sama Aiden, nunjuk-nunjuk ini itu sambil nyebut namanya, lari-lari di pantai lalu sok-sok an jatuh karena Aiden jadi ketawa, and stuff. Paling Instastory sesekali kalau Aiden pas bobok aja lalu simpan gadget lagi dan ngobrol sama Adit. We lived in those moments.
For me and Adit, it was something. I can't even find a word to describe my feelings. Jadi begini ya rasanya jalan-jalan sama anak dengan merdeka tanpa worrying ini dan itu feels like. We sure deserve it, we suppose.
But as much as we're happy, is there any slight of guilt to Ubii because we didn't take her? Yes, of course.
So, I and Adit said this to ourselves, "Let's work even harder. Next time, it will be Ubii's turn." Yang gini gini nih yang bikin saya semangat cari uang lagi.
Baca: Istri Punya Penghasilan Sendiri, Yay Or Nay?
Pure liburan tanpa Ubii seperti kemarin benar-benar baru pertama kali. It really recharged our mental health, we needed it. But one thing for sure, that kinda decision doesn't mean that I love Ubii less. As I said, sometimes special needs families take decisions differently from yours.
And now I feel so much relieved that I finally could share about it.
Love,
Akhirnya saya dan Adit berpikir bahwa tidak apa-apa kami sekeluarga jalan-jalan atau beraktivitas dengan menyesuaikan kondisi Ubii. Tidak apa-apa Aiden menyesuaikan ritme kakaknya. Tapi, sesekali Aiden juga berhak dikasih kesempatan main sepuasnya. Sesenang dan secapek dia, tanpa harus buru-buru pulang karena kami khawatir kakaknya kecapekan lalu sakit. He deserves to get new experiences such as playing in the beach and stuff.
Baca: [PRINTABLE] Checklist Daftar Perlengkapan Anak Saat Liburan
Kalau mau bicara tentang adil dan tidak adil, saya rasa akan sulit. Keadilan adalah sesuatu yang subjektif. Yang saya rasa adil untuk Aiden, belum tentu adil untuk Ubii, dan sebaliknya. Jadi ya jalani saja. Toh dulu Ubii juga sudah banyak kali bepergian bertiga sama Mami dan Papi nya sebelum ada Aiden.
Kami di Bali dari Kamis sampai Minggu. Kamis malam jam 23.00 WITA baru sampai hotel so practically sudah capek dan cuman mandi lalu main di kamar. Pesawatnya delay soalnya huhu. Minggu nya balik ke Jogja flight jam 10.25 WITA jadi sudah cus dari hotel jam 8.30 WITA. Cuma 2 hari, Jumat dan Sabtu, kami benar-benar yang main seharian. But thank God, I was happy. And I can tell that Aiden's happy as well. Banyak pengalaman baru untuk Aiden kayak lihat merak dari dekat, naik bus safari yang bertingkat, pegang gajah, naik kapal, etc.
Benar-benar pengalaman baru yang relieving untuk saya dan Adit di mana kami benar-benar bebas mau ngapa-ngapain TANPA harus mengkhawatirkan banyak hal. Kami nggak perlu khawatir tempat tujuan kami wheel chair/stroller friendly atau tidak. Kami bebas pilih restoran karena Aiden bisa makan apa pun dan nggak ada kesulitan mengunyah seperti Ubii. Bahkan kalau pun nggak ada lauk yang Aiden bakal doyan, dia tetap lahap makan nasi putih doang. Kami sama sekali nggak khawatir kalau Aiden haus karena dia bisa minum apa pun. Beda dengan Ubii yang hanya bisa minum banyaknya kalau minum susu di dot sehingga kalau pergi-pergi agak lama, tas kami pasti banyak barang karena bawa susu dan termos air panas. Kami nggak merasa keberatan memangku Aiden di mobil walau lama karena dia masih enteng. Ketika sudah jalan-jalan, dia capek pun, tinggal keluarin baby carrier and all is well. Kami nggak perlu terburu-buru pulang sampai jadi kemrungsung karena tidak ada jam minum obat rutin.
And this, kami nggak perlu terlalu khawatir Aiden bakal kecapekan karena kalau pun dia capek, dia bisa tidur di mobil, di pangkuan saya, even di kapal menuju ke Teluk Penyu pun dia bobo.
Beda dengan Ubii yang tidak pernah bisa tidur di mobil atau di jalan. Ubii hanya bisa bobo di kasur, di ruangan untuk tidur.
Tentang Ubii yang hanya bisa tidur di kasur itu maksudnya adalah di rumah. Di tempat yang dia sudah familiar. Jadi every time kami mengajak Ubii staycation di hotel di Jogja atau menginap di rumah Eyang, malamnya pasti Ubii boboknya dini hari. Pasti. Karena dia sibuk muterin kamar, ngacak-acak yang ada di kamar yang baru, itu caranya berkenalan. Jadi besoknya, saya dan Adit biasanya ngantuk karena ikut begadang jagain Ubii. It happens every time we take her to sleep yang tidak di kamar di rumah kami. Every single time.
Pernah dulu sekali waktu kami ajak dia menginap di Hotel Alana Jogja. Sudah dikeloni dengan banyak cara, Ubii tetap nggak tidur-tidur. Merangkak ke sana sini dan berkali-kali pula saya atau Adit menggendong dia mengembalikan ke kasur. Lalu kami ketiduran. Dini harian saya ngelilir, kaget karena Ubii nggak ada. Ternyata dia sedang ngapain coba?
Baca: Family Staycation di The Alana Hotel Yogyakarta
Dia main lampu sampai ketiban! Jadi lampu hotelnya model lampu berdiri gitu loh. Mungkin Ubii berpegangan pada gagang lampu untuk tumpuan berdiri atau mungkin juga narik kabelnya, I don't know because I fell asleep kan. Kaget banget saya lihat Ubii ketiban lampu yang lumayan gede itu.
Bersama Aiden di Bali kemarin, saya dan Adit bisa tidur cukup setelah capek seharian main dan kejar-kejar Aiden. Tinggal dibukain lapak nenen, dia sudah mak blek. Saya juga tidak perlu khawatir apakah di kamar hotel ada sesuatu yang bisa niban Aiden atau apa karena ritme tidurnya adalah ritme yang normal.
Note: Beberapa anak teman saya yang punya cerebral palsy seperti Ubii juga punya ritme tidur yang tidak biasa begini. Susah tidur atau tidur hanya sebentar-sebentar sisanya banyak awake nya. Bahkan ada teman Ubii yang tidurnya kebalik. Malam sampai pagi dia terjaga, lalu siangan baru tidur seharian. It's all due to their condition. Bukan karena diganggu jin atau apa, seperti yang diduga asisten rumah tangga saya. LOL.
So yeah, those days back in Bali with Aiden, saya dan Adit benar-benar ... lepas.
No stress. No worry. No exhaustion.
Tidak perlu terburu-buru mengejar waktu atau apapun. Bahkan di Teluk Penyu pun bisa sesantai itu menunggu Aiden bangun sendiri tanpa dibangunkan, supaya dia bisa lihat penyu langsung.
Kami benar-benar menikmati waktu dan momen dengan sangat amat santai. Saking live in the moment nya sampai saya malas buka smart phone kalau bukan karena ada kerjaan yang harus dipost sesuai schedule.
Baca: Tentang Sponsored Post Di Blog Diari Mami Ubii
Nggak yang menggebu-gebu juga mau dikit-dikit Instastory karena mending main sama Aiden, nunjuk-nunjuk ini itu sambil nyebut namanya, lari-lari di pantai lalu sok-sok an jatuh karena Aiden jadi ketawa, and stuff. Paling Instastory sesekali kalau Aiden pas bobok aja lalu simpan gadget lagi dan ngobrol sama Adit. We lived in those moments.
But as much as we're happy, is there any slight of guilt to Ubii because we didn't take her? Yes, of course.
So, I and Adit said this to ourselves, "Let's work even harder. Next time, it will be Ubii's turn." Yang gini gini nih yang bikin saya semangat cari uang lagi.
Baca: Istri Punya Penghasilan Sendiri, Yay Or Nay?
Pure liburan tanpa Ubii seperti kemarin benar-benar baru pertama kali. It really recharged our mental health, we needed it. But one thing for sure, that kinda decision doesn't mean that I love Ubii less. As I said, sometimes special needs families take decisions differently from yours.
And now I feel so much relieved that I finally could share about it.
Love,
Terkadang emang perlu begini sih mi, kalian jugacperlu recharge, kasian jugq Ubii kalo kecapekan dan mikirin apalagi sih kan toh ada yg jagain. Mungkin setelah ini vocab aiden juga nambah, kebahagiaan dan semangat buat jagain ubii juga terus bertambah kaaan
ReplyDeleteCimoool, bagi pasir dong. Sehat selalu ya Mami, papi, ubii, aiden. Kalian adalah penyemangat kami ��
ReplyDeletePasti ada feeling guilty ya mami..tapi mami dan papi ubi juga butuh charger supaya fresh lagi..apalagu aiden juga masanya pengin sesuatu yang baru ya..suatu saat pasti bisa holiday sama ubi kalau memungkinkan..semangat mami..
ReplyDeleteaaaah...terharu...
ReplyDeleteMemang dilematis banget ya, mbak Gesi.
Aku seneng liat Aiden hepiii banget...
seneng liat mbak Gesi dan mas Adit bisa menikmati liburan... you guys deserve it.
.
thank you for sharing this.
Jangankan special need parents, mak. Yang anaknya sehat aja juga butuh beginian... ��������
Oya, this won't make you a bad mother, since you're giving Aiden's right of his happy parents.��
And your right to be happy, also...
Tetap semangat dan berbagi #ceritabahagiaku ya mbak Ges...
😯 i see Ges.Memang ng mudah buat keputusan kayak gtu.Kepinginnya bawa anak semuanya tp kalo efeknya merugikan buat anak yang lain ....dilema buat mamanya 😢 Peluk buat Gesi n Adit ya.. Plus Ubii yang belum bisa ikut merasakan asyiknya liburan ke pantai..Senangnya Aiden uda dapat sweet memory 😄 Tetap semangat ya parents 😍
ReplyDeleteTerharu sekali bacanya, thanks for sharing this :))
ReplyDeleteMungkin habis ini Gesi bisa liburan sendiri tanpa suami dan anak hihihi
Wowww Alo junjungan que komenn
DeleteSetuju ama alo.
Terharu sekaligus ikut seneng.. jadi pengen liburan juga.. oke stop komen Dan Cari duit hehehe..
ReplyDeleteSemangat selalu ya keluarga kecil Mami Dan papi ubii, and be inspiring as always :)
Kalo mnrtku sih ges, kalian memang berhak kok sesekali jalan bertiga dengan aiden.. Aidennya jg jd seneng banget gitu krn bisa sepuasnya main kan.. Lah jangankan kalian, anakku ini juga beda kekuatan staminanya. Fylly jauuh lbh kuat drpd vrstan. Tiap kali jalan jauh, even cm bogor doang, vrstan pasti masuk angin, trs muntah2. Kdg demam. Yg paling bikin aku shock dan akhirnya mutusin, vrstan ga akan aku ajak traveling sampe dia umur 6 thn at least, itu gara2 di banda aceh kemarin. Kita naik mobil dari banda aceh mau menuju lhokseumawe. Banda aceh aku akuin panasnya puuuoolll byangeettt. Dan dlm perjalanan itu, malam, kiri kanan hutan, vrstan step alias kejang2. Jgn tanya paniknya aku dan suamj sih ges.
ReplyDeleteTp tuhan baik sih yaa, kita ngeliat ada rumah, dan trnyata rumah bidan. Thank god.. Pgn sujud syukur. Pertolongan pertama dr dia. Itu yg bikin aku trauma ngajakin vrstan traveling jauh. Tp ya udh.. Mau gimana lagi. Ga mungkin Juga fylly dan aku jd terkungkung trus di rumah. Untungnya babysitter anak2 sangat bisa diandalkan. Jd kalopun kita pergi traveling jauh, vrstan ada yg jagain
gesi... share sudut pandangan adit dong tentang liburan d bali ini
ReplyDeleteIt doesn't make you and Adit a bad parent. Malah sebaliknya, in the long term, justru efek dari liburan yang bener bener rileks akan menguntungkan Ubi juga.
ReplyDeleteKeep inspiring, kak Ges
nggak ikut liburannya, tapi ikut ngerasain senengnya :)
ReplyDeleteAku aja yg punya anak2 sehat kadang dilema juga kalo ninggalin anak-anak, meskipun cuma pergi karena kerja. Tapi liat wajah kalian hepi, jd ikut hepi. Semoga Ubii selalu sehat ya
ReplyDeleteso happy for you, mami Aiden. Aiden kelihatan happy banget, one day dia akan tumbuh jadi anak yang berjiwa besar dan penyayang. Amiiin :D
ReplyDeleteIkut seneng Mami, semoga sehat selalu ya
ReplyDeleteEngga apa2 ko mamii.. kan butuh happy buat ngurusin ubii.. sehat selalu buat kalian.. jgn tll mikirin apa kata orang yaa.. mami happy ubii bakal happy..
ReplyDeleteBersyukur ya mba Ges dikasih pasangan yang begitu menguatkan. You're the best mom buat Ubii dan Aiden.
ReplyDeleteUntung juga Ubii bisa dijaga sama orang yang bisa dipercaya. Sekarang teknologi udah canggih bisa setiap saat mantau dari jauh.
Ikut seneng sama liburannya kali ini. Terima kasih untuk selalu menginspirasi ya, mba Ges. ��
Mungkin awalnya banyak yang bertanya kok Ubii gak diajak, termasuk saya. Tapi setelah baca tulisan ini saya akhirnya mengerti dan 100% setuju. Mami, papi, dan adiknya Ubii juga butuh liburan sendiri tanpa perlu khawatir dengan kondisi Ubii.
ReplyDeleteSemoga keluarga kalian diberikan kekuatan dan kebahagiaan terus yaaa :)
Aku banget,yg kemana2 pasti kefikiran kayzar... Tp sesekali memang yaa, lepas penat sejenak, jd plg liburan kan mommy bisa full anttention sm ubii lg, kalau jiwa kita sehat, urus anak pun happy... Nyetrum ke anak jg, jd anakpun happy, intinya ayo liburan,yg bener2 liburan tanpa mengkhawatirkan apapun. Toh cm sehari 2 hari, bukan sebulan 2 Bulan �� biar jiwa kita sehat. Hug mami gesii ��
ReplyDeleteTerharuuu mba bacanya...pasti dilema banget yah rasanya..
ReplyDeleteSoal adil, menurutku ini adil ko mba..kan engga setiap bulan, setaun belum tentu 2-3x...
Mudah2an yang jagain ubii sehat2, awet2 biar maminya juga tenang waktu delegasikan ke dy 🤗
Ikut bahagia baca postingan ini :) sehat2 selalu ya semuanya Mami, Papi, Ubii, Aiden :))
ReplyDeletesiang2 dapat cerita yang menghangatkan hati.... tetap semangat (mencari uang) mbak!hahaha....biar besok bisa liburan team komplit.... dengan pengaturan yang baik dan bijak sana-sini, semua berhak mendapatkan kesenangan.
ReplyDeleteNice sharing, you're an amazing mom Gesi, keep fighting n sehat2 selalu semuanya yaa
ReplyDeleteWaktu liat Instagram ci Gesi aku sempet bingung, "Ubii di hotel atau emang nggak diajak ke Bali ya?", ternyata memang liburan bertiga aja ya.
ReplyDeleteThanks for being honest and shari g this ci Gesi. Aku sempet takut setelah punya anak nggak bakal ada waktu liburan berdua lagi dengan suami, tapi dengan baca ini bikin aku untuk tetap positive thinking dan menikmati waktu yg ada sekarang. Mungkin suatu hari nanti ada waktunya ya.
*virtual hugsss*
Gesss, keputusan yang berat tapi sehat, kalian bener-bener pantas ngedapetinnya. Biar baliknya semakin semangat, semakin happy, semakin sering nebar energi positif. Keren bangettt aku mbrambangi bacanyaaa
ReplyDeleteIni aku perlu dimasukin ke team mellow kali yaa? Kok aku yg ngembeng baca cerita plus komen2nya.. Terima kasih buat cerita2 yg begitu menginspirasi ya ka Gesi.. Peluk cium buat ubii dan aiden..
ReplyDeleteDon't feel bad about it! Semua orang punya prioritas, ritme dan pilihan masing-masing.. you all deserve it! Aku pun harus boldly ambil keutusan me time kalau ngg mau gubrak gessi dengan kerjaan gila dan stress level tinggi di sini :)... so, glad you enjoy your time and share it with us!
ReplyDeleteSeneng banget mamii liat foto"nya :)
ReplyDeleteKerasa banget bahagianyaa..
Smoga liburannya nular . Aminn
Tp anak udah mulai skolah udg susah liburann..gk bs seenakbya, nunggu libur dulu :p
Mami Gesi..kyknya smua ibu jg jg gt deh, ngrasa be a bad mom kl ninggal anak ..ya tp kn ada saatnya jg gk bs ngajak sash satu anak atau dua duanya
Semangatt mamii :)
keputusan kalian sudah tepat kok, ada masa2 prioritas untuk masing2 anak
ReplyDeleteada masa untuk orang tua sekedar melepaskan penat supaya recharge kagi
Alhamdulillah senang baca tulisan ini :)
ReplyDeleteSaya suka baca blognya mbak Gesi ini ��. Pulang-pulang liburan tanpa Ubii pasti tambah kangen sama dia, soalnya kan jarang-jarang pisah juga. Betul gak mbak? ��
ReplyDeleteAihh serunya Aiden ngepantai. Yuk yuk kapan-kapan liburannya ke Lombok ^_^
ReplyDeletePengen banget ketemu sama si Udin ngegemesin satu inihhh
kaos kutungnya aiden mandatory fashion yg bali banget ya :))
ReplyDeleteKeputusan berat tapi baik untuj semua. Soal adil, bukan tentang semua ikut/dapat bagian yang sama, tapi tentang menempatkan sesuatu sesuai porsinya
ReplyDeleteBahagia selalu yaaaaaa
Kecup sayang buat Ubii dan Aiden
Klo buat maminya, kecup sayang dari Papi aja hahaha