*SUPER LATE POST ALERT* Draft blogpost ini udah terbengkalai lama banget nget. Nulis udah sejak bulan Maret abis ikut seminar tentang memilih sekolah yang tepat untuk anak, terus males lanjutin wkwk. Beberapa hari lalu, saya intisariin dikit di Instagram, pakai 3 post. Terus jadi berniat nyelesaiin ini heheh.
Seminar dengan narasumber Karuningtyas Rejeki dan Dian Indri Purnamasari ini kasih saya banyak insights. Banyak momen "OOO gitu toh" dan "Asyem, bener juga yah" gitu loh haha. So here we go!
Itu ternyata terjawab di seminar. Nanti yah saya jembreng. Ini saya bingung mau mulai dari mana yaaaa. HAHAHA.
Note:
📌 Ada beberapa poin materi yang disadur dari e-book Bukik Setiawan. So, maybe some of you have ever read these. Nanti saya tambah-tambahin poin penjabaran dari narasumber yah.
📌 Just to be clear, Karuningtyas Rejeki (Mba Tyas) bicara dari kacamata lulusan Psikologi yang kini aktif jadi fasilitator event pendidikan anak. Meanwhile, Dian Indri Purnamasari (Mba Indri) bicara dari kacamata orangtua dengan dua anak yang duduk di tingkat SD dan SMP, jadi udah lebih khatam tentang pilih-pilih sekolah.
Materi yang pertama banget dijembreng oleh Mba Tyas adalah tentang salah kaprah dalam pilih sekolah. #JLEBH
SALAH KAPRAH:
🏫 Pilih sekolah berdasarkan fasilitas, BUKAN pada bagaimana dan sesering apa fasilitas itu digunakan.
Misal, katakanlah ada sekolah yang library nya super besar dan bukunya super lengkap. Kita perlu cek, sesering apa murid mengakses library? Apakah semua murid bisa akses? Bagaimana pihak sekolah / guru berupaya dalam menumbuhkan minat baca pada murid? Sesering apa ada kegiatan sekolah yang bertempat di / mendorong siswa nya ke perpustakaan?
🏫 Pilih sekolah berdasarkan banyaknya piala dan gelar juara (atau orientasi hasil), BUKAN pada suasana belajar dan kebersamaan warga sekolah (atau orientasi proses).
Karena gini, sekolah yang deretan gelar dan pialanya berderet-deret, apakah itu mewakili SEMUA anak? Tentu tidak. Pasti hanya mewakili sebagian yang berprestasi dan langganan juara. Pertanyaannya, kalau anak kita ternyata tidak berprestasi, bagaimana sekolah akan membimbing, menuntun, dan mengapresiasi?
🏫 Pilih sekolah berdasarkan tampilan yang sempurna, BUKAN pada tampilan yang menunjukkan proses belajar.
Contoh paling mudah untuk poin ini adalah preschool dan TK. Apakah yang dipajang di dinding hanya hasil karya anak yang sempurna doang? Apakah mereka cuma memajang hasil mewarnai yang semuanya rapi tanpa keluar garis, hasil nulis angka atau huruf yang nggak pletat-pletot? Kalau iya, kemungkinan besarnya adalah sekolah itu hanya apresiatif pada anak-anak yang bisa 'dibanggakan.'
🏫 Pilih sekolah berdasarkan gengsi orangtua, BUKAN pada dampak sekolah terhadap semangat belajar anak.
Alias pilih yang ... mahal tanpa tahu apa yang sebenernya ditawarkan dari sekolah itu. Don't get this wrong yah. Tidak salah pilih sekolah yang mahal kalau emang mampu. Tapi, pastikan, kita mempertimbangkan poin-poin yang lain juga. Jangan sekedar berasumsi mahal = bagus, tanpa cari tahu lagi.
🏫 Pilih sekolah berdasarkan mimpi orangtua, BUKAN melihat kebutuhan anak.
Mungkin kadang kita mikir, "Dulu sekolahku nggak ada club musiknya. Padahal, sekolah si A yang ada club musik dengan fasilitas alat musik lengkap kayaknya enak. Ah nanti aku harus cari sekolah buat anakku yang punya club musik nya!" Pertanyaannya, anak kita kira-kira ada minat ke musik atau nggak? Kalau ternyata anak kita sukanya olahraga, nggak minat sama musik, ya kan jadi kurang tepat rasanya.
Untuk poin ini, wejangan dari Mba Tyas bagus banget deh. Beliau bilang, kita sebagai orangtua harus membenahi harapan-harapan dan target-target kita zaman dulu. Ini yang mau sekolah anak kita loh, bukan kita menyekolahkan diri sendiri di masa kecil dulu berwujud anak kita. Keinginan kita zaman dulu, kira-kira diinginkan dan dibutuhkan sama anak juga atau nggak? This!
Pilih sekolah itu sebisa mungkin kudu yang ternyaman untuk anak. Kenapa? Karena sekolah, kelak, akan jadi rumah kedua mereka. Untuk tingkatan preschool dan TK mungkin ini belum begitu terasa. Tapi nanti di SD, dan seterusnya, bakal kerasa banget. Berapa jam anak habisin waktu di sekolah saat SD? Bisa pagi sampai siang. Ada juga yang malah pagi sampai sore. Jadi ya butuh nyaman kan.
Kalo anak nggak nyaman, emang dampaknya gimana? Nah itu dibahas juga, gengs.
AKIBAT NEGATIF yang bisa dirasakan anak:
😫 Stress. Mudah cemas, jadi sangat pasif atau sebaliknya jadi sangat agresif, selera makan jadi nggak stabil, susah tidur. Stress ini basically wajar sebenernya, apalagi di lingkungan baru. Cuman kita perlu perhatiin, stressnya masih wajar nggak dan berapa lama stress nya.
Stress ini beneran pernah saya lihat dari pengalaman anak temen saya loh. Jadi saya denger dari orangtua nya langsung. Ceritanya, si anak masuk SD ke SDIT. Bagus sekolahnya juga programnya. Tapi jam belajarnya panjang banget dan sangat padat. Padahal selama di TK kan anak itu 'hanya' banyak bermain. Otomatis kaget si anak ini. Stressnya di dia berupa jadi ngigau terus sambil marah-marah, dan suka mogok sekolah. Itu berlangsung sampai cukup lama.
Bukan berarti sekolah yang dipilih temen saya itu tidak tepat. Ini cuma highlight bahwa anak stress itu sangat amat mungkin terjadi.
Stress ini beneran pernah saya lihat dari pengalaman anak temen saya loh. Jadi saya denger dari orangtua nya langsung. Ceritanya, si anak masuk SD ke SDIT. Bagus sekolahnya juga programnya. Tapi jam belajarnya panjang banget dan sangat padat. Padahal selama di TK kan anak itu 'hanya' banyak bermain. Otomatis kaget si anak ini. Stressnya di dia berupa jadi ngigau terus sambil marah-marah, dan suka mogok sekolah. Itu berlangsung sampai cukup lama.
Bukan berarti sekolah yang dipilih temen saya itu tidak tepat. Ini cuma highlight bahwa anak stress itu sangat amat mungkin terjadi.
😫 Bersikap negatif. Contoh: bersikap negatif ke temen atau guru, malas masuk sekolah, sedih banget kalau harus sekolah. Bukan cuman sedih yang sehari, dua hari, tapi sampai lama.
😫 Benci belajar, benci bahas apapun yang berkaitan sama sekolah. Kayak terus menghindari topik persekolahan.
😫 Masalah emosi dan sosial.
😫 Kepatuhan semu.
Nah udah, draft blogpost saya cuman sampai situ hahaha. Sisanya, saya cuman copy paste dari caption 3 post Instagram saya aja yah.
LANGKAH MEMILIH sebelum akhirnya memutuskan:
1) Hitung kemampuan kita dulu sampai tahu pasti kita sanggup bayar sekolah dengan biaya seberapa. Ini bakal mengeliminasi sekolah yg rate nya nggak bisa kita jangkau. Misal mampunya di sekolah yang 1 juta/bulan, ya ngapain 'repot' survey ke sekolah 5 juta/bulan. Kecuali kalau emang mau niatin nabung banget & yakin bisa.
2) Kenali harapan kita. Pengen anak dapet banyak pelajaran agama? Berarti perlu cari tahu sekolah yang siswanya homogen seagama semua. Pengen anak terbiasa ngomong Bahasa Inggris? Artinya akan cari opsi sekolah yang pakai bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar kan. Pengen anak bisa banyak chance main di alam nggak melulu di dalam gedung terus? Maka akan cari info sekolah yang green area nya luas, atau malah sekolah alam. Etc. Dengan mengenali harapan, otomatis kandidat sekolah yang akan kita survey jadi lebih mengerucut.
3) Bangun kesepakatan dengan anak. Meski kita punya harapan sendiri, tetep perlu ya menyesuaikan sama opini/minat anak. Karena Aiden masih 3 tahun dan saya carinya itu TK, jadi masih saya yang membuat pilihan banget. Nah, menyesuaikannya dengan cara mengamati Aiden tuh sukanya apa.
Selama ini dia terlihat menikmati saat belajar kosakata atau saya ajak ngobrol dalam Bahasa Inggris. Menikmati di sini maksudnya, Aiden betah, tidak menolak, dan mau mengikuti. Di daycare nya juga terlihat. Setiap English Club seminggu sekali, Aiden most of the time duduk paling depan dan nyimak banget. Gurunya nyanyi atau ngucap apa, dia ngikutin. Sampai rumah, masih diulang-ulang terus. Semangat yang begini nggak terjadi di semua kegiatan. Jadi mungkin nanti saya bakal pilih TK yang English speaking (contoh aja).
Selama ini dia terlihat menikmati saat belajar kosakata atau saya ajak ngobrol dalam Bahasa Inggris. Menikmati di sini maksudnya, Aiden betah, tidak menolak, dan mau mengikuti. Di daycare nya juga terlihat. Setiap English Club seminggu sekali, Aiden most of the time duduk paling depan dan nyimak banget. Gurunya nyanyi atau ngucap apa, dia ngikutin. Sampai rumah, masih diulang-ulang terus. Semangat yang begini nggak terjadi di semua kegiatan. Jadi mungkin nanti saya bakal pilih TK yang English speaking (contoh aja).
4) Cari informasi tentang sekolah. Bisa dari internet dulu, sosmed, nanya temen2 yang anaknya udah duluan sekolah di sana.
5) Observasi ke sekolah. Kalo kata seminar kemarin, usahakan banget datang minimal 2x. Jangan hanya saat open house, tapi di hari biasa juga. Karena saat open house itu sedikit banyak pasti ada unsur 'settingan' heheh.
6) Wawancara ke sekolah.
7) Pertimbangkan jarak rumah-sekolah, doable/no?
Poin ke-5, observasi sekolah. Apa aja yang perlu diamati? Ini dia, buibu.
CHECKLIST OBSERVASI SEKOLAH:
Bagian 👌🏻 artinya adalah kondisi yang baik / diharapkan, kalau mengacu pada materi seminar kemarin yah.
👀 Mebel di kelas
👌🏻 Kursi mengelilingi meja untuk interaksi maksimal. Kalau berderet depan-belakang, kursi paling belakang masih masuk jarak bisa mendengar dan terlibat dalam aktivitas kelas.
👀 Dinding
👌🏻 Nggak hanya dipenuhi dengan hasil karya siswa yg 'sempurna' tapi juga menampilkan hasil yang masih belum rapi, tandanya ada proses belajar & tandanya sekolah tidak hanya mengapresiasi siswa terbaik. Ada rule kelas yang disepakati dan dipatuhi bersama. Ada mading/karya siswa, bukan hanya poster produk jadi.
👀 Wajah siswa
👌🏻 Excited, sibuk berkegiatan, tidak kosong/bosan
👀 Suara di kelas
👌🏻 Sering terdengar suara siswa diskusi/berkelompok, bukan hanya suara guru yang nyerocos terus & nggak melibatkan siswa
👀 Benda-benda
👌🏻 Semarak dengan buku menarik, buku bergambar, alat seni, teaching aid. Nggak cuma buku teks tebal & worksheet 'serius'
👀 Posisi guru
👌🏻 Tampak sering ngider, berinteraksi dengan siswa, nggak hanya mangkal di depan terus
👀 Suara guru
👌🏻 Nggak melengking/menghardik, hangat, & ramah, sesekali terdengar nanya/nyemangatin siswa
👀 Toilet
👌🏻 Terpisah antara boy/girl, ada pintu, nggak terlalu jauh dr kelas
👀 Sekitar sekolah
👌🏻 Nggak langsung pas bgt sama jalan raya ramai, tapi ga sesepi itu juga (ada rumah warga)
LIST PERTANYAAN KE SEKOLAH:
🙋🏻♀️ Bagaimana proses belajar?
👌🏻 Variatif, nggak cuma dikte/ceramah yang satu arah. Consider potensi & cara belajar each kid. Melihat pentingnya menikmati proses belajar, bukan hanya final result.
🙋🏻♀️ Bagaimana cara sekolah menilai proses/hasil belajar?
👌🏻 Nggak ada ranking. Ada beberapa jenis dan waktu penilaian. Penilaian ada di awal, selama, & di akhir proses belajar, bukan hanya di akhir saja.
🙋🏻♀️ Bagaimana sekolah upgrade kemampuan guru?
👌🏻 Ada training untuk guru baru & kegiatan reguler (training/meeting evaluasi) dari sekolah untuk guru
🙋🏻♀️ Bagaimana sekolah melibatkan orangtua?
👌🏻 Ada meeting reguler di awal/akhir ajaran, ada kegiatan untuk orangtua (seminar/talkshow parenting/pendidikan/etc), orangtua punya hak & akses untuk berkomunikasi dengan guru/sekolah. Biasanya sekarang parents itu dikumpulkan jadi satu dalam WA group sih.
🙋🏻♀️ Bagaimana cara melibatkan siswa dalam lingkungan sekitar sekolah?
👌🏻 Sesekali ada proyek/kegiatan belajar yang memfasilitasi siswa interaksi dengan masyarakat
🙋🏻♀️ Bagaimana school policy terhadap bullying?
👌🏻 Dihandle secara terbuka & melibatkan semua pihak. Ada sangsi/teguran untuk pembully.
🙋🏻♀️ Bagaimana sekolah memperlakukan siswa minoritas?
👌🏻 Nggak ada aktivitas spesial untuk siswa mayoritas. Semua aktivitas sama & setara untuk para siswa
Personal opinion: List observasi & pertanyaan ini 'hanya' untuk bekal, biar nggak totally blank harus mempertimbangkan apa aja saat milih sekolah. At the end, mungkiiinnn kadang ada 1-2 hal yg belum sesuai sama harapan. Buat saya pribadi sih nggak apa-apa, selama nggak bersebrangan banget sama prinsip utama kita masing-masing. Nggak ada sekolah yang sempurna. Jadi kalau aku nggak nganggep 👌🏻 pointsnya sebagai sesuatu yang saklek harus lengkap ada semua di satu sekolah.
Tips:
Kumpulin info-info sekolah itu, lebih baik ditulis. Satu, biar nggak lupa. Dua, biar bisa enak saat diskusi sama suami. Tinggal nyodorin rangkuman poin-poin aja kan, terus dibahas sama-sama. Tiga, untuk mempermudah kita saat mau bandingin sama kandidat sekolah lain di saat kita punya let's say 3 pilihan sekolah yang paling nyantol.
Saya bikin school survey sheet nih biar info-info tentang sekolah nya bisa rapih. Lagi niat amat, jadi bikin 3 desain hahaha. Pas banget emang besok mau dateng ke open house dan free trial salah satu TK inceran soalnya. Isinya poin checklist observasi sekolah dan list pertanyaan ke sekolah yang tadi udah saya jembreng di atas. Sekalian ditambahin space informasi nama sekolah, alamat, program, fasilitas, biaya, dan catatan.
Ini boleh banget kalau kamu mau download dan pakai juga. Saya upload each desain dalam format pdf jadi tinggal print enak.
Desain 1 ― download di sini
Tips:
Kumpulin info-info sekolah itu, lebih baik ditulis. Satu, biar nggak lupa. Dua, biar bisa enak saat diskusi sama suami. Tinggal nyodorin rangkuman poin-poin aja kan, terus dibahas sama-sama. Tiga, untuk mempermudah kita saat mau bandingin sama kandidat sekolah lain di saat kita punya let's say 3 pilihan sekolah yang paling nyantol.
Saya bikin school survey sheet nih biar info-info tentang sekolah nya bisa rapih. Lagi niat amat, jadi bikin 3 desain hahaha. Pas banget emang besok mau dateng ke open house dan free trial salah satu TK inceran soalnya. Isinya poin checklist observasi sekolah dan list pertanyaan ke sekolah yang tadi udah saya jembreng di atas. Sekalian ditambahin space informasi nama sekolah, alamat, program, fasilitas, biaya, dan catatan.
Ini boleh banget kalau kamu mau download dan pakai juga. Saya upload each desain dalam format pdf jadi tinggal print enak.
Desain 1 ― download di sini
Niat amat survey sheetnya sampai 3 desain 😍
ReplyDeleteMakasih ya, Mami Gesi yg cetar membahana
Sungguh informatif dan bermanfaat 💕💕 makasih mami Aiden.
ReplyDeleteHai mbak ges...
ReplyDeleteAku guru sd swasta di daerah jogja selatan. Seneng bisa tambah ilmu ttg milih sekolah. Dan seneng juga.... poin2 ini bisa ku jadikan evaluasi untuk sekolahku. Trims mbak atas ilmunya...
Thanks for the detailed survey report. It’s very helpful for understanding the condition of the property.Ocean Pro Boat Inspections
ReplyDelete"Thanks for explaining the need for axle inspections. It’s crucial for balancing the load and smooth towing."
ReplyDeleteOceanPro Boat Inspections Trailer tires