... adalah pertanyaan yang lumayan sering saya dapet di DM, yang saya serba salah mau jawab. First, karena saya nggak serumah sama mertua. Second, karena mertua saya nggak senyebelin itu yang sampai mengharuskan saya punya strategi perang tersendiri untuk menghadapi. Third, kembali ke poin pertama: tidak serumah.
Jadi ya andaikata mertua saya nyebelin banget nget nget, juga nggak akan ngaruh-ngaruh amat ke kewarasan hati. Wong ketemunya juga nggak tiap hari ini.
Mungkin terdengar seperti kurang berempati sama kalian yang serumah sama mertua ya. But really, how can I give any advices if I don't feel what it's like to be in your shoes.
Namun, coba deh ya jembreng ini.
Pertama, gimana sih kalian mendefinisikan kata ngeselin itu? Luas banget loh kata yang satu ini.
Ngeselin yang "hih pret ah" gitu karena mertua suka ngomenin masakan, badan cucu kok kecil, kok rumah nggak bersih, kok istri bangun nya siang, atau bandingin cara kamu ngurus anak sama generasinya dulu 'doang'?
Baca: Tips Menambah Berat Badan Anak
Ngeselin yang "hih pret ah" gitu karena mertua suka ngomenin masakan, badan cucu kok kecil, kok rumah nggak bersih, kok istri bangun nya siang, atau bandingin cara kamu ngurus anak sama generasinya dulu 'doang'?
Baca: Tips Menambah Berat Badan Anak
Atau ngeselin yang "oh my god mengapa kau sungguh mendzolimi aku bu" karena mertua selalu membela suami yang padahal terbukti salah kayak selingkuh / kasar, maksa untuk hamil karena pengin nambah cucu padahal kamu nggak mau, minta uang terus hanya untuk leisure sementara finansial kamu juga sebenernya masih struggling, atau jelek-jelekin kamu di depan suami?
Ngerti kan bedanya?
(Plis jawab iya wkwkwk)
Ngeselin "hih pret ah" itu cuman karena omongan spontan yang kemungkinan besar nggak sampai mempengaruhi pembuatan keputusan-keputusan fundamental dan hubungan antara kamu dan suami. Cuman bikin panas kuping tapi akan 'sembuh' lagi dengan indomie sambil nonton Cinta Suci.
Baca: Diari Papi Ubii #12 ― Jangan Tonton 5 Film Bertema Keluarga Ini Bareng Keluargamu
Ngeselin "omg mengapa kau sungguh mendzolimi aku bu" itu yang semoga dijauhkan dari kita semua (ketik amin berjamaah ya) karena bisa mempengaruhi hubungan kita sama suami, bikin kita malu / trauma / bokek. Intinya ada efek betulan yang bisa dirasakan secara nyata. Halah njelimet. Dan tipe ngeselin yang kayak begini jelas nggak akan semudah itu 'sembuh' walau mertua traktir Kintan atau Hanamasa seminggu penuh.
Most DM yang saya terima, puji syukur, kayaknya cuman nyebelin yang "hih pret ah" aja, bukan yang kedua. Menurut saya solusinya cuman satu sih:
SABAR.
Sungguh kata yang klasik dan abstrak, but what else you can do?
Kalau memang ada tabungan untuk beli rumah atau kontrak rumah biar bisa lepas, ya itu bisa dipertimbangkan. Ini kalau masih serumahnya 'hanya' karena agar lebih irit ya, bukan karena alasan kesehatan mertua yang harus dijagain. Itu satu solusi. Plusnya, jelas akan lebih merdeka karena nggak setiap saat dikritik dan dikomentarin. Tapi mungkin konsekuensinya, jadi ambil jatah tabungan untuk hal lain, seperti misal pendidikan anak etc.
Sebaliknya, kalau belum memungkinkan untuk hidup terpisah, entah karena finansial atau alasan lain, pilihanmu ya cuma sabar itu tadi kan. Tapi semangat! Tetep ada plus nya kok. Mungkin kamu jadi lebih bisa menabung untuk pendidikan atau liburan or anything.
Baca: 15+ FAQ About My Bangkok Trip
Masing-masing ada yang didapat dan juga dikorbankan. But it's just how things work. You win some, you lose some.
Tips lain adalah sounding positif ke diri sendiri dan kucurkan prasangka baik tentang mertua sesering mungkin.
Mertua kritik cucunya kok kecil --> tandanya pengin cucunya 'sehat' which is bagus dong didoakan sehat, meskipun gemuk bukan patokan sehat tapi yah orang zaman dulu rata-rata mikirnya gitu kan?
Mertua compare caramu rawat anak sama zaman dulu --> eyang mana sih yang tidak melakukan HAHAHA. Bedanya cuman diomongin atau dibatin. Kelak saat kita udah punya cucu, mungkin kita juga akan begitu deh gengs
Mertua komentarin masakanmu --> mungkin dulunya mertua adalah chef wkwkwk. Ini jawab aja, "Coba Bu ajarin masak dong biar enak kayak bikinan ibu" siapa tahu bisa jadi quality time sama mertua. Siapa tahu mertua jadi berbunga-bunga karena disanjung-sanjung dan terus jadi manis ke kamu, lol. Siapa tahu beliau emang punya resep rahasia keluarga turun termurun yang beneran laziz endes nikmat tiada tara, nah terus jadi ide bisnis catering deh
Mertua merasa rumah kurang bersih --> coba ajak mertua yang beresin (kalau berani). Atau ya iya-iyain aja deh udah.
Baca: Menikah Beda Kasta Dan Urusan Mertua
Sepanas-panasnya kuping denger kritikan beliau, ingat beliau sudah berjasa. Kalau nggak ada mertua, mana mungkin kita bisa ketemu sama suami? YA IYALAH.
Dan ini sih, mungkin emang mertua orangnya yang tipe gampang nyeletuk. Seperti saya, hahahaha. Ada loh orang-orang kayak gitu. Jadi ya mungkin niatnya bukan mengkritik dan menganggap kamu salah dalam segala hal. Tapi emang pure celetukan doang. Maybe ndilalah pas kamu lagi capek atau PMS, jadi langsung auto-judge mertua tukang kritik.
Ada juga nih yang DM saya, lumayan eye-opening. Isi DM nya kurang lebih begini,
Bicara sama suami dan minta suami yang membujuk biar ibunya nggak semudah itu kritik dan komen juga dicoba ya. Ada temen saya yang melakukan itu dan berhasil.
Kalaupun itu nggak berhasil dan mertua masih aja suka dikit-dikit komen nggak ngenakin, kembali ke poin SABAR. Habis mau gimana hahahaha. Maaf ini kayak tidak membantu ya wkwkwk. Dan yaudah anggap aja ujianmu. Kan manusia ujiannya beda-beda.
On the contrary, kalau mertuamu tipe nyebelin yang kedua, yah well what can I say? Apalagi kalau yang tipe selalu membela suami padahal suami kebukti salah. Itu sih masalahnya lebih di suami, instead of mertua. Dan sayangnya memang ada yang begitu. Baru minggu lalu dicurhatin case begini.
If that's also your case, baca blogpost sebelumnya aja ya. Udah pernah nulis tentang kalau punya suami yang bikin galau antara mau mempertahankan atau berpisah saja.
Baca: 30+ Pertanyaan Tentang Bercerai Atau Bertahan
Lastly, if this can give you a little peace of mind, I think punya mertua yang ngeselin suatu saat akan ada hikmahnya. Kita jadi belajar untuk TIDAK jadi mertua yang menyebalkan ke menantu kita kelak. Hikmah yang masih akan sangat nanti-nanti yah. Tapi yaudah sih, ayem-ayemin ati aja biar nggak capek sendiri.
Kalau kalian keselnya udah ke ubun-ubun, jangan lupa curhat sama sahabat ya biar plong. Atau nulis di diary, or anything yang bisa bikin kamu feel better.
Baca: Everybody Needs A Best Friend
PS: Tidak semua mertua ngeselin ya tentu saja. Banyak juga kok yang bisa deket dan ikrib sama mertua. So let's not pukul rata that mertua = makhluk mengesalkan.
Love!
Ngerti kan bedanya?
(Plis jawab iya wkwkwk)
Ngeselin "hih pret ah" itu cuman karena omongan spontan yang kemungkinan besar nggak sampai mempengaruhi pembuatan keputusan-keputusan fundamental dan hubungan antara kamu dan suami. Cuman bikin panas kuping tapi akan 'sembuh' lagi dengan indomie sambil nonton Cinta Suci.
Baca: Diari Papi Ubii #12 ― Jangan Tonton 5 Film Bertema Keluarga Ini Bareng Keluargamu
Ngeselin "omg mengapa kau sungguh mendzolimi aku bu" itu yang semoga dijauhkan dari kita semua (ketik amin berjamaah ya) karena bisa mempengaruhi hubungan kita sama suami, bikin kita malu / trauma / bokek. Intinya ada efek betulan yang bisa dirasakan secara nyata. Halah njelimet. Dan tipe ngeselin yang kayak begini jelas nggak akan semudah itu 'sembuh' walau mertua traktir Kintan atau Hanamasa seminggu penuh.
Most DM yang saya terima, puji syukur, kayaknya cuman nyebelin yang "hih pret ah" aja, bukan yang kedua. Menurut saya solusinya cuman satu sih:
SABAR.
Sungguh kata yang klasik dan abstrak, but what else you can do?
Kalau memang ada tabungan untuk beli rumah atau kontrak rumah biar bisa lepas, ya itu bisa dipertimbangkan. Ini kalau masih serumahnya 'hanya' karena agar lebih irit ya, bukan karena alasan kesehatan mertua yang harus dijagain. Itu satu solusi. Plusnya, jelas akan lebih merdeka karena nggak setiap saat dikritik dan dikomentarin. Tapi mungkin konsekuensinya, jadi ambil jatah tabungan untuk hal lain, seperti misal pendidikan anak etc.
Sebaliknya, kalau belum memungkinkan untuk hidup terpisah, entah karena finansial atau alasan lain, pilihanmu ya cuma sabar itu tadi kan. Tapi semangat! Tetep ada plus nya kok. Mungkin kamu jadi lebih bisa menabung untuk pendidikan atau liburan or anything.
Baca: 15+ FAQ About My Bangkok Trip
Masing-masing ada yang didapat dan juga dikorbankan. But it's just how things work. You win some, you lose some.
Tips lain adalah sounding positif ke diri sendiri dan kucurkan prasangka baik tentang mertua sesering mungkin.
Mertua kritik cucunya kok kecil --> tandanya pengin cucunya 'sehat' which is bagus dong didoakan sehat, meskipun gemuk bukan patokan sehat tapi yah orang zaman dulu rata-rata mikirnya gitu kan?
Mertua compare caramu rawat anak sama zaman dulu --> eyang mana sih yang tidak melakukan HAHAHA. Bedanya cuman diomongin atau dibatin. Kelak saat kita udah punya cucu, mungkin kita juga akan begitu deh gengs
Mertua komentarin masakanmu --> mungkin dulunya mertua adalah chef wkwkwk. Ini jawab aja, "Coba Bu ajarin masak dong biar enak kayak bikinan ibu" siapa tahu bisa jadi quality time sama mertua. Siapa tahu mertua jadi berbunga-bunga karena disanjung-sanjung dan terus jadi manis ke kamu, lol. Siapa tahu beliau emang punya resep rahasia keluarga turun termurun yang beneran laziz endes nikmat tiada tara, nah terus jadi ide bisnis catering deh
Mertua merasa rumah kurang bersih --> coba ajak mertua yang beresin (kalau berani). Atau ya iya-iyain aja deh udah.
Baca: Menikah Beda Kasta Dan Urusan Mertua
Sepanas-panasnya kuping denger kritikan beliau, ingat beliau sudah berjasa. Kalau nggak ada mertua, mana mungkin kita bisa ketemu sama suami? YA IYALAH.
Dan ini sih, mungkin emang mertua orangnya yang tipe gampang nyeletuk. Seperti saya, hahahaha. Ada loh orang-orang kayak gitu. Jadi ya mungkin niatnya bukan mengkritik dan menganggap kamu salah dalam segala hal. Tapi emang pure celetukan doang. Maybe ndilalah pas kamu lagi capek atau PMS, jadi langsung auto-judge mertua tukang kritik.
Ada juga nih yang DM saya, lumayan eye-opening. Isi DM nya kurang lebih begini,
"Mungkin itu caranya mertua pengin deket atau pengin ngobrol sama menantunya. Seusia eyang gitu kan kadang pengin ngerasa dibutuhin. Coba sok-sok an minta mertua ajarin masak, ajarin beberes, dll. Soalnya saya ngalamin. Dulu mertua saya suka komen-komen ngritik. Saya ajak aja masak bareng, sambil minta diajarin. Eh mertua saya jadi seneng. Ternyata mertua kayaknya pengin disanjung dan ngerasa masih dibutuhkan. Sekarang kami bisa deket jadinya"Layak dicoba, gengs.
Bicara sama suami dan minta suami yang membujuk biar ibunya nggak semudah itu kritik dan komen juga dicoba ya. Ada temen saya yang melakukan itu dan berhasil.
Kalaupun itu nggak berhasil dan mertua masih aja suka dikit-dikit komen nggak ngenakin, kembali ke poin SABAR. Habis mau gimana hahahaha. Maaf ini kayak tidak membantu ya wkwkwk. Dan yaudah anggap aja ujianmu. Kan manusia ujiannya beda-beda.
On the contrary, kalau mertuamu tipe nyebelin yang kedua, yah well what can I say? Apalagi kalau yang tipe selalu membela suami padahal suami kebukti salah. Itu sih masalahnya lebih di suami, instead of mertua. Dan sayangnya memang ada yang begitu. Baru minggu lalu dicurhatin case begini.
If that's also your case, baca blogpost sebelumnya aja ya. Udah pernah nulis tentang kalau punya suami yang bikin galau antara mau mempertahankan atau berpisah saja.
Baca: 30+ Pertanyaan Tentang Bercerai Atau Bertahan
Lastly, if this can give you a little peace of mind, I think punya mertua yang ngeselin suatu saat akan ada hikmahnya. Kita jadi belajar untuk TIDAK jadi mertua yang menyebalkan ke menantu kita kelak. Hikmah yang masih akan sangat nanti-nanti yah. Tapi yaudah sih, ayem-ayemin ati aja biar nggak capek sendiri.
Kalau kalian keselnya udah ke ubun-ubun, jangan lupa curhat sama sahabat ya biar plong. Atau nulis di diary, or anything yang bisa bikin kamu feel better.
Baca: Everybody Needs A Best Friend
PS: Tidak semua mertua ngeselin ya tentu saja. Banyak juga kok yang bisa deket dan ikrib sama mertua. So let's not pukul rata that mertua = makhluk mengesalkan.
Love!
dan mertua ku adalah tipe jeng jenng mengapa kau sungguh menzolimi aku yang selalu menyudutkan aku dengan semua fakta yang kau putar balik ke semua orang *sabar ini undian* begitulah aku menyikapinya mba Ges, dulu aku masukin ke hati sekarang bodo nanan mau doi gimana gitu sakarep wes yg penting aku hepi :p
ReplyDeletemau adu domba, adu ayam suami udah tau yg sebenarnya jd santey :D
mertua aq malah tipe yang gak ngeselin samsek, woles aja dia sampe aq sama anaknya yang cuma bisa maen kerumahnya sebulan sekali pun dia gak ributin, adem ayem kalem lah aq sm mertua walau gak yang hubungannya seperti ibu anak sendiri...
ReplyDeleteTentang mertua yang ngerasa dibutuhkan itu bener banget. Apalagi dari segi usia yang memang udah lanjut, ya. Biasanya mereka udah nggak ngapa-ngapain, jadinya ya komentar-komentar aja, hahahaha. Padahal sebenernya mereka cuma pengen ngobrol. Aku sendiri masih serumah dengan mertua. Jujur awal-awal aku kurang akur dengan mereka. Aku gampang baper dan ya nggak biasa aja tinggal dengan orang lain. Biasanya punya cara sendiri, tau-tau ada yang komentar kan nyebelin. Cuma sekarang dibawa santai ajalah. Sounding positif itu bener banget. Supaya sama-sama adem, ya.
ReplyDeleteNgomongin mertua bisa bikin blogpost sendiri, sih. Cuma masih takut... takut ipar ada yang baca ((:
Aku ikutan ketik amin berjamaah dulu aja mam xD
ReplyDeleteuntung aku gak tinggal ma mertua, tapi ma mamaku yang emang kok ya sama aja ngomongnya bak mamer bahahaha... tapi untung mamaku ya jadi aku ya iya iya aja deh trus berlalu begitu saja tanpa harus tersinggung atau mbatin :D.
ReplyDeletejadi pengen nulis soal hidup sama mertua aahhh... soale aku hidup serumah sama mertua dan aku bahagia-bahagia aja haha
ReplyDeleteMertuaku super cuek. Kdg aku baper jg, kebetulan anakku cucu pertama tp kok ya biasa aja punya cucu ga yg di sanjung2 dibeliin sesuatu atau disayang2 selayaknya baru punya cucu.. (bukan ngarep sih tp kan biasanya begitu yes) ya memang karna cueknya jadi ku ga ngerasain dikomentarin ini itu, cuma kadang yg bikin ku resah beliau suka minta sesuatu yg menurutku suka ga pakai mikir lagi... contoh, minta belikan maskara, baju, kurma 2kg, tas, dan itu sekali minta lho. Belum lagi kalo minta dibantu finansial, sekali sebut bisa jut-jutan.. Walau ga sering tp kan cukup bikin puyeng yah wkwk..�� yg jadi masalah, kok ya mertua saking cueknya malah jadi ga mikirin kondisi kami gitu ya hahaha
ReplyDeletehmmm.. ibu mertuaku masih muda, umur ku 24 umur beliau baru 42, hehehe
ReplyDeleteibu mertuaku sebetulnya orang yg baik, perhatian, suka kasih makanan, kasih oleh-oleh, tapi... kayanya masalah ada di dalam diriku
dari kecil, aku mmg susah bergaul, susah ngomong basa basi, bermanis-manis, membuat topik terlebih dahulu.. jadi kalo lagi di rmh mertua, suka jadi kacang goreng, gariinkk... di tambah lagi perbedaan bahasa kami, yg aku kadang susah bagnet ngerti mertua ku dan keluarga dari suamiku ini ngomong apa huhuhu T_T jadi itu mungkin yg bikin aku jg berasa beban kalo si suami ngajakin ke rmh mertua T_T dan jadinya mertuaku suka nanyain, kok ngga nginep, kok mainnya cepet, dsb T_T
tapi aku harus berubah, harus berusaha menjadi mantu yg diinginkan mertua
aamiin
ReplyDelete검증카 먹튀검증 안전놀이터